Rabu, Oktober 16, 2024
Ilmu Alamiah DasarKuliah

Variabilitas Kehidupan (Makalah)

BAB
I
PENDAHULUAN
1.     
Latar belakang
Ilmu Alamiah Dasar mempelajari tentang ilmu alam semesta beserta
isinya dan makhluk yang hidup didalamnya. Salah satunya Variabilitas kehidupan
dan Fitogeografi .Variabilitas adalah sifat beda dari organisme dalam satu
spesies atau populasi. Dengan adanya sifat beda akan terjadi variasai atau
keanekaragaman organism dalam satu spesies. Keanekaragaman dapat terjadi dalam
tingkat gen, populasi, atau komunitas.Keanekaragaman dipengaruhi baik factor
dari dalam (gen) dan factor luar (pengaruh lingkungan).Factor lingkungan
seperti makanan, suhu, cahaya, kelembaban, curah hujan, derajat keasaman tanam
(pH) bersama factor keturunan (gen) sangat berpengaruh terhadap fenotip. Jika
kita mengamati sifat-sifat yang ada pada makhluk hidup baik itu hewan, tumbuhan
atau manusia akan terlihat adanya persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan.
Keanekaragaman sifat ini sangat penting, karena tanpa adanya fariasi sifat pada
makhluk hidup, ilmu genetika tidak mungkin berkembang.Berbagai pola pewarisan
sifat dapat ditemukan dan diketahui karena adanya variasai sifat pada makhluk
hidup (Rondonuwu, 1989). Sedangkan Fitogeografi merupakan ilmu yang mempelajari
sebaran makhluk hidup (tumbuhan) atau distribusi vegetasi dibumi termasuk semua
faktor yang mengubah permukaan bumi oleh faktor fisik,iklim atau oleh interaksi
makhluk hidup dengan lingkungannya. Singkatnya fitogeografi kajian yang mempelajari
sebaran makhluk hidup di bumi pada masa yang lalu dan saat ini.
2.      Rumusan
Masalah
1)            
Pengertian Variabilitas Kehidupan
2)            
Dinamika Variabilitas Kehidupan
3)            
Perkembangan dan Variabilitas Makhluk
Hidup
4)            
Keanekaragaman Makhluk Hidup
5)            
Pengertian Fotogeografi
BAB
II
PEMBAHASAN
A.   
PENGERTIAN
VARIABILITAS KEHIDUPAN
Variabilitas kehidupan merupakan kondisi di mana sekumpulan skor sama
atau tidak. Jika sekumpulan skor itu sama, maka distribusi tersebut tidak
mempunyai variabilitas. Besar kecilnya variabilitas merupakan gambaran tentang
penyebaran distribusi.
 Pengertian
lain menyatakan bahwa ukuran variabilitas adalah suatu ukuran yang mengukur
sebaran data. Karena yang diukur adalah seberapa jauh data menyimpang dari
rata-ratanya, maka ukuran variabilitas sering disebut sebagai ukuran
penyimpangan (Subagyo, 1988: Bab 4).
 Dalam
artikel lain juga dinyatakan bahwa ukuran penyebaran (variabilitas) adalah
suatu ukuran yang menyatakan seberapa besar nilai-nilai data berbeda
ataubervariasi dengan nilai ukuran pusatnya atau seberapa besar penyimpangan
nilai-nilai data dengan nilai pusatnya.
 Dari
berbagai pengertian di atas dapat dipahami bahwa yang dimaksud ukuran
variabilitas (penyebaran) adalah ukuran yang mengukur seberapa jauh data yang
ada menyimpang dari ukuran pusatnya (tendency central).[1]
Tingkat variabilitas kehidupan
(keanekaragaman hayati) menyatakan adanya berbagai perbedaan atau variasi
bentuk, penampilan, jumlah dan sifat-sifat lainnya diantara organisme. Variasi
terjadi mulai dari tingkat gen, jenis sampai dengan tingkat ekosistem.
Variabilitas kehidupan tingkat gen
menjelaskan adanya variasi faktor-faktor keturunan di dalam dan diantara
individu dalam suatu populasi. Disebabkan oleh perbedaan susunan dari asam
nukleat yang berfungsi sebagai pembentuk kode genetic.
Variabilitas kehidupan tingkat jenis
menunjukkan semua variasi yang adapada pada makhluk hidup antar jenis, yang
akan mengakibatkan terjadinya variabilitas kehidupan tingkat ekosistem.
Variabilitas kehidupan tingkat ekosistem
dapat disebabkan oleh perbedaan kondisi lingkungan abiotik pada suatu daerah, seehingga
organisme yang hidup didalamnya berbeda-beda. Contohnya ekosistem gurun, padang
rumput, pegunungan dan pantai.
B.    
DINAMIKA
VARIABILITAS KEHIDUPAN
Tingginya variabilitas kehidupan pada
suatu wilayah/daerah dapat menunjukkan potensi ekonomi wilayah tersebut.
Variabilitas kehidupan dapat menghasilkan suatu produk yang sangat berguna bagi
manusia, diantaranya sebagai sumber pangan, bahan baku industri farmasi dan
kosmetik serta sumber plama nuftah sebagai produk alam hayatidi masa datang.
Variabilitas kehidupan memilki potensi
besar untuk memberikan berbagai macam jasa lingkungan yang sangat berharga bagi
kepentingan pembangunan, antara lain sebagai sarana pendidikan dan penelitian,
pertahanan keamanan, pengatur iklim, dan sebagai pengatur proses ekologi pada
suatu daerah misalnya daur materi dan energi, sumber keindahan dan pariwisata,
media transportasi dan komunikasi pada wilayah perairan, sumber energi dan
kawasan perlindungan (konservasi dan preservasi).
Beberapa bentuk ancaman yang sangat
serius terhadap keberadaan variabilitas kehidupan diantaranya adalah
pencemaran, pembakaran dan pembabatan hutan.
Pemerintah telah mengeluarkan
Undang-undang No.4/1982 tentang Ketentuan –ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup, yang menetapkan perlindungan terhadap lingkungan hidup,
meliputi perlindungan sumber daya alam fisik (non hayati) dan hayati
ekosistemnya, dan perlindungan sumber daya alam buatan serta perlindungan cagar
buadaya.[2]
C.   
PERKEMBANGAN
DAN VARIABILITAS KEHIDUPAN
1.                 
Reproduksi
dan Perkembangbiakan
Telah
kita ketahui bahwa inti sel memegang peranan penting dalam proses pembelahan
sel atau reproduksi sel.
Adapun
sitoplasma memegang peranan penting dalam metabolism sedangkan membran berperan
antara lain dalam iribilitas, namun ketiganya tak dapat berbuat sesuatu
sendiri-sendiri. Mereka merupakan satu kehidupan yang utuh.
Metabolisme
menyebab protoplasma sel menjadi semakin banyak dan ini menyebabkan sel itu
tumbuh menjadi besar sampai batas tertentu. Hal ini berlaku untuk semua sel
baik itu berasal dari makhuk hidup bersel tunggal seperti amuba maupun dari
makhluk hidup bersel banyak seperti manusia. Apabila sudah sampai batas
maksimumnya, sel akan membelah menjadi dua sel yang baru atau akan mati.
Kecambah akan menjadi pohon besar, kecebong akan menjadi katak atau janin
tumbuh menjadi manusia dewasa, itu semua adalah akibat dari pembelahan sel.
makin besar makhluk hidup, makin banyak pula jumlah selnya. Dari hasil
pengamatan melalui mikroskop terhadap berbagai jenis makhluk hidup ternyata
terlihat adanya dua macam pembelahan sel yaitu tipe mitosis dan amitosis.
Mitosis
artinya proses pembelahan sel dengan tahapan-tahapan atau phase tertentu,
sedangkan amitosis berarti suatu proses pembelahan sel yang terjadi tanpa
melalui tahapan tertentu. Jadi kata depan a
dari amitosis berarti tidak atau tanpa.
1)            
Amitosis
Pembelahan
sel tipe amitosis disebut juga pembelahan sel secara langsung karena memang
tidak melalui phase-phase tertentu. Proses pembelahan tersebut adalah sebagai
berikut :
a.             
Mula-mula terbentuk dinding baru pada
sel dewasa dan inti sel mendekati dinding itu.
b.            
Inti membelah dua dan bergerak saling
menjauhi.
c.             
Gerakan slaing menjauhi itu diikuti oleh
dinding sel.
d.            
Terbentuk dua sel ”anak” yang akan
berkembang jadi dewasa dan membelah lagi dan seterusnya.
2)            
Mitosis
Tipe
pembelahan sel ini lebih kompleks dari pada amitosis, sering disebut juga
pembelahan tak langsung. Sebelum dua sel anak terbentuk, terlebih dahulu
terjadi  perubahan-perubahan dalam inti
sel. Perubahan itu melalui 5 tingkatan atau phase yaiu :
1)            
Interphase
Suatu
phase di mana sel dalam keadaan dewasa terdapatnya semua kegiatan hidup,
kecuali pembelahan sel. Khromatin Nampak sebagai butiran-butiran yang tersebar
dalam inti sentrosom tampak di luar inti.
2)            
Prophase
Sentrosom
membelah menjadi dua dan bergerak berlawanan arah.Pasangan ini disebut sentriole. Khromatin berubah menjadi
benang-benang yang nampa dengan jelas, disebut khromosom. Pada akhir prophase, khromosom ini yang identik, disebut
khromatida.Sedangkan pada sentriola
terbentuk benang-benang protoplasma yang disebut aster.
3)            
Metaphase
Pada
phase ini butir nukleolus yang masih tampak pada phase prophase ternyata tak
nampak lagi. Pasangan khromosom menjadi pendek, menempatkan diri dalam bidang
ekuator dengan sentriole sebagai kutub-kutubnya.
4)            
Anaphase
Pasangan
khormatid mulai memisahkan diri masing-masing ke arah kutub yang berlawanan.
5)            
Telophase
Pada
phase ini masing-masing khormatid sudah benar-benar terpisah dari pasangannya,
dan sel yang identik. Sementara itu khormatid yang sebenarnya suatu khromosom
“anak” ini kemudian mengkerut menjadi butir-butir khromotin.Nukleolus dan
membran inti terbentuk kembali. Maka kembalilah sel seperti pada interphase.
a)            
Mitosis pada tumbuhan
Contoh
pada uraian di atas adalah dari sel hewan. Proses mitosis pada sel tumbuhan
pada hakekatnya sama, perbedaannya terletak pada :
1)            
Pada tumbuhan tidak terdapat sentrosom
2)            
Pada tingkat telophase sel tumbuhan
memperlihatkan terbentuk nya dinding sel yang membagi sel menjadi dua sel anak.
Pada tingkat itu sel hewan memperlihatkan pembentukan membran plasma kemudian
membagi diri menjadi dua sel anak.
b)           
Perkembangan makhluk hidup bersel
banyak
Yang
dimaksud dengan makhluk hidup bersel banyak di sini ialah tumbuhan, hewan dan
manusia. Terdapat dua tipe perkembangbiakan yaitu :
1)            
Aseksual, di mana terjadi pembentukan
individu baru dari satu induk tanpa melalui hubungan atau perpaduan antara dua
sel kelamin.
2)            
Seksual, di mana pembentukan individu
terjadi melalui peleburan atau perpaduan antara dua sel kelamin. Berarti di
sini diperlukan dua sel induk untuk menghasilkan satu keturunan atau lebih.
a)            
Perkembangbiakan aseksual
Yang
termasuk dalam perkembangbiakan aseksual antara lain :
1)            
Pembelahan kembar
Sel
membelah membentuk dua sel anak yang mempunyai jumlah sitoplasma yang sama.
Hampir semua tumbuhan tingkat rendah dan hewan bersel satu berkembang baik
dengan cara ini. Induknya tidak mati tetapi membentuk dua individu baru.
Contoh :Amuba, yaitu
binatang bersel satu penyebab penyakit disentri. Paramecium, Bakteri, dan
Spirogyra.
2)            
Kuncupan
Cara
ini terdapat baik pada tumbuhan maupun pada hewan. Inti membelah menajdi dua
belahan yang sama, tetapi sitoplasmanya membelah tidak sama besar. Bagian yang
kecil disebut kuncup.
Contoh : Hydra,
binatang bunga karang.
3)            
Pembentukan Spora
Spora
adalah sel yang kecil sekali, diliputi oleh dinding sel lulosa ang keras.Spora
dibentuk dari inti makhluk hidup bersel satu. Inti akan membelah menajdi bnyak
inti. Tiap inti dengan sedikit sitoplasma dan dikelilingi oleh dinding akan
membentuk spora. Dengan menembus dinding sel dari sel baru. Proses ini disebut sporulasi.
Contoh
: Perkembangbiakan secara sporulasi terdapat pada jamur roti.
4)            
Perkembangbiakan Vegetatif
Perkembangbiakan
vegetatif ialah perkembangbiakan melalu salah satu organ dari tubuh makhluk
hidup itu diberi fungsi untuk reproduksi. Orgam itu dapat akarnya, batangnya,
daunnya ataupun jumbinya, sebagian besar tumbuhan mengikuti cara ini.
Contoh
: Kentang, pada “mata” dari umbi  kentang
dapat tumbuh pohon kentang yang baru. Pisang melalui umbi batang tumbuh
“anaknya”; singkong dengan batang. Tumbuh-tumbuhan dapat juga berkembang atas
bantuan manusia seperti cangkok, setek dan sebaginya pada pohon mangga, jeruk
meskipun pada tumbuhan ini dapat secar alami melalui cara seksuil aau dari
buahnya. Keuntungan cara vegetatif buatan ini ialah mendapatkan individu baru
yang identik dengan induknya sedangkan pada seksual dapat berubah.
b)           
Perkembangbiakan melalui cara
seksual
Cara
ini berlaku baik untuk tumbuhan maupun hewan, dan terjadi bila ada dua sel
kelamin bersatu. Selama poses berlangsung, kedua inti bersatu demikian pula sitoplasmanya.
Dengan cara seksual maka dapat dihasilkan banyak varasi dan sifat-sifat pada
inidvidu baru.
Contoh
: Tumbuhan mempunyai sifat AaBb. Dengan cara ini vegetatif keturunannya dapat
bervariasi menjadi AABB, AaBb, aabb, dan seterusnya. Inilah salah satu sebab
terjadinya variabilitas makhluk hidup atas dasar sifat keturunannya.
Dua
sel kelamin yang menjadi satu disebut gamet.Hasil peleburan drai gamet disebut zygot.
Ada
beberapa tipe dari perkembanghiakan seksual :
1)       
Konjugasi
Apabila
dua sel khusus mempunyai bentuk  yang
sama, disebut isogamete. Proses peleburan dua isogamet disebut konjugasi.
Contoh
: Tumbuhan dan hewan tingkat rendah.
2)       
Fertilasi
Apabila
dua sel khusus mempunyai bentuk yang tidak sama disebut heterogamete. Proses
peleburan dua heterogamete disebut fertilasi, dan terbentuklah zygot.
Contoh
: Pada tumbuhan dan hewan tingkat tinggi. Zygot kemudian membelah seperti
individu bersel satu. Perbedaannya adalah bahwa semua sel berlekatan satu dengan
yang lainnya dan merupakan awal dari pertumbuhan dan perkembangan individu.
Setiap phase tumbuhan mengikuti pola tertentu sampai menjadi organisme yang
dewasa.
2.                      
Evolusi
Evolusi
adalah perubahan yang semua itu terjadi secara perlahan dan terus-menerus.
Adanya
evolusi tidak hanya dapat dilihat dari penelitian fosil-fosil tetapi juga dapat
dilihat dari adanya persamaan dan perbedaan embrionya (embrio =  janin) atau dengan perbandingan faal
tubuhnya.
     Teori Evolusi :
Sejarah
bumi dengan fosil-fosilnya itu bukan teori tetapi fakta-fakta. Teori evolusi
mencoba menjawab mengapa terjadi evolusi itu :
1)     
Teori Lamarck : Evolusi disebabkan
karena adaptasi makhluk hidup pada lingkungan yang kemudian diteruskan pada
keturunannya.
2)     
Teori Darwin : Evolusi disebabkan oleh
seleksi alam.
3)     
Teori Darwin – Weismann : Evolusi adalah
gejala seleksi alam terhadap faktor genetika.
4)     
Teori De Vries : Evolusi disebabkan oleh
adanya mutasi dari gen.
D.      
KEANEKARAGAMAN
MAKHLUK HIDUP
Sebelum kita menjelaskan bentuk dan
ukuran dari suatu organisme, biasanya kita membuat gambaran apakah ia tumbuhan
atau hewan. Umumnya orang sudah menegnal sifat-sifat umum dari tanaman dan
hewan.Mislanya perkataan “pohon” orang sudah segera menegnalnya bahwa yang
dimaksud adalah tanaman.Tetapi apabila terdapat banyak pohon, perkataan pohon
saja kurang memberi gambaran yang jelas yang ana yang dimaksudkan.
1.       
Sistem Klasifikasi
       Ahli ilmu pengetahuan memperkirakan bahwa
di bumi ini terdapat jutaan organisme hidup.
2.        
Dunia tanaman dan hewan
       Semua organime hidup di abgi 2 bagian
besar, ialah dunia tanaman dan dunia hewan. Kemudia di bagi lagi dalam phylum
(division pada tanaman), kelas, ordo, family, genus, species, dan ras (varietas
pada tanaman)
3.       
Dunia tanaman
1)            
Thallophyta (ganggang dan jamur)
Merupakan
tanaman yang paling sederhana.Tidak mempunyai akar, batang dan daun yang
sebenarnya.
2)            
Bryophyta (lumut hati dan lumut daun)
Adalah
tanaman dengan daun-daun yang sederhana dan bagian-bagian yang menyerupai akar
dan batang.
3)            
Pterdopyta (paku)
Merupakan
tingkatan yang lebih maju lagi.Sudah mempunyai daun, batang dan akar yang
sebenarnya.Cara berkembangbiak belum menggunakn biji, tetapi masih dengan
spora.
4)            
Spermatophyrta (tumbuhan biji)
Merupakan
tingkatan yang lebih atau yang paling maju tingkatannya. Antara lain
rumput-rumputan dan tanaman-tanaman golongan. Berkembangbiak dengan biji,
mempunyai sistem perakaran luas, untuk menyerap air dan mineral-mineral.
4.       
Dunia Hewan
1)            
Protozoa
Adalah
hewan yang bersel satu yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop.
2)            
Porifera
Phylum
ini termasuk hewan bunga karang.Spons yang biasa kita pakai untuk mandi adalah
binatang sel-sel hidupnya sudah mati dan hanya tinggal skeletnya. Spons tau
hewan bunga karang adalah hewan yang bersel banyak di mana masing-masing sel
berhubungan atau tergantung satu sama lain.
3)            
Coelenterata
Hewan
yang menarik ini disebut sebagai “bunga laut”. Misalnya “Jelly Fish”
(ubur-ubur)  dapat memberikan sengatan
yang parah.
4)            
Platyhlemintes
Cacing
gepeng seperti ini perkembangannya kurang maju dibandingkan dengan cacing-cacing
lainnya karena saluran pencernaannya hanya mempunyai satu lubang, diaman
pengambilan makanan dan pengeluaran zat-zat sisa terjadi melalui lubang
tersebut.
5)            
Nemathelmintes
Cacing
bundar ini pada umumnya adalah parasit. Saluran pencernaannya mempunyai dua lubang,
ia tidak bersegmen.
6)            
Annelida
Ia
merupakan cacing kompleks dengan struktur tubuh yang sudah maju. Contohnya
adalah cacing tanah.
7)            
Echinodermata
Merupakan
binatang laut, mempunyai kulit yang berduri, tubuhnya tersusun seperti roda
atau binatang yang radial simetris.
8)            
Molluska
Adalah
hewan yang bertubuh lunak, terdapat di darat, laut dan air tawar.Kira-kira
90.000 species telah diidentifikasikan.Hewan-hewan berbadan lunak dan tidak
bersegmen.Kebanyakan mempunyai kulit pelindung.Karang tiram dan remis adalah
bivavula (mempunyai dua kutub).
9)            
Arthorpoda
Merupakan
avertebrata yang paling kompleks.Sifat-sifat dari phylum ini adaklah Crustacea,
Myriapoda, Arachnoidea dan Insekta.
10)        
Chordata
Semua
hewan dari phylum ini mempunyai nothocord atau tulang belakang.terbagi menjadi
4 sub phylum ialah Hemichordata, Urochordata, Chepalochordata dan Vertebrata.[3]
E.       PENGERTIAN FITOGEOGRAFI
Fitogeogafi
berasal dari kata
phyto artinya tumbuhan dan geographia artinya
gambaran bumi.[4]
·        
Menurut Shukla dan Chandel (1996),
 Fhytogeographia adalah Suatu kajian tentang
migrasi dan penyebaran tumbuh- tumbuhan di daratan atau perairan .
·        
Menurut Pontunim (1994)
Fhytogeographia
adalah Ilmu tentang perbedaan fenomena distribusi tumbuhan di bumi, mencakup
semua hal  yang mengubah atau
mempengaruhi permukaan bumi, baik oleh pengaruh fisik, iklim atau interaksi
dari makhluk hidup ke lingkungannya.
Jadi
Fitogeografi merupakan ilmu yang mempelajari sebaran makhluk hidup  (tumbuhan) atau distribusi vegetasi dibumi
termasuk semua faktor yang mengubah permukaan bumi oleh faktor fisik, iklim
atau oleh interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya.
Singkatnya
fitogeografi kajian yang mempelajari sebaran makhluk hidup di bumi pada masa
yang lalu dan saat ini[5].
Fitogeografi
merupakan ilmu yang banyak mempelajari tentang distribusi tumbuhan dari mulai
kontrol distribusi individual hingga faktor-faktor yang mempengaruhi total
komunitas dan semua tmbuh-tumbuhan. Fitogeografi dibagi dua bidang utama[6],
yaitu:
  1. Fitogeografi ekologi, yaitu menerangkan bagaimana
    peranan komponen biotik dan abiotik dalam mempengaruhi persebaran
    tumbuhan.
  2. Fitogeografi historical, yaitu mengenai rekonstruksi
    dari sejarah persebaran dan kepunahan dari taksa tumbuhan tertentu.
Berdasarkan
terdapat atau tidak terdapat jenis-jenis tumbuhan di suatu wilayah, dikenal 3
kelompok taksa tumbuhan, yaitu:
  • tumbuhan yang tersebar luas adalah kelompok taksa tumbuhan
    yang penyebarannya hampir terdapat di seluruh dunia di wilayah yang
    memiliki bermacam-macam zona iklim. Contoh plantago mayor, atau agathis
    australis
    tumbuhan endemik adalah tumbuhan yang
jenis-jenisnya tumbuh di wilayah terbatas dan terdapat pada daerah yang
tidak terlalu luas. Contoh Ginko biloba atau Rafflesia
arnoldii
dan
   tumbuhan discontinue adalah tumbuhan yang terpisah
pada dua atau lebih wilayah yang berjarak puluhan, ratusan atau ribuan
kilometer oleh adanya penghalang yang terdiri dari pegunungan atau gunung
yang tinggi di daratan atau pulau-pulau di laut. Contoh Empetum nigrum
atau Larrea tridentata.[7]
Ruang lingkup
fitogeografi berhubungan erat dengan analisis dan penjelasan tentang pola
distribusi tumbuhan dan makhluk hidup lainnya yang variasi jenis-jenisnya
sebagian besar dipengaruhi oleh lingkupan fisik tempat tumbuhnya berlangsung
pada saat ini dan masa lalu.
Adapun faktor
fisik yang mempengaruhi pola distribusi tumbuhan, yaitu:
  1. Iklim
  2. Tipe tanah
  3. Salinitas
  4. Variasi suhu
  5. Cahaya
  6. Tekanan air
Menurut konsep
dinamika fitogeografi, terdapat beberapa penyebab yang mempengaruhi pola dasar
distribusi vegetasi, yaitu:
  • kondisi habitat
  • respon tumbuhan
  • sifat adaptasi
  • migrasi dan
  • kelangsungan hidup yang sebagian besar tergantung pada sifat
    proses evolusi dan kemampuan bermigrasi.
1. pola sebaran
vegetasi
Menurut Weis,
(1963) dan Misra, (1980) pola dasar distribusi vegetasi dipengaruhi oleh:
  • habitat, sebagai tempat tumbuh tumbuhan yang mempunyai
    hubungan sangat erat dengan iklim
  • respon vegetasi dan sifat adaptasi tumbuhan terhadap
    lingkungannya bersifat khas dan sering menjadi karakteristik suatu jenis
    tumbuhan
  • migrasi
2. distribusi
vegetasi alam
Secara
fitogeografis, Shukla dan Chandel (19%) rnenyatakan bahwa terdapat beberapa
faktor ekologi yang berpengaruh terhadap distribusi tumbuhan. Faktor ekologi
tersebut adalah:
  • faktor sejarah geografi dan sebarannya
  • faktor migrasi
  • amplitudo ekologi 
BAB III
KESIMPULAN
Variabilitas kehidupan merupakan kondisi di mana sekumpulan skor sama
atau tidak.Jika sekumpulan skor itu sama, maka distribusi tersebut tidak
mempunyaivariabilitas. Besar kecilnya variabilitas merupakan gambaran tentang
penyebarandistribusi.
Fitogeogafi
berasal dari kata
phyto artinya tumbuhan dan geographia artinya gambaran
bumi.[8]
·        
Menurut Shukla dan Chandel (1996),
 Fhytogeographia adalah Suatu kajian tentang
migrasi dan penyebaran tumbuh- tumbuhan di daratan atau perairan .
·        
Menurut Pontunim (1994)
Fhytogeographia
adalah Ilmu tentang perbedaan fenomena distribusi tumbuhan di bumi, mencakup
semua hal  yang mengubah atau
mempengaruhi permukaan bumi, baik oleh pengaruh fisik, iklim atau interaksi
dari makhluk hidup ke lingkungannya.
Jadi
Fitogeografi merupakan ilmu yang mempelajari sebaran makhluk hidup  (tumbuhan) atau distribusi vegetasi dibumi
termasuk semua faktor yang mengubah permukaan bumi oleh faktor fisik, iklim
atau oleh interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya.


[3]
Abu Ahmadi, Ilmu Alamiah Dasar (Jakarta: PT Rineka cIpta, 1991) hal. 75-91
[4] http://dts.
Search.ask.com/ sr?I dts
& o=APN10640 & qsrcsr= 2870
& apn_dtid=^BND473^ yy” ID & ApN. Ptnrs,  2013-10-05,jam 15:20
[6]
Ibid
[7]
ibid
[8] http://dts.
Search.ask.com/ sr?I dts
& o=APN10640 & qsrcsr= 2870
& apn_dtid=^BND473^ yy” ID & ApN. Ptnrs,  2013-10-05,jam 15:20

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *