Perkembangan dan pengembangan IPA (Makalah)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan kumpulan pengetahuan
tersusun secara sistematis yang didasarkan pada penyelidikan dan interpretasi
terhadap peristiwa-peristiwa atau gejala alam melalui metode dan sikap ilmiah. Ilmu
ini terus berkembang, bertambah luas, dan mendalam sesuai dengan hasil-hasil
penemuan dan penyelidikan baru, menyebabkan timbulnya cabang-cabang ilmu yang
dikenal sebagai: Fisika, Kimia, Biologi, dan Ilmu Pengetahuan Bumi dan
Antariksa (IPBA). Dalam perkembangannya, ternyata banyak proses yang
penjelasannya memerlukan bantuan dari dua atau lebih cabang ilmu yang merupakan
kombinasi dari cabang-cabang yang telah ada, seperti Kimia Fisika, Biokimia,
Biofisika, dan Geofisika. Pembagian IPA dalam berbagai cabang tersebut
sebenarnya untuk lebih mempermudah mempelajari alam seisinya dari sudut pandang
tertentu. Namun di luar dari pada itu, satu hal yang pasti, yakni sasaran yang
diselidiki, diuraikan, dan dibahas adalah satu, yaitu alam semesta yang meliputi:
asal mula alam semesta dengan segala isinya, termasuk proses, mekanisme, sifat
benda maupun peristiwa yang terjadi.
tersusun secara sistematis yang didasarkan pada penyelidikan dan interpretasi
terhadap peristiwa-peristiwa atau gejala alam melalui metode dan sikap ilmiah. Ilmu
ini terus berkembang, bertambah luas, dan mendalam sesuai dengan hasil-hasil
penemuan dan penyelidikan baru, menyebabkan timbulnya cabang-cabang ilmu yang
dikenal sebagai: Fisika, Kimia, Biologi, dan Ilmu Pengetahuan Bumi dan
Antariksa (IPBA). Dalam perkembangannya, ternyata banyak proses yang
penjelasannya memerlukan bantuan dari dua atau lebih cabang ilmu yang merupakan
kombinasi dari cabang-cabang yang telah ada, seperti Kimia Fisika, Biokimia,
Biofisika, dan Geofisika. Pembagian IPA dalam berbagai cabang tersebut
sebenarnya untuk lebih mempermudah mempelajari alam seisinya dari sudut pandang
tertentu. Namun di luar dari pada itu, satu hal yang pasti, yakni sasaran yang
diselidiki, diuraikan, dan dibahas adalah satu, yaitu alam semesta yang meliputi:
asal mula alam semesta dengan segala isinya, termasuk proses, mekanisme, sifat
benda maupun peristiwa yang terjadi.
Rasa ingin tahu dan terbentuknya
ilmu pengetahuan
ilmu pengetahuan
Beberapa binatang sudah mempunyai
otak, sehingga mempunyai daya piker namun terbatas pada insting (naluri) dan
upaya mempertahankan diri serta turunannya. Insting tersebut terutama ditujukan
untuk kelangsungan hidupnya seperti memperoleh makanan, perlindungan diri dan
perkembangbiakan. Aktivitas hewan tersebut ternyata tidak berubah dari masa ke
masa dan dinyatakan sebagai idle curiousity. Sedangkan manusia di
samping mempunyai naluri dan nurani, manusia juga memiliki nalari. Dengan
nalari itu, manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan penalaran,
pemikiran logis dan analisis. Berlandaskan kemampuan tersebut maka pengetahuan
yang diperoleh saat ini merupakan dasar dari munculnya rasa ingin tahu manusia
tersebut selalu berkembang (curiousity). Dengan nurani, manusia selalu
ingin berbuat baik untuk dirinya dan lingkungannya.
otak, sehingga mempunyai daya piker namun terbatas pada insting (naluri) dan
upaya mempertahankan diri serta turunannya. Insting tersebut terutama ditujukan
untuk kelangsungan hidupnya seperti memperoleh makanan, perlindungan diri dan
perkembangbiakan. Aktivitas hewan tersebut ternyata tidak berubah dari masa ke
masa dan dinyatakan sebagai idle curiousity. Sedangkan manusia di
samping mempunyai naluri dan nurani, manusia juga memiliki nalari. Dengan
nalari itu, manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan penalaran,
pemikiran logis dan analisis. Berlandaskan kemampuan tersebut maka pengetahuan
yang diperoleh saat ini merupakan dasar dari munculnya rasa ingin tahu manusia
tersebut selalu berkembang (curiousity). Dengan nurani, manusia selalu
ingin berbuat baik untuk dirinya dan lingkungannya.
Secara sederhana perkembangan rasa
ingin tahu dimulai dengan pertanyaan apa atau “what” tentang
sesuatu, dan dilanjutkan dengan pertanyaan bagaimana atau “how” dan
mengapa atau “why”. Sebagai contoh adalah perkembangan rasa ingin
tahu anak-anak terhadap suatu benda, maka pertanyaan yang diajukan oleh anak
pada usia sekitar dua tahun adalah “apa” nama benda tersebut, misalkan
benda tersebut adalah pensil. Pertanyaan selanjutnya yang akan muncul pada usia
menjelang TK adalah “bagaimana” menggunakannya. Setelah usianya lebih
dewasa lagi, maka pertanyaan yang akan muncul di benaknya adalah “mengapa” pensil
dapat digunakan untuk menulis? Dengan mendapatkan jawaban yang sesuai dengan
pertanyaan yang diajukan, maka anak tersebut akan mendapatkan pengetahuan baru
dan sekaligus rasa ingin tahunya terjawabkan.
ingin tahu dimulai dengan pertanyaan apa atau “what” tentang
sesuatu, dan dilanjutkan dengan pertanyaan bagaimana atau “how” dan
mengapa atau “why”. Sebagai contoh adalah perkembangan rasa ingin
tahu anak-anak terhadap suatu benda, maka pertanyaan yang diajukan oleh anak
pada usia sekitar dua tahun adalah “apa” nama benda tersebut, misalkan
benda tersebut adalah pensil. Pertanyaan selanjutnya yang akan muncul pada usia
menjelang TK adalah “bagaimana” menggunakannya. Setelah usianya lebih
dewasa lagi, maka pertanyaan yang akan muncul di benaknya adalah “mengapa” pensil
dapat digunakan untuk menulis? Dengan mendapatkan jawaban yang sesuai dengan
pertanyaan yang diajukan, maka anak tersebut akan mendapatkan pengetahuan baru
dan sekaligus rasa ingin tahunya terjawabkan.
Adanya kemampuan berpikir pada
manusialah yang menyebabkan terus berkembangnya rasa ingin tahu tentang segala
yang ada di alam semesta. Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta ini
selanjutnya merupakan dasar dari pengembangan ilmu pengetahuan alam (IPA).
Dengan akal yang dimiliki manusia, semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Informasi yang dapat disimpan dan diajarkan
kepada generasi berikutnya, ditambah dengan pengetahuan yang diperoleh saat itu
maka informasi tentang pengetahuan ini akan terus bertambah dan berkembang dari
generasi ke generasi berikutnya.
manusialah yang menyebabkan terus berkembangnya rasa ingin tahu tentang segala
yang ada di alam semesta. Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta ini
selanjutnya merupakan dasar dari pengembangan ilmu pengetahuan alam (IPA).
Dengan akal yang dimiliki manusia, semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Informasi yang dapat disimpan dan diajarkan
kepada generasi berikutnya, ditambah dengan pengetahuan yang diperoleh saat itu
maka informasi tentang pengetahuan ini akan terus bertambah dan berkembang dari
generasi ke generasi berikutnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka
secara sederhana urutan perkembangan ilmu dimulai dari rasa ingin tahu terhadap
sesuatu maka dilakukan suatu pengamatan. Berdasarkan pengamatan
berulangkali diperoleh pengalaman. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman
yang terus-menerus diperoleh pengetahuan, semisal sifat dari benda yang
diamati. Kumpulan pengetahuan tentang sesuatu yang didapatkan secara sistematis
dinyatakan ilmu pengetahuan.
secara sederhana urutan perkembangan ilmu dimulai dari rasa ingin tahu terhadap
sesuatu maka dilakukan suatu pengamatan. Berdasarkan pengamatan
berulangkali diperoleh pengalaman. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman
yang terus-menerus diperoleh pengetahuan, semisal sifat dari benda yang
diamati. Kumpulan pengetahuan tentang sesuatu yang didapatkan secara sistematis
dinyatakan ilmu pengetahuan.
B. Rumusan Masalah
a.
Bagaimana
Perkembangan dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam ?
Bagaimana
Perkembangan dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam ?
b. Bagaimana Pengaruh Ilmu Pengetahuan
Alam?
Alam?
c.
Bagaimana Peranan Ilmu
Pengetahuan Alam?
Bagaimana Peranan Ilmu
Pengetahuan Alam?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Sejak dilahirkan di muka bumi ini, manusia bersentuhan
dengan alam. Persentuhan dengan alam menimbulkan pengalaman. Alam memberikan
rangsangan kepada manusia melalui pancaindra merupakan alat komunikasi antara
alam dengan manusia yang membuahkan pengalaman.
dengan alam. Persentuhan dengan alam menimbulkan pengalaman. Alam memberikan
rangsangan kepada manusia melalui pancaindra merupakan alat komunikasi antara
alam dengan manusia yang membuahkan pengalaman.
Manusia sebagai makhluk berpikir dibekali hasrat ingin tahu
tentang benda dan peristiwa yang terjadi disekitarnya termasuk juga ingin tahu
tentang dirinya sendiri. Hal ini mendorong manusia untuk memahami dan
menjelaskan gejala gejala alam, baik alam besar (makrokosmos) maupun
alam kecil (mikrokosmos) serta memecahkan masalah yang dihadapi.
tentang benda dan peristiwa yang terjadi disekitarnya termasuk juga ingin tahu
tentang dirinya sendiri. Hal ini mendorong manusia untuk memahami dan
menjelaskan gejala gejala alam, baik alam besar (makrokosmos) maupun
alam kecil (mikrokosmos) serta memecahkan masalah yang dihadapi.
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu para
mahasiswa dan masyarakat dalam mengikuti perkembangan dan pengembangn ilmu
pengetahuan alam yang berkaitan dengan materi yang dikaji dalam Ilmu Alamiah
Dasar, sebagaimana yang kita ketahui ilmu alam tersebut selalu mengalami
perubahan atau perkembangan dari zaman ke zaman yang melahikan ilmuan ilmuan
baru seperti Ahli Astronomi, Ahli Kimia, Ahli Fisika.
mahasiswa dan masyarakat dalam mengikuti perkembangan dan pengembangn ilmu
pengetahuan alam yang berkaitan dengan materi yang dikaji dalam Ilmu Alamiah
Dasar, sebagaimana yang kita ketahui ilmu alam tersebut selalu mengalami
perubahan atau perkembangan dari zaman ke zaman yang melahikan ilmuan ilmuan
baru seperti Ahli Astronomi, Ahli Kimia, Ahli Fisika.
D.
Metode Ilmiah
Metode Ilmiah
Manusia memiliki kecenderungan untuk
menanggapi rangsangan yang ada di sekitarnya, termasuk gajala-gejala di alam
semesta ini. Tanggapan terhadap gejala-gejala dan peristiwa-peristiwa yang ada
ini di alam semesta ini akan menjadi sebuah pegalaman yang akan terus
berkembang karena rasa keingin tahuan manusia. Pengalaman-pengalaman inilah
yang nantinya menjadi pengetahuan dan diwariskan kepada generasi berikutnya.
menanggapi rangsangan yang ada di sekitarnya, termasuk gajala-gejala di alam
semesta ini. Tanggapan terhadap gejala-gejala dan peristiwa-peristiwa yang ada
ini di alam semesta ini akan menjadi sebuah pegalaman yang akan terus
berkembang karena rasa keingin tahuan manusia. Pengalaman-pengalaman inilah
yang nantinya menjadi pengetahuan dan diwariskan kepada generasi berikutnya.
Ilmu tentang alam merupakan kegiatan
manusia yang bersifat aktif dan dinamis. Artinya, hasil percobaan yang
dilakukan manusia akan menghasilkan suatu konsep yang mendorong dilakukannya
percobaan-percobaan berikutnya, karena ilmu alam bertujuan untuk mencari
kebenaran yang relatif dari suatu hal.
manusia yang bersifat aktif dan dinamis. Artinya, hasil percobaan yang
dilakukan manusia akan menghasilkan suatu konsep yang mendorong dilakukannya
percobaan-percobaan berikutnya, karena ilmu alam bertujuan untuk mencari
kebenaran yang relatif dari suatu hal.
Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu, karena ilmu
merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat tertentu.
Adapun syarat-syarat suatu pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu adalah
sebagai berikut:
merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat tertentu.
Adapun syarat-syarat suatu pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu adalah
sebagai berikut:
1.
Logis
Logis
Pengetahuan
tersebut masuk akal dan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan.
tersebut masuk akal dan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan.
2.
Objektif
Objektif
Pengetahuan
yang didapat harus sesuai dengan objeknya dan didukung oleh fakta empiris.
yang didapat harus sesuai dengan objeknya dan didukung oleh fakta empiris.
3.
Metodik
Metodik
Pegetahuan
diperoleh dengan cara-cara tertentu yang teratur, dirancang, diamati, dan
dikontrol.
diperoleh dengan cara-cara tertentu yang teratur, dirancang, diamati, dan
dikontrol.
4.
Sistematik
Sistematik
Pengetahuan
disusun dalam satu sistem yang saling berkaitan dan menjelaskan satu sama lain
sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh.
disusun dalam satu sistem yang saling berkaitan dan menjelaskan satu sama lain
sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh.
5.
Universal
Universal
Pengetahuan
berlaku untuk siapa saja dan di mana saja yaitu dengan cara eksperimentasi yang
sama akan diperoleh hasil yang sama.
berlaku untuk siapa saja dan di mana saja yaitu dengan cara eksperimentasi yang
sama akan diperoleh hasil yang sama.
6.
Komulatif
Komulatif
Berkembang dan
tentatif, sesuai dengan khasanah ilmu pengetahuan yang selalu bertambah dengan
hadirnya ilmu pengetahuan yang baru. Ilmu pengetahuan yang terbukti salah harus
diganti dengan ilmu pengetahuan yang benar.
tentatif, sesuai dengan khasanah ilmu pengetahuan yang selalu bertambah dengan
hadirnya ilmu pengetahuan yang baru. Ilmu pengetahuan yang terbukti salah harus
diganti dengan ilmu pengetahuan yang benar.
Untuk mencapai
kebenaran, yakni persesuaian antara pengetahuan dan objeknya, tidaklah terjadi
secara kebetulan, tetapi harus menggunakan prosedur atau metode yang tepat,
yaitu prosedur atau metode ilmiah (scientific method) .Adapun Kelebihan
dan kekurangan ilmu alamiah ditentukan oleh metode ilmiah, maka pemecahan
segala masalah yang tidak dapat diterapkan metode ilmiah, tidaklah ilmiah.
kebenaran, yakni persesuaian antara pengetahuan dan objeknya, tidaklah terjadi
secara kebetulan, tetapi harus menggunakan prosedur atau metode yang tepat,
yaitu prosedur atau metode ilmiah (scientific method) .Adapun Kelebihan
dan kekurangan ilmu alamiah ditentukan oleh metode ilmiah, maka pemecahan
segala masalah yang tidak dapat diterapkan metode ilmiah, tidaklah ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Perkembangan
dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam
dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam
Awal dari
IPA dimulai pada saat manusia memperhatikan gejala-gejala alam, mencatatnya
kemudian mempelajarinya. Pengetahuan yang diperoleh mula-mula terbatas pada
hasil pengamatan terhadap gejala alam yang ada. Kemudian makin bertambah dengan
pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikirannya. Selanjutnya dari
peningkatan kemampuan daya pikirnya manusia mampu melakukan eksperimen untuk
membuktikan dan mencari kebenaran dari suatu pengetahuan. Dari hasil eksperimen
ini kemudian diperoleh pengetahuan yang baru. Setelah manusia mempu memadukan
kemampuan penalaran dengan eksperimen ini lahirlah IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
sebagai suatu ilmu yang mantap.
IPA dimulai pada saat manusia memperhatikan gejala-gejala alam, mencatatnya
kemudian mempelajarinya. Pengetahuan yang diperoleh mula-mula terbatas pada
hasil pengamatan terhadap gejala alam yang ada. Kemudian makin bertambah dengan
pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikirannya. Selanjutnya dari
peningkatan kemampuan daya pikirnya manusia mampu melakukan eksperimen untuk
membuktikan dan mencari kebenaran dari suatu pengetahuan. Dari hasil eksperimen
ini kemudian diperoleh pengetahuan yang baru. Setelah manusia mempu memadukan
kemampuan penalaran dengan eksperimen ini lahirlah IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
sebagai suatu ilmu yang mantap.
Perkembangan IPA itu sendiri mulai berkembang sangat lambat antara abad 15-16. Namum perkembangan IPA lebih pesat setelah adanya konsep
Copernicus yang kemudian diperkuat Galileo (konsep geosentris ® konsep heliosentris), dikenal sebagai
permulaan abad ilmu pengetahuan modern (kebenaran berdasarkan induksi). Di awal abad 20 perkembangan ipa khususnya bidang fisika makin berkembang
pesat setelah konsep fisika kuantum dan relativitas dan bermunculan beberapa
fisikawan yang terkenal seperti newton. Hal tersebut perlu di rebisi dan
penyesuaian dengan konsep ilmu pengetahuan ke ara pemikiran yang modern.
Copernicus yang kemudian diperkuat Galileo (konsep geosentris ® konsep heliosentris), dikenal sebagai
permulaan abad ilmu pengetahuan modern (kebenaran berdasarkan induksi). Di awal abad 20 perkembangan ipa khususnya bidang fisika makin berkembang
pesat setelah konsep fisika kuantum dan relativitas dan bermunculan beberapa
fisikawan yang terkenal seperti newton. Hal tersebut perlu di rebisi dan
penyesuaian dengan konsep ilmu pengetahuan ke ara pemikiran yang modern.
Perkembangan ipa
tidak jauh dari kaitan Landasan Ilmu Pengetahuan itu sendiri antara lain :
tidak jauh dari kaitan Landasan Ilmu Pengetahuan itu sendiri antara lain :
1. Hipotesis
Merupakan strata ilmu yang paling rendah, berupa dugaan atau
prediksi yang diambil berdasarkan pengetahuan atau teori yang sudah ada untuk
menjawab penelitian yang sedang dilakukan.
prediksi yang diambil berdasarkan pengetahuan atau teori yang sudah ada untuk
menjawab penelitian yang sedang dilakukan.
2. Teori
Merupakan strata ilmu yang lebih tinggi dari hipotesis,
berupa landasan ilmu yang telah teruji kebenarannya, namun teori masih mungkin
untuk dikoreksi dengan teori baru yang lebih tepat.
berupa landasan ilmu yang telah teruji kebenarannya, namun teori masih mungkin
untuk dikoreksi dengan teori baru yang lebih tepat.
3. Hukum dan dalil
Merupakan strata ilmu yang paling tinggi, berupa teori yang
telah diuji terus-menerus dan diketahui tidak ditemukan adanya kesalahan.
telah diuji terus-menerus dan diketahui tidak ditemukan adanya kesalahan.
Berikut ini adalah diagram perkembangan Ilmu Pengetahuan
Alam di uturkan melalui abad
Alam di uturkan melalui abad
Abad
15
16
19
20
15
16
19
20
-Pseudo -Awal
IPA
-revolusi industri -IPA
Modern
science
sekarang
-penemuan
mesin -alat riset canggih
sekarang
-penemuan
mesin -alat riset canggih
-Mitos
-Heliosentris
modern: mesin uap
-telaah mikroskopik
-Heliosentris
modern: mesin uap
-telaah mikroskopik
-logika
-Liberalisme
kertas, cetak, dll -penemuan anomali
-Liberalisme
kertas, cetak, dll -penemuan anomali
-Penemuan alat -penemuan
alat teori sebelumnya
bantu
lebih baik
-konsep baru
(modern)
¯
sifat: – mikroskopis
– analisis
tinggi
tinggi
– abstraksi
dalam
dalam
Gb. 1. Diagram Periode Pengembangan IPA
Pengetahuan menjadi displin ilmu seperti
yang dapat kita lihat sebagai berikut
yang dapat kita lihat sebagai berikut
Ilmu Pengetahuan Alam
|
Ilmu Sosial dan
Budaya
|
|
Sains Fisik
|
Sains Hayati (Biologi)
|
|
·
Fisika
·
Kimia
·
Astronomi
·
Geologi
·
Mineralogi
·
Geografi
·
Geofisika
·
Meteorologi
·
Oseanologi
·
Dll |
·
Botani
·
Zoologi
·
Mikrobiologi
·
Kesehatan
·
Palaentologi
·
Fisiologi
·
Taksonomi
·
Dll |
·
Bahasa
·
Sosiologi
·
Pendidikan
·
Sejarah
·
Antropologi
·
Etnologi
·
Seni dan Budaya
·
Psikologi
·
Ekonomi
·
Dll |
Didukung oleh Matematika/Statistika dan Informatika
|
Gb. 2. Perkembangan IP Menjadi Berbagai Disiplin Ilmu
Ilmu pengetahuan akan terus berkembang sejalan dengan sifat
manusia yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah dipunyai atau
diketahuinya. Berdasarkan hal tersebut, maka ilmu pengetahuan merupakan siklus
ilmu dengan penelitian sebagai intinya yang tidak pernah terputus. Bahkan ia
akan semakin membesar dan meluas.
manusia yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah dipunyai atau
diketahuinya. Berdasarkan hal tersebut, maka ilmu pengetahuan merupakan siklus
ilmu dengan penelitian sebagai intinya yang tidak pernah terputus. Bahkan ia
akan semakin membesar dan meluas.
Penggolongan IPA menjadi “klasik” dan “modern” sama sekali
bukan berkaitan dengan waktu maupun klasifikasi bidang ilmu. Penggolongan ini
lebih mengacu kepada konsepsi, yaitu cara berpikir, cara memandang, dan cara
menganalisis suatu fenomena alam.
bukan berkaitan dengan waktu maupun klasifikasi bidang ilmu. Penggolongan ini
lebih mengacu kepada konsepsi, yaitu cara berpikir, cara memandang, dan cara
menganalisis suatu fenomena alam.
IPA klasik yang telaahannya mengikuti kaidah ilmu
tradisional berdasarkan pengalaman, kebiasaan, dan bersifat makroskopik.
Sedangkan IPA modern yang bersifat mikroskopik, muncul berdasarkan penelitian
maupun pengujian dan telah diadakan pembaharuan yang dikaitkan dengan berbagai
disiplin ilmu yang ada.
tradisional berdasarkan pengalaman, kebiasaan, dan bersifat makroskopik.
Sedangkan IPA modern yang bersifat mikroskopik, muncul berdasarkan penelitian
maupun pengujian dan telah diadakan pembaharuan yang dikaitkan dengan berbagai
disiplin ilmu yang ada.
2.
Sejarah Perkembangan Ilmu
Pengetahuan Alam
Sejarah Perkembangan Ilmu
Pengetahuan Alam
a. Zaman Kuno
Pengetahuan yang dikumpulkan pada
zaman kuno berasal dari kemampuan mengamati dan membeda-bedakan, serta dari
hasil percobaan yang sifatnya spekulatif atau trial and error. Semua
pengetahuan yang diperoleh diterima sebagaimana adanya, belum ada usaha untuk
mencari asal-usul dan sebab akibat dari segala sesuatu.
zaman kuno berasal dari kemampuan mengamati dan membeda-bedakan, serta dari
hasil percobaan yang sifatnya spekulatif atau trial and error. Semua
pengetahuan yang diperoleh diterima sebagaimana adanya, belum ada usaha untuk
mencari asal-usul dan sebab akibat dari segala sesuatu.
Pada saat manusia mulai memiliki
kemampuan menulis membaca dan berhitung maka pengetahuan yang terkumpul dicatat
secara tertib dan berlangsung terus menerus. Misalnya dari pengamatan dan
pencatatan peredaran matahari, ahli astronomi Babilonia menetapkan pembagian
waktu, tahun dibagi dalam 12 bulan, minggu dibagi dalam 7 hari dan hari dalam
24 jam. Selanjutnya jam dibagi dalam 60 menit dan menit dalam 60 detik.
Kemudian satuan enam puluh ini juga digunakan untuk
kemampuan menulis membaca dan berhitung maka pengetahuan yang terkumpul dicatat
secara tertib dan berlangsung terus menerus. Misalnya dari pengamatan dan
pencatatan peredaran matahari, ahli astronomi Babilonia menetapkan pembagian
waktu, tahun dibagi dalam 12 bulan, minggu dibagi dalam 7 hari dan hari dalam
24 jam. Selanjutnya jam dibagi dalam 60 menit dan menit dalam 60 detik.
Kemudian satuan enam puluh ini juga digunakan untuk
pengukuran sudut, 60 detik sama
dengan 1 menit, 60 menit sama dengan 1 derajad dan satu lingkaran penuh sama
dengan 360o.
dengan 1 menit, 60 menit sama dengan 1 derajad dan satu lingkaran penuh sama
dengan 360o.
Demikian
pula ahli Babilonia dapat meramalkan terjadinya gerhana matahari, tiap 18 tahun
tambah 10 atau 11 hari. Ini terjadi kira-kira 3000 SM.
pula ahli Babilonia dapat meramalkan terjadinya gerhana matahari, tiap 18 tahun
tambah 10 atau 11 hari. Ini terjadi kira-kira 3000 SM.
Pada
tahun 2980-2950 SM telah dapat dibangun piramid di Mesir untuk menghormati dewa
agar tidak terjadi bahaya banjir di sungai Nil. Pembangunan piramid itu
menunjukkan bahwa pengetahuan teknik bangunan dan matematika khususnya geometri
dan aritmatika telah maju. Kurang lebih tahun 1.600 SM orang mesir telah
menghitung keliling lingkaran sama dengan tiga kali garis tengahnya sedang luas
lingkaran sama dengan seperdua belas kuadrat kelilingnya.
tahun 2980-2950 SM telah dapat dibangun piramid di Mesir untuk menghormati dewa
agar tidak terjadi bahaya banjir di sungai Nil. Pembangunan piramid itu
menunjukkan bahwa pengetahuan teknik bangunan dan matematika khususnya geometri
dan aritmatika telah maju. Kurang lebih tahun 1.600 SM orang mesir telah
menghitung keliling lingkaran sama dengan tiga kali garis tengahnya sedang luas
lingkaran sama dengan seperdua belas kuadrat kelilingnya.
b.
Zaman Yunani Kuno
Zaman Yunani Kuno
Perkembangan
ilmu pengetahuan berkembang pesat sekali pada zaman Yunani, disebabkan oleh
kemampuan berpikir rasional dari bangsa Yunani. Pada tahap ini manusia tidak
hanya menerima pengetahuan sebagaimana adanya tetapi secara spekulatif mencoba
mencari jawab tentang asal-usul dan sebab-akibat dari segala sesuatu.
ilmu pengetahuan berkembang pesat sekali pada zaman Yunani, disebabkan oleh
kemampuan berpikir rasional dari bangsa Yunani. Pada tahap ini manusia tidak
hanya menerima pengetahuan sebagaimana adanya tetapi secara spekulatif mencoba
mencari jawab tentang asal-usul dan sebab-akibat dari segala sesuatu.
1.
Thales (624-548 SM)
Thales (624-548 SM)
Ahli filsafat dan matematika, pelopor dari segala cabang
ilmu. Ia dianggap orang pertama yang mempertanyakan dasar dari alam dan segala
isinya. Thales berpendapat bahwa pangkal segala sesuatu adalah air: dari air
asal segala sesuatu, kepada air pula ia akan kembali. Disamping itu dia juga
menyatakan bahwa bintang mengeluarkan cahaya sendiri, sedangkan bulan menerima
cahaya dari matahari.
ilmu. Ia dianggap orang pertama yang mempertanyakan dasar dari alam dan segala
isinya. Thales berpendapat bahwa pangkal segala sesuatu adalah air: dari air
asal segala sesuatu, kepada air pula ia akan kembali. Disamping itu dia juga
menyatakan bahwa bintang mengeluarkan cahaya sendiri, sedangkan bulan menerima
cahaya dari matahari.
2.
Anaximenes (588-526 SM)
Anaximenes (588-526 SM)
Berpendapat bahwa zat dasar adalah udara. Segala zat terjadi
dari udara yang merapat dan merenggang. Pendapat ini mungkin dihubungkan dengan
kenyataan bahwa manusia itu tergantung kepada pernafasan.
dari udara yang merapat dan merenggang. Pendapat ini mungkin dihubungkan dengan
kenyataan bahwa manusia itu tergantung kepada pernafasan.
3.
Anaximander (610-546 SM)
Anaximander (610-546 SM)
Berpendapat langit dengan segala isinya itu mengelilingi
bumi dan sebenarnya langit yang nampak itu hanya separohnya
bumi dan sebenarnya langit yang nampak itu hanya separohnya
4.
]Heraklitos (535-475 SM)
]Heraklitos (535-475 SM)
Menyatakan bahwa api adalah asal segala sesuatu, sebab api
ini yang menggerakkan sesuatu, menghidupkan alam semesta, yang berubah-ubah
sifatnya didalam proses yang kekal. Yang kekal hanyalah perubahan, segala
sesuatu adalah mengalir.
ini yang menggerakkan sesuatu, menghidupkan alam semesta, yang berubah-ubah
sifatnya didalam proses yang kekal. Yang kekal hanyalah perubahan, segala
sesuatu adalah mengalir.
5.
Pythagoras (580-499 SM)
Pythagoras (580-499 SM)
Mengemukakan 4 unsur dasar yaitu bumi, air, udara, dan api.
Dalam bidang matematika menemukan dalil yang terkenal yaitu bahwa kuadrat
panjang sisi miring sebuah segi tiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat
panjang kedua sisi sikusikunya.
Dalam bidang matematika menemukan dalil yang terkenal yaitu bahwa kuadrat
panjang sisi miring sebuah segi tiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat
panjang kedua sisi sikusikunya.
6.
Empedokles (495-435 SM)
Empedokles (495-435 SM)
Menerima 4
unsur dasar menurut Pythagoras dan menyatakan bahwa sifat segala benda terjadi
dari pencampuran keempat unsur itu dalam perbandingan yang berbeda. Keempat
unsur itu adalah sifat panas, dingin, basah dan kering. Kering dan dingin
membentuk bumi, panas dan kering unsur pembentuk api. Air dari basah dan
dingin, udara dari basah dan panas. Selain itu juga dinyatakan bahwa segala
benda yang sejenis akan tarik menarik, sedang yang berlawanan akan tolak
menolak.
unsur dasar menurut Pythagoras dan menyatakan bahwa sifat segala benda terjadi
dari pencampuran keempat unsur itu dalam perbandingan yang berbeda. Keempat
unsur itu adalah sifat panas, dingin, basah dan kering. Kering dan dingin
membentuk bumi, panas dan kering unsur pembentuk api. Air dari basah dan
dingin, udara dari basah dan panas. Selain itu juga dinyatakan bahwa segala
benda yang sejenis akan tarik menarik, sedang yang berlawanan akan tolak
menolak.
7.
Leukippos dan Demokritos (460-370
SM)
Leukippos dan Demokritos (460-370
SM)
Dalam mencari unsur dasar dari segala sesuatu Leukippos
& Demokritos mengemukakan teori atom sebagai berikut : Zat memiliki bangun
butir. Segala zat terdiri atas atom, yang tidak dapat dibagi, tak dapat
dimusnahkan tak dapat diubah. Atom-atom dapat berbeda dalam jumlah dan susunan
atom. Semua perubahan akibat dari penggabungan dan penguraian atom menurut
hukum sebab akibat. Tidak ada masalah kebetulan dan ciptaan. Yang ada hanyalah
atom dan kehampaan
& Demokritos mengemukakan teori atom sebagai berikut : Zat memiliki bangun
butir. Segala zat terdiri atas atom, yang tidak dapat dibagi, tak dapat
dimusnahkan tak dapat diubah. Atom-atom dapat berbeda dalam jumlah dan susunan
atom. Semua perubahan akibat dari penggabungan dan penguraian atom menurut
hukum sebab akibat. Tidak ada masalah kebetulan dan ciptaan. Yang ada hanyalah
atom dan kehampaan
8.
Plato (427-345 SM)
Plato (427-345 SM)
Menyangkal teori atom, yang menganggap bahwa kebaikan dan
keindahan itu timbul dari sebab-akibat mekanik. Plato menyatakan bahwa
pengetahuan yang benar adalah yang sejak semula telah ada dalam alam pikiran
atau alam ide. Apa yang nampak oleh pancaindera hanyalah bayangan belaka.
Pengalaman yang kekal dan benar adalah yang telah dibawa oleh roh dari alam
yang gaib.
keindahan itu timbul dari sebab-akibat mekanik. Plato menyatakan bahwa
pengetahuan yang benar adalah yang sejak semula telah ada dalam alam pikiran
atau alam ide. Apa yang nampak oleh pancaindera hanyalah bayangan belaka.
Pengalaman yang kekal dan benar adalah yang telah dibawa oleh roh dari alam
yang gaib.
9.
Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles (384-322 SM)
Menerima 4 unsur dasar: tanah, udara, air dan api dan
menambahkan unsur yang kelima yaitu eter atau “quint essentia”. Ia
menganggap unsur yang satu dapat berubah menjadi unsure yang lain, kecuali eter
yang tak dapat berubah. Dari air dan tanah yang menjadi masak terjadi garam,
biji dan logam. Emas adalah logam yang tidak mengandung tanah. Logam perak,
tembaga, timah putih dan besi, pada dasarnya banyak mengandung tanah. Semua
logam akan mengalami proses memasak menjadi logam mulia, yaitu emas. Pendapat
bahwa unsur berubah menjadi unsur lain inilah yang menjadi dasar dari alkimia
untuk mengubah logam biasa menjadi emas. Pendapat Aristoteles yang lain adalah
bahwa untuk mencari pengetahuan yang benar adalah dengan jalan pikiran secara
deduktif. Berbeda dengan Plato, Aristoteles menyangkal bahwa pengetahuan yang
benar itu berasal dari dunia yang gaib. Melainkan menghargai pengetahuan yang
diperoleh dan dibuktikan dengan pancaindera.
menambahkan unsur yang kelima yaitu eter atau “quint essentia”. Ia
menganggap unsur yang satu dapat berubah menjadi unsure yang lain, kecuali eter
yang tak dapat berubah. Dari air dan tanah yang menjadi masak terjadi garam,
biji dan logam. Emas adalah logam yang tidak mengandung tanah. Logam perak,
tembaga, timah putih dan besi, pada dasarnya banyak mengandung tanah. Semua
logam akan mengalami proses memasak menjadi logam mulia, yaitu emas. Pendapat
bahwa unsur berubah menjadi unsur lain inilah yang menjadi dasar dari alkimia
untuk mengubah logam biasa menjadi emas. Pendapat Aristoteles yang lain adalah
bahwa untuk mencari pengetahuan yang benar adalah dengan jalan pikiran secara
deduktif. Berbeda dengan Plato, Aristoteles menyangkal bahwa pengetahuan yang
benar itu berasal dari dunia yang gaib. Melainkan menghargai pengetahuan yang
diperoleh dan dibuktikan dengan pancaindera.
10.
Ptolomeus (127-151)
Ptolomeus (127-151)
Berpendapat bahwa bumi sebagai pusat jagat raya, bintang dan
matahari mengelilingi bumi (geosentrisme). Planet beredar melalui orbitnya
sendiri dan terletak antara bumi dan bintang. Karya Ptolomeus ditulis sekitar
tahun 150 dan diberi nama Syntaxis, yang kemudian oleh bangsa Arab dinamakan
Almagest yang menjadi ensiklopedia dalam ilmu perbintangan. Pendapat dan
pandangan dari Aristoteles serta Ptolomeus berpengaruh sangat lama sampai
dengan menjelang zaman modern, yaitu sampai zaman Galileo, Geosentrisme diganti
dengan heliosentris (matahari sebagai pusat jagat raya).
matahari mengelilingi bumi (geosentrisme). Planet beredar melalui orbitnya
sendiri dan terletak antara bumi dan bintang. Karya Ptolomeus ditulis sekitar
tahun 150 dan diberi nama Syntaxis, yang kemudian oleh bangsa Arab dinamakan
Almagest yang menjadi ensiklopedia dalam ilmu perbintangan. Pendapat dan
pandangan dari Aristoteles serta Ptolomeus berpengaruh sangat lama sampai
dengan menjelang zaman modern, yaitu sampai zaman Galileo, Geosentrisme diganti
dengan heliosentris (matahari sebagai pusat jagat raya).
c. Zaman Pertengahan
Zaman Alkimia (abad 1-2)
Ahli
alkimia menerima pendapat empat buah unsur dan bahkan menambahkan tiga lagi,
yaitu: air raksa, belerang dan garam. Disini pengertian usur lebih dimaksudkan
sebagai sifatnya daripada unsur itu
alkimia menerima pendapat empat buah unsur dan bahkan menambahkan tiga lagi,
yaitu: air raksa, belerang dan garam. Disini pengertian usur lebih dimaksudkan
sebagai sifatnya daripada unsur itu
sendiri.
Air raksa = logam yang mudah menjadi
uap.
uap.
Belerang = mudah terbakar dan
memberi warna.
memberi warna.
Garam = tak dapat terbakar dan
bersifat tanah.
bersifat tanah.
Zaman Latrokimia (latros = Tabib)
Beberapa
cendekiawan Islam diantaranya :
cendekiawan Islam diantaranya :
1.
Al Khowarisni (825)
Al Khowarisni (825)
Menyusun
buku Aljabar dan Artimatika yang kemudian mendorong penggunaan sistim desimal.
Menurut catatan sejarah karya Al Khowarisni merupakan pengembangan dari karya
bangsa Hindu yang bernama Aryabhata (476) dan Brahmagupta (628). Kemudian Omar
Khayam (1043-1132) ahli matematika dan astronomi; Abu Ibnusina (atau Avicenna,
980- 1137) menulis buku tentang kedokteran.
buku Aljabar dan Artimatika yang kemudian mendorong penggunaan sistim desimal.
Menurut catatan sejarah karya Al Khowarisni merupakan pengembangan dari karya
bangsa Hindu yang bernama Aryabhata (476) dan Brahmagupta (628). Kemudian Omar
Khayam (1043-1132) ahli matematika dan astronomi; Abu Ibnusina (atau Avicenna,
980- 1137) menulis buku tentang kedokteran.
Secara garis besar sumbangan bangsa
Arab dalam pengembangan pengetahuan alam adalah:
Arab dalam pengembangan pengetahuan alam adalah:
1.
Menerjemahkan peninggalan bangsa
Yunani, mengembangkannya dan kemudian menyebarkan ke Eropa dan selanjutnya
dikembangkan di Eropa.
Menerjemahkan peninggalan bangsa
Yunani, mengembangkannya dan kemudian menyebarkan ke Eropa dan selanjutnya
dikembangkan di Eropa.
2.
Mengembangkan metode eksperimen
sehingga memperluas pengamatan dalam lapangan kedokteran, obat-obatan,
astronomi, kimia dan biologi.
Mengembangkan metode eksperimen
sehingga memperluas pengamatan dalam lapangan kedokteran, obat-obatan,
astronomi, kimia dan biologi.
3.
Memantapkan penggunaan sistim
penulisan bilangan dengan dasar sepuluh dan ditulis dengan posisi letak,
artinya nilai suatu angka terletak pada letaknya.
Memantapkan penggunaan sistim
penulisan bilangan dengan dasar sepuluh dan ditulis dengan posisi letak,
artinya nilai suatu angka terletak pada letaknya.
Contoh
:
:
Bilangan 2132 = paling depan berarti
dua ribuan, berturut-turut kebelakang, satu ratusan, tiga puluhan dan dua
satuan. Cabang matematika elementer yaitu aljabar diawali dan dikembangkan
bangsa Arab.
dua ribuan, berturut-turut kebelakang, satu ratusan, tiga puluhan dan dua
satuan. Cabang matematika elementer yaitu aljabar diawali dan dikembangkan
bangsa Arab.
d. Zaman Modern, Timbulnya Ilmu
Pengetahuan Alam
Pengetahuan Alam
Pengetahuan
yang terkumpul sejak zaman Yunani sampai abad pertengahan sudah banyak tetapi
belum sistimatis dan belum dianalisis menurut jalan pikiran tertentu. Biasanya
pemikiran diwarnai cara berpikir filsafat, agama atau bahkan mistik. Setelah
alat sempurna dikembangkan metode eksperimen.
yang terkumpul sejak zaman Yunani sampai abad pertengahan sudah banyak tetapi
belum sistimatis dan belum dianalisis menurut jalan pikiran tertentu. Biasanya
pemikiran diwarnai cara berpikir filsafat, agama atau bahkan mistik. Setelah
alat sempurna dikembangkan metode eksperimen.
1.
Roger Bacon (1214-1294)
Roger Bacon (1214-1294)
Menyatakan bahwa pada hakekatnya ilmu pengetahuan alam
adalah ilmu yang berdasarkan kepada kenyataan yang disusun dan dibentuk dari
pengalamnan, penyelidikan dan percobaan. Matematika merupakan dasar untuk
berpikir dan merupakan kunci untuk mencari kebenaran dalam ilmu pengetahuan.
adalah ilmu yang berdasarkan kepada kenyataan yang disusun dan dibentuk dari
pengalamnan, penyelidikan dan percobaan. Matematika merupakan dasar untuk
berpikir dan merupakan kunci untuk mencari kebenaran dalam ilmu pengetahuan.
2.
Leonardo da Vinci (1452-1519)
Leonardo da Vinci (1452-1519)
Pernah
menyatakan bahwa: Percobaan tidak mungkin sesat, yang tersesat adalah pandangan
dan pertimbangan kita.
menyatakan bahwa: Percobaan tidak mungkin sesat, yang tersesat adalah pandangan
dan pertimbangan kita.
3.
Francis Bacon (1561-1626)
Francis Bacon (1561-1626)
Berpendapat bahwa cara berfikir induktif merupakan satu-satunya
jalan untuk mencapai kebenaran. Hanya percobaan dan penyelidikan yang
menumbuhkan pengertian terhadap keadaan alam. Mulai saat itu kegiatan
eksperimen ditingkatkansehingga cara memperoleh pengetahuan dilakukan dengan
langkahlangkah:
jalan untuk mencapai kebenaran. Hanya percobaan dan penyelidikan yang
menumbuhkan pengertian terhadap keadaan alam. Mulai saat itu kegiatan
eksperimen ditingkatkansehingga cara memperoleh pengetahuan dilakukan dengan
langkahlangkah:
1). Observasi dan pengumpulan data
2). Menyusun model atau ramalan
generalisasi
generalisasi
3). Melakukan eksperimen untuk
menguji ramalan atau generalisasi
menguji ramalan atau generalisasi
sehingga diperoleh kesimpulan atau
hukum yang lebih mantap.
hukum yang lebih mantap.
4.
Nicolas Copernicus (1473-1543)
Nicolas Copernicus (1473-1543)
Ahli
astronomi, matematika dan pengobatan.
astronomi, matematika dan pengobatan.
Karyanya
adalah:
adalah:
1).
Matahari adalah pusat dari sitim tatasurya (heliosentrisme)
Matahari adalah pusat dari sitim tatasurya (heliosentrisme)
2).
Bumi mengelilingi matahari sedangkan bulan mengelilingi bumi.
Bumi mengelilingi matahari sedangkan bulan mengelilingi bumi.
5.
Johannes Keppler (1571-1630)
Johannes Keppler (1571-1630)
1.
Orbit dari semua planet berbentuk
elips.
Orbit dari semua planet berbentuk
elips.
2.
Dalam waktu yang sama, maka garis
penghubung antara planet dan matahari selalu melintas bidang yang luasnya sama
Dalam waktu yang sama, maka garis
penghubung antara planet dan matahari selalu melintas bidang yang luasnya sama
3.
Pangkat dua dari waktu yang
dibutuhkan sebuah planet untuk mengelilingi matahari adalah sebanding dengan
pangkat tiga dari jarak rata-rata planet itu dengan matahari.
Pangkat dua dari waktu yang
dibutuhkan sebuah planet untuk mengelilingi matahari adalah sebanding dengan
pangkat tiga dari jarak rata-rata planet itu dengan matahari.
6.
Galileo Galilei (1546-1642)
Galileo Galilei (1546-1642)
Antara lain menemukan 4 hukum gerak, penemuan tata bulan
planet Jupiter, mendukung heliosentrisme dari Copernicus dan hukum Keppler. Ia
juga menyatakan bahwa bulan tidak datar, penuh dengan gunung, planet Mercurius
dan Venus tidak memancarkan cahaya sendiri dan juga menemukan 4 buah bulan pada
planet Jupiter. Penemuannya ini didasarkan atas pengamatan dengan alat teropong
bintangnya.
planet Jupiter, mendukung heliosentrisme dari Copernicus dan hukum Keppler. Ia
juga menyatakan bahwa bulan tidak datar, penuh dengan gunung, planet Mercurius
dan Venus tidak memancarkan cahaya sendiri dan juga menemukan 4 buah bulan pada
planet Jupiter. Penemuannya ini didasarkan atas pengamatan dengan alat teropong
bintangnya.
Perkembangan IPA sangat pesat setelah dikenalkannya konsep
fisika kuantum dan relativitas pada abad 20. Konsep yang modern ini
mempengaruhi konsep IPA secara keseluruhan dan menyebabkan adanya revisi serta
penyesuaian-penyesuaian konsep ke arah yang modern. Dengan demikian, terdapat
dua konsep IPA yang berkembang, yakni IPA Klasik dan IPA Modern.
fisika kuantum dan relativitas pada abad 20. Konsep yang modern ini
mempengaruhi konsep IPA secara keseluruhan dan menyebabkan adanya revisi serta
penyesuaian-penyesuaian konsep ke arah yang modern. Dengan demikian, terdapat
dua konsep IPA yang berkembang, yakni IPA Klasik dan IPA Modern.
3. Peranan Ilmu Pengetahuan Alam
a.
Dalam Memenuhi Kebetuhan Manusia
Dalam Memenuhi Kebetuhan Manusia
Nana Syaodih
S. (1997: 67) menyatakan bahwa sebenarnya sejak dahulu teknologi sudah ada atau
manusia sudah menggunakan teknologi. Kalau manusia pada zaman dulu memecahkan
kemiri dengan batu atau memetik buah dengan galah, sesungguhnya mereka sudah
menggunakan teknologi, yaitu teknologi sederhana.
S. (1997: 67) menyatakan bahwa sebenarnya sejak dahulu teknologi sudah ada atau
manusia sudah menggunakan teknologi. Kalau manusia pada zaman dulu memecahkan
kemiri dengan batu atau memetik buah dengan galah, sesungguhnya mereka sudah
menggunakan teknologi, yaitu teknologi sederhana.
Terkait dengan teknologi, Anglin mendefinisikan
teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain
secara bersistem dan menyistem untuk memecahkan masalah. Ahli lain, Kast &
Rosenweig menyatakan Technology is the art of utilizing scientific knowledge.
Sedangkan Iskandar Alisyahbana (1980:1) merumuskan lebih jelas dan lengkap
tentang definisi teknologi yaitu cara melakukan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan
memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca
indera, dan otak manusia.
teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain
secara bersistem dan menyistem untuk memecahkan masalah. Ahli lain, Kast &
Rosenweig menyatakan Technology is the art of utilizing scientific knowledge.
Sedangkan Iskandar Alisyahbana (1980:1) merumuskan lebih jelas dan lengkap
tentang definisi teknologi yaitu cara melakukan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan
memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca
indera, dan otak manusia.
Menurut Iskandar Alisyahbana (1980) Teknologi telah
dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang
lebih nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban
sebenarnya telah ada teknologi, meskipun istilah “teknologi belum digunakan.
Istilah “teknologi” berasal dari “techne “ atau cara dan “logos” atau
pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang
cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu
untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga
seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh,
pancaindra dan otak manusia.
dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang
lebih nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban
sebenarnya telah ada teknologi, meskipun istilah “teknologi belum digunakan.
Istilah “teknologi” berasal dari “techne “ atau cara dan “logos” atau
pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang
cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu
untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga
seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh,
pancaindra dan otak manusia.
Sedangkan menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv)
memberi arti teknologi sebagai” keseluruhan metode yang secara rasional
mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan
manusia”Pengertian teknologi secara umum adalah:
memberi arti teknologi sebagai” keseluruhan metode yang secara rasional
mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan
manusia”Pengertian teknologi secara umum adalah:
·
proses yang meningkatkan nilai tambah
proses yang meningkatkan nilai tambah
·
produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan
kinerja
produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan
kinerja
·
Struktur atau sistem di mana proses dan produk itu dikembamngkan dan
digunakan
Struktur atau sistem di mana proses dan produk itu dikembamngkan dan
digunakan
Kemajuan
teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini,
karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi
kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam
melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati
banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam
dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk
menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga memungkinkan digunakan
untuk hal negatif.
teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini,
karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi
kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam
melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati
banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam
dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk
menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga memungkinkan digunakan
untuk hal negatif.
b.
Dalam Perikebutuhan Manusia
Dalam Perikebutuhan Manusia
Ilmu dalam
bidang IPA dan pemanfaatannya dapat kita bedakan dalam IPA dasar atau murni,
IPA terapan, dan teknologi. IPA dasar, IPA terapan, dan teknologi mengkaji
bahan pokok yang sama, yaitu alam. Perbedaan ketiganya terletak pada aspek yang
dikajinya. Menurut Amor et al. (1988) ilmuwan IPA dasar mencoba untuk memahami
bagaimana alam bekerja. Sedangkan ilmuwan IPA terapan mencoba mencari cara
untuk mengendalikan cara alam bekerja. Ahli teknologi memanfaatkan penemuan IPA
dasar dan IPA terapan untuk membuat alat guna mengendalikan cara alam bekerja.
Menurut White & Frederiksen (2000) IPA dapat dipandang sebagai proses untuk
membentuk hukum, model, dan teori yang memungkinkan orang untuk memprediksi,
menjelaskan, dan mengendalikan tingkah laku alam.
bidang IPA dan pemanfaatannya dapat kita bedakan dalam IPA dasar atau murni,
IPA terapan, dan teknologi. IPA dasar, IPA terapan, dan teknologi mengkaji
bahan pokok yang sama, yaitu alam. Perbedaan ketiganya terletak pada aspek yang
dikajinya. Menurut Amor et al. (1988) ilmuwan IPA dasar mencoba untuk memahami
bagaimana alam bekerja. Sedangkan ilmuwan IPA terapan mencoba mencari cara
untuk mengendalikan cara alam bekerja. Ahli teknologi memanfaatkan penemuan IPA
dasar dan IPA terapan untuk membuat alat guna mengendalikan cara alam bekerja.
Menurut White & Frederiksen (2000) IPA dapat dipandang sebagai proses untuk
membentuk hukum, model, dan teori yang memungkinkan orang untuk memprediksi,
menjelaskan, dan mengendalikan tingkah laku alam.
Konsep-konsep
IPA dasar terbentuk dari keingintahuan mengenai sesuatu yang belum diketahui
orang, keingintahuan itu menuntun ke arah mencari prinsip atau teori yang dapat
diperoleh dari hasil pengkajian, yaitu melalui percobaan. Pengkajian ini
merupakan pengkajian yang tidak bermaksud untuk mencari kondisi atau proses
optimal yang diharapkan, melainkan hanya untuk memenuhi penjelasan dari objek
(benda dan energi) dan peristiwa alam. Konsep-konsep IPA dasar merupakan
konsep-konsep IPA mengenai kondisi, interaksi, dan peristiwa dari kondisi yang
normal (biologi) atau ideal (fisika). Dalam konsep-konsep IPA dasar, seringkali
ada variabel (parameter), yang dalam kenyataannya berpengaruh, tidak dimasukkan
ke dalam konsep-konsepnya. Konsep-konsep itu sengaja disusun secara ideal atau
normal agar berlaku umum, yang berarti dapat digunakan kapan saja dan dimana
saja. Keberlakuan umum konsep-konsep tersebut luas, sehingga berfungsi sebagai
konsep-konsep dasar bagi IPA terapan dan teknologi. Para ilmuwan menempatkan
IPA dasar sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu terapan dan teknologi.
IPA dasar terbentuk dari keingintahuan mengenai sesuatu yang belum diketahui
orang, keingintahuan itu menuntun ke arah mencari prinsip atau teori yang dapat
diperoleh dari hasil pengkajian, yaitu melalui percobaan. Pengkajian ini
merupakan pengkajian yang tidak bermaksud untuk mencari kondisi atau proses
optimal yang diharapkan, melainkan hanya untuk memenuhi penjelasan dari objek
(benda dan energi) dan peristiwa alam. Konsep-konsep IPA dasar merupakan
konsep-konsep IPA mengenai kondisi, interaksi, dan peristiwa dari kondisi yang
normal (biologi) atau ideal (fisika). Dalam konsep-konsep IPA dasar, seringkali
ada variabel (parameter), yang dalam kenyataannya berpengaruh, tidak dimasukkan
ke dalam konsep-konsepnya. Konsep-konsep itu sengaja disusun secara ideal atau
normal agar berlaku umum, yang berarti dapat digunakan kapan saja dan dimana
saja. Keberlakuan umum konsep-konsep tersebut luas, sehingga berfungsi sebagai
konsep-konsep dasar bagi IPA terapan dan teknologi. Para ilmuwan menempatkan
IPA dasar sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu terapan dan teknologi.
Dampak atau efek dari ilmu alamiah dan teknologi yang telah
dikembangkan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya sehingga lebih mudah
dan menyenangkan dapat bersifat positif artinya benar-benar bermanfaat, dan
dapat juga bersifat negatif, karena menimbulkan akibat sampingan. Akibat itu
bila dibiarkan akan membawa malapetaka. Karena itu, manusia setalah mengetahui
beberapa hasil ilmu alamiah dan teknologi , mencoba mengatasi juga dengan ilmu
alamiah dan teknologi yang baru.
dikembangkan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya sehingga lebih mudah
dan menyenangkan dapat bersifat positif artinya benar-benar bermanfaat, dan
dapat juga bersifat negatif, karena menimbulkan akibat sampingan. Akibat itu
bila dibiarkan akan membawa malapetaka. Karena itu, manusia setalah mengetahui
beberapa hasil ilmu alamiah dan teknologi , mencoba mengatasi juga dengan ilmu
alamiah dan teknologi yang baru.
1. Sandang
Ilmu Pengetahuan Alam dan teknologi telah banyak sumbangannya dalam bidang
sandang; andaikata tidak, maka barang???? kita masih hidup dalam zaman purba di
mana manusia dalam zaman purba masih menggunakan kulit kayu atau daun-daun
sebagai penutup tubuh kita. Baik pada abad yang lalu maupun masa kini ilmu
pengetahuan alam dan teknologi telah menolong manusia dalam pengadaan sandang
berupa mesin-mesin tekstil. Dengan teknologi itu orang tidak perlu menunggu
terlalu lama hasil serta tanaman kapas. Dengan serat-serat sintetis itu orang
dapat membuat serat secara besar-besaran dalam waku yang singkat.
Dapak negatif dari segala penemuan Ilmu Pengetahuan Alam dan teknologi ini
sehubangan dengan polimersintetis yaitu bahwa bahan-bahan berupa
polimersintetis itu yang dalam kata sehari-hari disebut “plastik” menimbulkan
keuntungan dan kerugian. Keuntungannya sudah jelas kita dapat memproduksi serat
tekstil untuk sandang, bahkan hampir semua kebutuhan sehari-hari yang berupa
alat rumah tangga tidak luput dari penggunaan plastik sebagai bahan dasarnya.
Yang menjadi masalah sekarang ialah bahwa sampah-sampah plastik itu tidak dapat
dihancurkan oleh bakteri-bakteri pembusuk. Untuk menjawab tantangan ini kiranya
perlu diciptakan cabang Ilmu Pengetahuan Alam dan teknologi yang lebih maju
lagi misalnya dengan menciptkan jenis polimer yang dapat dihancurkan oleh
bakteri pembusuk dengan jalan mencampur polimer itu dengan suatu bahan lain
yang menjadi makanan bakteri pengurai. Cara lain ialah memusnahkan sampah
plastik itu dengan membakarnya atau mengolahnya kembali menjadi bahan plastik
lagi.
2. Papan
Dikemukan bahwa burung camar semua pandai membuat sarang
yang begitu indah, namun setelah berabad-abad alamnya ternyata tidak terlihat
adanya kemajuan sedikit pun. Burung itu membuat sarangnya secara naluri.
Berbeda dengan manusia yang oleh Tuhan diberi karunia keunggulan berupa akal
dan budi. Dengan akal inilah manusia dapat menyempurnakan rumah tinggalnya dari
gua-gua alami ke pohon-pohon, kemudian berkembang lagi menjadi rumah diatas
tiang-tiang penyangga, dan lebih maju lagi pada masa kini kita telah mampu
membuat rumah tembok dengan penuh kenyamanan. Untuk mencapai puncaknya orang
tidak perlu meniti tangga langkah demi langkah, tetapi cukup tekan tombol dan
beberapa detik kemudian sampai ke lantai yang ke 60 dan seterusnya. Uraian
diatas menunjukkan dampak positif Ilmu Pengetahuan Alam dan teknologi dalam
bidang papan. Sebagai contoh dengan alat-alat modern, sekarang orang begitu
mudah membabat hutan untuk bangunan atau perabot lainnya. Pohon-pohon yang
relatif mudah yang sehausnya tidak boleh dibabat, sehingga menimbulkan akibat
berantai, mulai dari erosi, pendangkalan sungai, kematian sumber air,
kemerosotan kesuburan tanah, banjir dan selanjutnya rantai itu sampai pada
kesengsaraan manusia itu sendiri yang sebenarnya tidak ikut secara langsung
menikmati hasil hutan itu.
yang begitu indah, namun setelah berabad-abad alamnya ternyata tidak terlihat
adanya kemajuan sedikit pun. Burung itu membuat sarangnya secara naluri.
Berbeda dengan manusia yang oleh Tuhan diberi karunia keunggulan berupa akal
dan budi. Dengan akal inilah manusia dapat menyempurnakan rumah tinggalnya dari
gua-gua alami ke pohon-pohon, kemudian berkembang lagi menjadi rumah diatas
tiang-tiang penyangga, dan lebih maju lagi pada masa kini kita telah mampu
membuat rumah tembok dengan penuh kenyamanan. Untuk mencapai puncaknya orang
tidak perlu meniti tangga langkah demi langkah, tetapi cukup tekan tombol dan
beberapa detik kemudian sampai ke lantai yang ke 60 dan seterusnya. Uraian
diatas menunjukkan dampak positif Ilmu Pengetahuan Alam dan teknologi dalam
bidang papan. Sebagai contoh dengan alat-alat modern, sekarang orang begitu
mudah membabat hutan untuk bangunan atau perabot lainnya. Pohon-pohon yang
relatif mudah yang sehausnya tidak boleh dibabat, sehingga menimbulkan akibat
berantai, mulai dari erosi, pendangkalan sungai, kematian sumber air,
kemerosotan kesuburan tanah, banjir dan selanjutnya rantai itu sampai pada
kesengsaraan manusia itu sendiri yang sebenarnya tidak ikut secara langsung
menikmati hasil hutan itu.
3. Pangan
Dampak positif ilmu Pengetahuan Alam dan teknologi dibidang pangan telah jelas
dikemukakan di muka, misalnya saja dalam memperoleh bibit unggul yang banyak
produksinya dalam waktu yang relatif singkat melalui nuklir. Sumbangan Ilmu
Pengetahuan Alam di bidang pangan pun telah banyak dimanfaatkan orang misalnya
dengan cara pemupukan yang tepat dan penggunaan bakteri yang sanggup menunjang
akar-akar tanaman mengambil zat hara dengan lebih baik sehingga produksi
bertambah banyak.
Dampak negatif Ilmu Pengetahuan Alam dan teknologi juga ada,
misalnya pemakaian racun pemberantas hama tanaman (pestisida) ternyata tidak
saja dapat memberantas hama, tetapi juga membunuh hewan ternak, meracuni hasil
panen, meracuni manusia itu sendiri. Karena itu kesadaran, kesadaran dan
tanggung jawab manusia itu sendiri juga perlu ikut di tingkatkan untuk
kepentingan bersama dan generasi yang akan datang.
misalnya pemakaian racun pemberantas hama tanaman (pestisida) ternyata tidak
saja dapat memberantas hama, tetapi juga membunuh hewan ternak, meracuni hasil
panen, meracuni manusia itu sendiri. Karena itu kesadaran, kesadaran dan
tanggung jawab manusia itu sendiri juga perlu ikut di tingkatkan untuk
kepentingan bersama dan generasi yang akan datang.
c.
Dalam Kebutuhan Industri
Dalam Kebutuhan Industri
Dalam industri itu terdapat tiga komponen, yaitu masukan
(input), proses dan hasil-hasil (output). Dari segi masukan, industri mempunyai
dampak negatif misalnya, suatu industri pembuataan kayu lapis membutuhkan bahan
baku berupa kayu gelondongan sebesar satu ton setiap hari, maka si pengusaha
selalu berpikir akan adanya persediaan kayu sebanyak itu setiap hari agar
perusahaannya memperoleh keuntungan.
(input), proses dan hasil-hasil (output). Dari segi masukan, industri mempunyai
dampak negatif misalnya, suatu industri pembuataan kayu lapis membutuhkan bahan
baku berupa kayu gelondongan sebesar satu ton setiap hari, maka si pengusaha
selalu berpikir akan adanya persediaan kayu sebanyak itu setiap hari agar
perusahaannya memperoleh keuntungan.
Pada saaat proses, terjadi kebisingan-kebisingan di dalam
penggergajian maupun pemotongan-pemotongan kayu, yang sering terjadi adalah
bahwa pihak perusahaan lupa akan pengaruh buruk dari kebisingan itu terhadap
para pekerja dalam pabrik maupun manusia disekitarnya. Dari komponen hasil,
dmapak Ilmu Alamiah dan teknologi pada umumnya adalah positif, meskipun
kadang-kadang tampak dampak sosial yang negatif juga. Karena itu kita
mengharapkan pembuangan limbah industri yang tampaknya makin meningkat pada
masa pembangunan saat ini tidak akan membawa pengaruh negatif.
penggergajian maupun pemotongan-pemotongan kayu, yang sering terjadi adalah
bahwa pihak perusahaan lupa akan pengaruh buruk dari kebisingan itu terhadap
para pekerja dalam pabrik maupun manusia disekitarnya. Dari komponen hasil,
dmapak Ilmu Alamiah dan teknologi pada umumnya adalah positif, meskipun
kadang-kadang tampak dampak sosial yang negatif juga. Karena itu kita
mengharapkan pembuangan limbah industri yang tampaknya makin meningkat pada
masa pembangunan saat ini tidak akan membawa pengaruh negatif.
Terhadap
Sumber Daya Alam
Sumber Daya Alam
a. Minyak Bumi
Kita juga mengetahui bahwa minyak bumi merupakan bahan
galian yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable), artinya sekali pakai habis.
Minyak bumi itu berasal dari fosil yang terbentuk secara alami dalam proses
jutaan tahun lamanya yang jumlahnya juga terbatas. Dan pada suatu saat minyak
akan habis. Maka demi kelestarian kehidupan di muka bumi , orang segera mencari
gantinya. Berbagai alternatif pengganti minyak bumi itu akan diuraikan
dibelakang. Pada bagian pertama perlu diketahui adalah dampak negatif, yaitu
hasil pembakaran minyak bumi itu berupa gas-gas oksida, antara lain
karbondioksida yang berguna untuk fotosintesis (pembentukan zat gula atau pati
pada tanaman berhijau daun dengan bantuan matahari) dan gas karbo monoksida
yang bersifat sangat beracun. Gas CO ini dapat meracuni sel-sel darah merah
sehingga sel-sel itu tidak mampu berfungsi lagi sebagai pengangkut oksigen
dalam jaringan tubuh. Namun yang sangat berbahaya adalah gas-gas yang
mengandunng Pb (timah hitam) atau Hg (air raksa) yang semuanya ini merupakan
campuran premium agar premium mudah terbakar (sebagai katalissator pembakar).
galian yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable), artinya sekali pakai habis.
Minyak bumi itu berasal dari fosil yang terbentuk secara alami dalam proses
jutaan tahun lamanya yang jumlahnya juga terbatas. Dan pada suatu saat minyak
akan habis. Maka demi kelestarian kehidupan di muka bumi , orang segera mencari
gantinya. Berbagai alternatif pengganti minyak bumi itu akan diuraikan
dibelakang. Pada bagian pertama perlu diketahui adalah dampak negatif, yaitu
hasil pembakaran minyak bumi itu berupa gas-gas oksida, antara lain
karbondioksida yang berguna untuk fotosintesis (pembentukan zat gula atau pati
pada tanaman berhijau daun dengan bantuan matahari) dan gas karbo monoksida
yang bersifat sangat beracun. Gas CO ini dapat meracuni sel-sel darah merah
sehingga sel-sel itu tidak mampu berfungsi lagi sebagai pengangkut oksigen
dalam jaringan tubuh. Namun yang sangat berbahaya adalah gas-gas yang
mengandunng Pb (timah hitam) atau Hg (air raksa) yang semuanya ini merupakan
campuran premium agar premium mudah terbakar (sebagai katalissator pembakar).
b. Batubara
Dapak negatif dari penambangan batubara akan menimbulkan , adanya cacing
tambang, marabahaya yang mungkin menimpa manusia-manusia penambang, karena gas
oksida dalam tambang itu sangat terbatas yang banyak adalah gas-gas bumi yang
menyesakkan napas yang mungkin mengandung CO, sulfur oksidan. Akhirnya gas-gas
yang timbul dari hasil pembakaran batubara hampir serupa dengan hasil
pembakaran minyak bumi. Minyak bumi dan batubara termasuk sumber daya alam yang
tak dapat diperbaharui (unrenewable). Jenis mineral misalnya seng, besi,
tembaga, dan sebagainya merupkan sumber daya alam yang juga tidak dapat
diperbaharui.
c. Air
Air walaupun merupakan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui artinya dipakai dapat dibersihkan kembali, tapi pembersihan itu
tidak selalu dapat sempurna, sehingga lama kelamaan air bersih yang kita
perlukan makin hari makin menurun kuantitas dan kualitasnya.
diperbaharui artinya dipakai dapat dibersihkan kembali, tapi pembersihan itu
tidak selalu dapat sempurna, sehingga lama kelamaan air bersih yang kita
perlukan makin hari makin menurun kuantitas dan kualitasnya.
d. Hutan, Hewan dan Ternak
Hutan dan hewan atau ternak merupakan sumber daya alam yang
dapat dipengaruhi, tetapi teknologi modern dapat mengakibatkan sumber daya alam
tersebut menjadi tidak berdaya atau tidak dapat diperbaharui. Walaupun sumber
daya alam itu dapat diperbaharui tetapi ada batas toleransinya. Bila batas ini
dilampau maka tidak lagi dapat diperbaharui. Pemungutan ikan di laut dengan
pukat harimau misanya akan menjaring ikan yang besar sampai ke anak cucuknya
sehingga generasi mudanya tak dapat menggantikan generasi tua.
dapat dipengaruhi, tetapi teknologi modern dapat mengakibatkan sumber daya alam
tersebut menjadi tidak berdaya atau tidak dapat diperbaharui. Walaupun sumber
daya alam itu dapat diperbaharui tetapi ada batas toleransinya. Bila batas ini
dilampau maka tidak lagi dapat diperbaharui. Pemungutan ikan di laut dengan
pukat harimau misanya akan menjaring ikan yang besar sampai ke anak cucuknya
sehingga generasi mudanya tak dapat menggantikan generasi tua.
e. Tanah
Tanah pertanian sebagai sumber daya sebenarnya dapat
diperbaharui artinya tanah itu dapat dipergunakan berulang-ulang bila
dipelihara dengan baik. Apabila tanah itu dibiarkan dalam keadaan kosang lalu
terkena erosi terus menerus, maka bagian tanah yang sumber (berhumas) hilang
dan tinggallah padas atau batu yang tidak lagi dapat menjadi lahan yang dapat
ditanami.
diperbaharui artinya tanah itu dapat dipergunakan berulang-ulang bila
dipelihara dengan baik. Apabila tanah itu dibiarkan dalam keadaan kosang lalu
terkena erosi terus menerus, maka bagian tanah yang sumber (berhumas) hilang
dan tinggallah padas atau batu yang tidak lagi dapat menjadi lahan yang dapat
ditanami.
f. Sumber Daya Zat Radioaktif
Zat radioaktif memang zat yang sangat berbahaya. Sejak
ditemukannya oleh Madame Curie telah nampak dampaknya yaitu orang-orang yang
bekerja di laboratoriumnya, bahkan terjadi kebocoran tidak dapat dihindarkan,
tetapi kebocoran itu tidak tampak seperti kebocoran minyak bumi atau batubara.
Bahayanya amat besar, meskipun telah memperhitungkan dengan sangat teliti,
tetapi bencana alam sering di luar perhitungan manusia, misalnya kekuatan
badai, banjir, gempa bumi dan sebagainya. Semua itu taruhannya adalah
keselamatan jiwa manusia, tidak hanya pekerjaannya, tetapi masyarakat
sekitarnya, misalnya kebocoran reaktor atom di Chernobile (Rusia) yang beberapa
tahun lalu. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 tahun 1982
tentang ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup Sumber Daya, sebagai
berikut; Sumber daya adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber
daya manusia, sumber daya alam hayati, sumber daya alam non hayati dan sumber buatan.
Pada dasarnya sumber daya alam dapat dibagi menjadi:
ditemukannya oleh Madame Curie telah nampak dampaknya yaitu orang-orang yang
bekerja di laboratoriumnya, bahkan terjadi kebocoran tidak dapat dihindarkan,
tetapi kebocoran itu tidak tampak seperti kebocoran minyak bumi atau batubara.
Bahayanya amat besar, meskipun telah memperhitungkan dengan sangat teliti,
tetapi bencana alam sering di luar perhitungan manusia, misalnya kekuatan
badai, banjir, gempa bumi dan sebagainya. Semua itu taruhannya adalah
keselamatan jiwa manusia, tidak hanya pekerjaannya, tetapi masyarakat
sekitarnya, misalnya kebocoran reaktor atom di Chernobile (Rusia) yang beberapa
tahun lalu. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 tahun 1982
tentang ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup Sumber Daya, sebagai
berikut; Sumber daya adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber
daya manusia, sumber daya alam hayati, sumber daya alam non hayati dan sumber buatan.
Pada dasarnya sumber daya alam dapat dibagi menjadi:
a.
Sumber daya manusia, dimana tercakup
kuantitas, kualitas pengetahuan dan keterampilan dan kebudayaan juga sarana dan
lembaga swadaya masyarakat.
Sumber daya manusia, dimana tercakup
kuantitas, kualitas pengetahuan dan keterampilan dan kebudayaan juga sarana dan
lembaga swadaya masyarakat.
b.
Sumber daya fisik ( sumber daya alam
dan buatan) dapat dibedakan :
Sumber daya fisik ( sumber daya alam
dan buatan) dapat dibedakan :
– Sumber alam hayati, yang terdiri dari flora dan fauna.
– Sumber alam non hayati, meliputi tanah, air , udara, mineral
(minyak bumi, batu bara, gas alam dan sebagainya ).
(minyak bumi, batu bara, gas alam dan sebagainya ).
– Sumber daya strategis (semua mineral essensial) untuk usaha
Hankam, iklim, energi matahari.
Hankam, iklim, energi matahari.
Kedua sumber daya alam tersebut seringkali merupakan tulang
punggung pembangunan suatu negara, sehingga pengelolaannya harus tepat agar
dapat meningkatkan pembagunan suatu negara, taraf hidup dan kemakmuran bangsa
di negara tersebut. Artinya pemanfaat sumber daya alam untuk suatu produksi
tidak dapat berdiri sendiri tetapi harus memperhatikan kepentingan pemungkiman,
lingkungan perlindungan dan industri. Dengan demikian ada keseimbangan
penggunaan antara lingkungan yang satu dengan yang lain sehingga dapat
dimanfaatkan secara terus-menerus.
punggung pembangunan suatu negara, sehingga pengelolaannya harus tepat agar
dapat meningkatkan pembagunan suatu negara, taraf hidup dan kemakmuran bangsa
di negara tersebut. Artinya pemanfaat sumber daya alam untuk suatu produksi
tidak dapat berdiri sendiri tetapi harus memperhatikan kepentingan pemungkiman,
lingkungan perlindungan dan industri. Dengan demikian ada keseimbangan
penggunaan antara lingkungan yang satu dengan yang lain sehingga dapat
dimanfaatkan secara terus-menerus.
BAB
III
III
PENUTUP
1. Kesimpulan
IPA berkembang dengan sangat
pesatnya sejalan dengan sifat manusia yang mempunyai rasa ingin tahu atau curiousity
yang juga selalu berkembang (dinamis). Dengan sifat ini, dalam benak
manusia selalu bertanya karena keingintahuannya: apa sesungguhnya (what), bagaimana
sesuatu terjadi (how), dan mengapa demikian (why).
pesatnya sejalan dengan sifat manusia yang mempunyai rasa ingin tahu atau curiousity
yang juga selalu berkembang (dinamis). Dengan sifat ini, dalam benak
manusia selalu bertanya karena keingintahuannya: apa sesungguhnya (what), bagaimana
sesuatu terjadi (how), dan mengapa demikian (why).
Adanya kemampuan berpikir pada
manusia tersebut yang menyebabkan terus berkembangnya rasa ingin tahu tentang
segala yang ada di alam semesta. Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta
ini selanjutnya merupakan dasar perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
manusia tersebut yang menyebabkan terus berkembangnya rasa ingin tahu tentang
segala yang ada di alam semesta. Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta
ini selanjutnya merupakan dasar perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Ilmu ini terus berkembang, bertambah
luas dan mendalam sesuai dengan hasil-hasil penemuan dan penyelidikan baru,
menyebabkan timbulnya cabang-cabang ilmu yang dikenal sebagai: Fisika, Kimia,
Biologi, dan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA).
luas dan mendalam sesuai dengan hasil-hasil penemuan dan penyelidikan baru,
menyebabkan timbulnya cabang-cabang ilmu yang dikenal sebagai: Fisika, Kimia,
Biologi, dan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA).
Ilmu pengetahuan diperoleh melalui
prosedur yang telah ditentukan, yaitu melalui cara yang disebut metode ilmiah.
Adapun langkah-langkah operasional metode ilmiah –secara singkat– adalah
sebagai berikut:
prosedur yang telah ditentukan, yaitu melalui cara yang disebut metode ilmiah.
Adapun langkah-langkah operasional metode ilmiah –secara singkat– adalah
sebagai berikut:
a.
Perumusan Masalah
Perumusan Masalah
b. Penyusunan Hipotesis
c.
Pengujian Hipotesis/Penelitian
Pengujian Hipotesis/Penelitian
d. Penarikan Kesimpulan
Tidak semua pengetahuan dapat
disebut ilmu, sebab suatu pengetahuan dapat disebut ilmu atau ilmiah jika
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
disebut ilmu, sebab suatu pengetahuan dapat disebut ilmu atau ilmiah jika
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a.
Logis atau masuk akal
Logis atau masuk akal
b. Objektif
c.
Metodik
Metodik
d. Sistematis
e.
Berlaku umum atau universal
Berlaku umum atau universal
f.
Kumulatif
Kumulatif
2.
Saran
Saran
Sebaiknya pembaca mengerti memahami
akan pentingnya ilmu pengetahuan alam ,peduli dengan alam dan
memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan alam dengan baru.
akan pentingnya ilmu pengetahuan alam ,peduli dengan alam dan
memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan alam dengan baru.
DAFTAR
PUSAKA
PUSAKA
http://edukasi.kompasiana.com/2012/05/20/peranan-ilmu-pengetahuan-alam-dan-teknologi-dalam-memenuhi-kebutuhan-kehidupan-manusia/
http://harisbanjarmasin.blogspot.com/2011/11/iad-manusi-berpikir-dari-zaman-dulu.html
http://khairinnisaedogawa.blogspot.com/2011/07/iad-perkembangan-dan-pengembangan-ilmu.html