Rabu, Oktober 16, 2024
Kuliah

Pengertian Filsafat (Makalah)

FILSAFAT
a.      
Pengertian
Filsafat
Filsafat berasal dari kata “Philosophia”
yang berasal dari bahasa Yunani yang diartikan “Mencintai Kebijaksanaan”. Dan
dalam bahasa Inggris disebut degan istilah “Philosophy” dan dalam bahasa
Arab disebut dengan istilah “Falsafah” yang umumnya diartikan dengan Cinta
Kearifan.
Istilah dari kata “Philosophia” mempunyia
akar kata “Philien” yang artinya Mencintai dan “Shopos” yang artinya Bijaksana.
Jadi, arti dari “Philosophia” ialah mencintai akan hal-hal yang bersifat
bijaksana. Berdasarkan dari uraian diatas, kita dapat memahami bahwa filsafat
artinya cinta kebijaksanaan. Dan orang-ornag yang berusaha mencari
kebijaksanaan atau pengetahuan disebut denan “FIlsuf” atau “Filosof”.
Filsafat ialah studi mengenai semua
fenomena kehidupan dan pemikiran manusia dengan kritis dan dijabarkan dalam
konsep mendasar. Logika ialag sebuah ilmu yang sama-sama dipelajrai dalam
matematika dan filsafat. Hal itu akan membuat filsafat menjadi sebuah ilmu yang
pada sisi-sisi tertentu yang breciri eksak disamping nuansa khas filsafat,
yakni spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan. Filsafat juga dapat
berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam. sesuatu yang umumnya tidak
tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptic yang mempertanyakan
segala hal.
Sumber dari filsafat ialah manusia, dalam
hal ini akal dan kalbu manusia yang sehat yang akan berusaha keras dengan
sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran dan pada akhirnya akan memperoleh
kebenaran.
Proses dalam mencari kebenaran itu dengan
melalui berbagai tahap. Tahap Pertama, manusia akan berspekulasi dengan
pemikirannya mengenai semua hal. Tahap Kedua, dari berbagai spekulasi itu akan
disaring menjadi beberapa buah pikiran yang dapat diandalkan. Tahap Ketiga,
buah dari pikiran tadi akan menjadi titik awal dalam mencari kebenaran (penjelajahan
pengetahuan yang didasari kebenaran), selanjutnya berkembang sebagai ilmu
pengetahuan, seperti fisika, matematika, politik, hukum dan lain sebagainya.
b.      Filsafat Islam
Filsafat Islam juga sering disebut filsafat Arab dan filsafat
Muslim merupakan suatu kajian
sistematis terhadap kehidupan, alam semesta, etika, moralitas, pengetahuan,
pemikiran, dan gagasan politik yang dilakukan di dalam dunia Islam atau
peradaban umat Muslim dan berhubungan dengan ajaran-ajaran Islam. Dalam Islam,
terdapat dua istilah yang erat kaitannya dengan pengertian
filsafat— falsafa (secara harfiah “filsafat”) yang merujuk
pada kajian filosofi, ilmu pengetahuan alam dan logika, dan Kalam (secara harfiah berarti
“berbicara”) yang merujuk pada kajian teologi keagamaan.
B.     LATAR BELAKANG MUNCULNYA FILSAFAT ISLAM
Sejarah filsafat Islam tidak dapat dilepaskan dari filsafat
Yunani. Filsafat Yunanidikembangkan oleh Alexander Agung yang sering juga
dikenal Iskandar Zulkarnain.Alexander Agung adalah Raja Macedonia yang juga merupakan
murid dari Aristoteles. Cita-cita Alexander ingin menguasai Mesir karena Mesir
dianggap tempat yang strategis untukmengembangkan kekuasaan dan peradaban.
Ternyata keinginannya terwujud, sehingga diatidak hanya menguasai Mesir, tetapi
juga Syiria dan sebagian India.
Alexander mencoba memperkenalkan filsafat dan budaya Yunani di daerah
jajahannyadengan cara menganjurkan para prajurit dan intelektual
Yunani untuk mengawini penduduksetempat sehingga mereka betah hidup
di tempat yang dikuasai. Transformasi inilah yangmenjadi cikal bakal
perkembangan filsafat dan peradaban Yunani di luar wilayah Yunani.Karena itu,
tidak heran wilayah yang dikuasainya lebih maju dibandingkan dengan
Yunanisendiri. Peradaban Yunani lebih berkembang di Mesir, Syiria dan Yudinsapur.
Perkembangan peradaban filsafat Yunani di luar Yunani disebut
Hellenisme.Hellenisme memiliki pengaruh masuknya filsafat dalam Islam. Sebab,
ketika Islam berhasil menaklukan Mesir, Syiria dan Baghdad, wilayah
tersebut sudah maju oleh peradabanYunani.
Pada masa al-Ma’mun, Harun al-Rasyid dan al-Amin berusaha mengembangkan tradisi
tersebut dengan memberikan dorongan dan intensif yang cukup besar
bagi perkembangan filsafat dan ilmu. Jadi dapat dikatakan bahwa perhatian khalifah yang begitu besar
bagi perkembangan ilmu dan filsafat merupakan salah satu faktor
peradaban Islam majudan dapat dibanggakan. Disamping itu, ayat-ayat Al-Qur’an
mendorong umat Islam untuk selalu memaksimalkan daya akalnya.
Perjumpaan tradisi Islam dengan tradisi-tradisi yang sudah maju merupakan
faktor lain yang cukup dominan dalam memberikan kontribusi
positif bagi kemajuan ilmu dan filsafat
di dunia Islam.
tokoh filosof Islam yang terkenal di dunia sangatlah banyak, namun beberapa
tokohyang sudah banyak dikenal antara lain :
1.      AL-KINDI
Falsafat baginya adalah pengetahuan tentang yang benar. Tuhan dalam
falsafatnya tidakmempunyai hakikat dalam arti aniyah maupun hamiyah.
 Tidak aniyah karena Tuhan tidakmasuk dalam benda-benda yang ada dalam
alam. Tidak hamiyah karena Tuhan tidakmerupakan genus atau species. Sesuai
paham dalam Islam, Tuhan bagi Al-Kindi adalah pencipta dan bukan penggerak
pertama sebagaimana pendapat Aristoteles.
2.      AL-RAZI
Seorang rasionalis yang hanya percaya pada kekuatan akal dan tidak percaya
pada wahyudan perlunya Nabi-nabi. Ia berkeyakinan bahwa akal manusia kuat untuk
mengetahuiyang baik dan yang buruk, untuk tahu pada Tuhan dan mengatur hidup
manusia di duniaini.
3.      AL-FARABI
Berkeyakinan bahwa falsafat tak boleh dibocorkan dan sampai ke tangan orang
awam.Oleh karena itu, para filosof harus menuliskan pendapat-pendapat dalam
gaya bahasayang gelap agar jangan diketahui oleh sembarang orang. Ia mengatakan
bahwa agamadan falsafat tidak bertentangan, keduanya sama-sama membawa kepada
kebenaran
4.      IBN THUFAIL
Menurutnya, filsafat dan agama adalah selaras, bahkan merupakan gambaran
dari hakikat yang satu. Yang dimaksudkan agama di sini adalah batin dan
syari’at. Dia jugamenyadari adanya perbedaan tingkat akal antara sesama
manusia.



5.      IBN RUSYD
Sebagai filsuf besar, juga memikirkan, membahas dan memecahkan
masalah-masalahyang pernah dipikirkan oleh filsuf-filsuf sebelumnya. Ia tidak
menerima begitu saja pikiran mereka, tetapi mereka menerima yang setuju dan menolak yang
sebaliknya.
6.      NASHIRUDDIN THUSI
Filsafat pertama meliputi alam semesta dan hal-hal yang berhubungan dengan
alamsemesta. Termasuk dalam hal ini pengetahuan tentang ketunggalan dan
kemajemukan,kepastian dan kemungkinan, esensi dan eksistensi, kekekalan dan
ketidakkekalan. Bagidia Tuhan tidak perlu dibuktikan secara logis. Eksistensi
Tuhan harus diterima dandianggap sebagai postulat, bukannya dibuktikan.
Mustahil bagi manusia yang terbatasuntuk memahami Tuhan di dalam
keseluruhan-Nya, termasuk membuktikan eksistensi- Nya.
7.      SUHRAWARDI AL-MAQTUL
Menggunakan istilah atau lambang yang berbeda dari biasanya dipahami orang
banyak.Seperti barzah, tidak berkaitan dengan persoalan kematian. Namun istilah
tersebut adalahungkapan pemisah antara dunia cahaya dengan dunia kegelapan.
Timur dan Barat
tidak berhubungan dengan letak geografisnya,
tetapi berlandaskan pada penglihatan horizontalyang memanjang dari Timur
ke Barat. Jadi, makna Timur diartikan sebagai Dunia Cahayaatau Dunia Malaikat
yang bebas dari kegelapan dan materi, sedangkan Barat adalahDunia Kegelapan dan
Materi. Barat Tengah adalah langit-langit yang
menampakkan pembauran antara cahaya dengan sedikit kegelapan. Timur yang sebaliknya adalah apayang
berada dibalik langit yang kelihatan, dan apa yang di atasnya, maka batas antaraTimur
dan Barat bukanlah falak bulan seperti dalam filsafat Aristotelian, tetapi ia
adalahlangit bintang-bintang tetap, atau penggerak yang tidak bergerak.
8.      MULLA SHADRA
Menurutnya, filsafat dibedakan menjadi dua pembagian utama yaitu :
1)     
Bersifat teoritis, yang mengacu kepada pengetahuan tentang segala
sesuatusebagaimana adanya. Perwujudannya tercermin dalam dunia akal, termasuk
jiwadidalamnya sebagaimana yang dikemukakan oleh Al-Farabi dan Ibn Sina.
2)     
Bersifat praktis, yang mengacu pada pencapaian kesempurnaan-kesempurnaan
yangcocok bagi jiwa. Perwujudannya adalah mendekatkan diri kepada Tuhan. Ia
jugameyakini adanya titik temu antara filsafat dan agama sebagai kesatuan
kebenaranyang dapat dibuktikan melalui mata rantai historis yang berkesinambungan
dariAdam sampai Ibrahim, orang-orang Yunani, para sufi Islam dan para
filsuf.
C.     POKOK-POKOK YANG DI BAHAS
DALAM FILSAFAT ISLAM
1.      EMANASI
Emanasi adalah teori yang dikemukakan oleh Plotinus, yang
terkenal dengansebutan aliran Neo-Platinisme. Prinsip teori emanasi adalah
penjelasan tentangmunculnya yang banyak dari yang satu atau terjadinya alam
dari sumber yang pertama.Dalam bahasa agama sering dinamakan dengan penciptaan,
yakni bagaimana Tuhanmenciptakan alam ini. Proses ini merupakan proses otomatis
tanpa kehendak, bagaikanmunculnya panas dari api dan cahaya dari matahari.
Persoalan tentang terciptanya alammerupakan persoalan parenial yang sampai saat
ini belum terpecahkan secara baik. Al-Farabi, Filosof muslim yang terkenal
menguraikan teori emanasi secara lebih rinci. Al-Farabi menggunakan teori
emanasi, yang dalam bahasa arab disebut nazhariyat Al-faidh
(teori limpahan). Karena sesuatu kalau sudah sempurna akan melimpah,
bagaikan gelas jika terus diisi dengan air akan melimpah. Begitu juga
Tuhan yang maha sempurna akan melimpah dari dirinya kesempurnaan juga.
2.      JIWA ATAU RUH
Jiwa dalam bahasa arab disebut dengan nafs atau ruh, sedangkan dalam bahasa
inggris soul atau spirit  adalah unsur immateri dalam diri manusia. Jiwa
tidak dapatdipisahkan dari tubuh, begitu juga sebaliknya karena tanpa salah
satu dari keduanya,seseorang tidak dapat dikatakan manusia. Kendati jiwa adalah
unsur pokok dalam dirimanusia, persoalan hakikat jiwa, hubungan jiwa dengan
badan dan keabadian jiwa tidakmudah dipecahkan. Karena itu, tidak heran para
ahli agama, filosof, sufi, dan psikologsampai sekarang masih terus berusaha
mengkaji dan mendalami tentang eksistensi jiwa.Dalam kitab-kitab suci agama
pun, ungkapan jiwa termasuk bahasan yang penting karenaterkait dengan
kepercayaan pokok, yaitu percaya akan hari akhirat, yang didalamnyaterkandung
makna keabadian jiwa.
Dalam Al-Qur’an, jiwa diungkapkan denga kata nafs atau ruh, yang artinya
tidak selalu sama karena nafs sendiri tidak satu artinya, ada yang berarti
jiwa, hati, dan jenis.Sedangkan ruh yang berarti jiwa, malaikat jibril, dan
wahyu. Kendati terdapat persamaanarti antara nafs dan ruh, dal
am mu’jam Al-wasith, ruh dan nafs dibedakan. Ruh adalahyang menghidupkan nafs
dan esensi ruh lebih halus daripada nafs. Pengertian initampaknya diperkuat
oleh M. Quraish Shihab, yang mengatakan bahwa nafs dalam Al-Qur’an
menggambarkan totalitas manusia atau kepribadian seseorang yangmembedakannya
dengan orang lain. Dia mengutip pendapat Abdul Karim Al-Khatib,salah seorang
ulama islam kontemporer, yang cenderung memahami jiwa sebagai suatuhasil
perpaduan antara jasmani dan ruhani manusia, perpaduan yang kemudianmenjadikan
yang bersangkutan mengenal perasaan, emosi, dan pengetahuan, serta dikenaldan
dibedakan dengan manusia lainnya. Sedangkan Ibn Katsir berpendapat bahwa nafs dan
ruh adalah sama, yaitu zat yang halus menjalar didalam tubuh, seperti
mengalirnyaair dalam akar pohon-pohonan.Ibnu Miskawih, filosof etika,
berpendapat bahwa jiwa adalah substansi sederhana,tidak dapat diindera, jiwa
bukanlah tubuh, bukan juga bagian dari tubuh, dan bukan pulamateri. Jiwa itu
satu dan lebih luas dari pada materi karena jiwa dapat menerima sesuatuyang
berlawanan pada saat yang bersamaan, seperti warna putih dan hitam, sedangkantubuh
tidak dapat menerima kedua warna itu bersamaan. Jiwa juga tidak dapat
diukurdengan ukuran panjang atau lebar sebagaimana mengukur benda karena jiwa
tidak akan berubah lebih panjang atau lebih lebar.
Ibnu Sina meyakini benar bahwa jiwa adalah unsur yang berbeda dari tubuh
danmemiliki karakter spesifik. Untuk mejelaskan perbedaan tersebut dan
sekaligusmemperkuat adanya jiwa. Ibn Sina mengemukakan empat argumen, yaitu:
1)     
Argumen psiko fisik, yaitu setiap benda harus tunduk pada hukum alam, contohnya batu harus jatuh kebawah dan tidak bergerak, tetapi ternyata manusia adalah bendayang
bisa bergerak. Gerak manusia ini tentu tidak digerakkan oleh tubuh itu
sendiri,tetapi ada unsur luar yang menggerakkannya, yang disebut jiwa.
2)     
Aku dan fenomena psikologis, yaitu ketika seseorang mengatakan aku mau
tidur,maka yang dimaksudnya bukan kakinya bergerak dan
matanya tertutup, tetapi yangdimaksud aku adalah keseluruhan dirinya
yang satu dan itu adalah jiwa.
3)     
Argumen kontinuitas, yaitu pengetahuan seseorang selalu
sambung-menyambungdari yang dulu , sekarang, dan yang akan datang tanpa
terputus. Seseorang dapatmengingat masa lalu, dan berada pada saat ini,
kemudian dapat memprediksi masayang akan datang, yang semua itu menunjukkan
adanya aktivitas yang dilakukanoleh unsur selain badan, yang disebut jiwa.
4)     
Argumen manusia terbang, yaitu diandaikan ada seseorang yang lahir
dengankesempurnaan akal dan tubuh kemudian ditutup matanya, sehingga tidak
dapatmelihat kemudian diterbangkan di udara kosong tanpa bersentuhan dengan
bendaapapun, maka dapat dikatakan bahwa jiwa itu ada karena dia dapat
mengkhayalkanadanya kaki dan tangan. Jelas bahwa khayalannya tentang kaki dan
tangan bukan berasal dari indera, tetapi unsur yang lain, yaitu jiwa.
Ibnu Sina meyakini bahwa jiwa akan kekal setelah mati karena jiwa
manusia berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada-Nya. Jiwa tidak akan mati ketika
kematian tubuh karena jiwa adalah unsur yang sama sekali berbeda dengan tubuh
dan tidakmungkin jiwa tergantung pada tubuh. Hubungan antara tubuh dan jiwa
bukanlahhubungan yang kausal dan keharusan, tetapi bagaikan hubungan tuan dan
hamba, yaitutuan tidak terpengaruh dengan perubahan yang menimpa hambanya.
Karena itu, jiwatidak terpengaruh oleh perubahan yang terjadi pada badan karena
tidak hanya mendapat balasan didunia saja, tetapi nanti pada hidup kedua di akhirat. Jika jiwa manusia telahmencapai
kesempurnaan sebelum berpisah dengan badan, maka dia akan mengalamikesenangan untuk
selamanya, dan jika dia berpisah dengan badan dengan keadaan yang tidak
sempurna, karena waktu bersatu dengan tubuh dipengaruhi hawa nafsu, maka iaakan
hidup dalam keadaan menyesal untuk selamanya.
3.      AKAL
Permasalahan akal merupakan bagian yang menjadi pembahasan tidak saja
dalamfilsafat islam, tetapi juga dalam teologi dan bahkan hampir di semua aspek
dalam bidangkeilmuan islam. Dalam fiqih umpamanya, akal merupakan bagian yang
amat pokokuntuk berijtihad karena setelah Al-Qur’an dan hadits, akal lah yang
berperan menentukan suatu hukum. Hadits nabi juga menegaskan bahwa jika
ditemukan penyelesaian suatu persoalan dalam Al-qur’an dan
hadits, maka hendaklah berijtihad dengan akal.
Karena itu, wajar kemudian akal merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari pembahasan bagian keilmuan dalam islam.
Peranan akal dalam teologi mu’tadzilah amat besar jika dibandingkan dengan Asy-Ariyah.
Bagi mu’tadzilah manusia sudah harus melakukan kebaikan danmeninggakan
keburukan kendati belum diutus rasul karena Tuhan memberi daya akal kepada
manusia untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk.Menurut Al-Kindi, akal
terbagi atas empat: pertama akal yang selalu bertindak;kedua, akal yang secara
potensial berada dalam ruh; ketiga, akal yang berubah di dalamruh dari daya
menjadi aktual; dan keempat, akal yang kita sebut akal kedua. Akal menurut
Al-Razi merupakan limpahan dari Tuhan. Akal diciptakan olehTuhan untuk
menyadarkan jiwa yang terlena dalam fisik manusia, bahwa tubuh itu bukanlah tempat yang sebenarnya, serta bukan tempat kebahagiaan dan tempat
abadi. Kesenangan dan kebahagian yang sebenarnya adalah melepaskan diri dari
materi dengan jalan berfilsafat.
4.      TEORI KENABIAN
Teori kenabianKenabian
merupakan salah satu pembahasan yang dibicarakan oleh para filosofIslam karena
persoalan ini terkait erat dengan pelimpahan dari Akal Aktif (Jibril)
para nabi dan filosof. Jika para nabi mendapatkan wahyu dari jibril, maka filosof
pun dapat berhubungan dengan jibril yang dalam istilahnya disebut Akal Aktif.
Persoalan berikutnya adalah jika nabi dan filosof sama-sama dapat berhubungan dengan Jibril,
apa perbedaan nabi dan filosof. Dalam kata lain apakah kedudukan nabi dan
filosof sama
atau berbeda. Kalau sama di mana letak persamaannya jika berbeda dimana letak perbedaannya.Dalam
beberapa hal nabi dan filosof sama, yakni dapat berhubungan denganJibril, baik
ketika bangun maupun ketika tidur. Sedangkan filosof hanya
dapat berhubungan dengan Jibril hanya ketika tidur saja. Di samping itu, nabi berhubungandengan
perantara hidayah, sedangkan filosof lewat perantara akal mustafad.
Persoalaninilah yang kemudian dibicarakan oleh para filosof-filosof
muslim.Menurut Al-Farabi, dasar setiap agama langit adalah wahyu dan
inspirasi.Seorang nabi adalah seseorang yang dianugerahi kesempatan untuk dapat
langsung berkomunikasi dengan Tuhan dan diberi kemampuan untuk menyatakan kehendak-Nya.Islam,
sebagaimana agama-agama langit lainnya, mempunyai Tuhan sebagai penguasa. Al-Qur’an
mengatakan: “Ia tidak lain hanyalah wahyu yang diwahyukan Tuhan Yang Maha Kuasa
telah mengajarnya.”(QS. 53: 4-5). Al-Razi adalah seorang tokoh filsafat yang
kontroversial yang mengikuti aliranrasionalis murni. Oleh karena itu, ia
berpandangan manusia tidak membutuhkan adanyanabi yang tugasnya mengatur
kehidupan manusia agar teratur. Manusia bisa teratur dalammenata kehidupannya
dengan adanya akal yang diberikan oleh Tuhan kepada manusiasebagai karunia yang
terbesar. Jadi, menurutnya hanya dengan akal-lah manusia dapathidup teratur
tanpa nabi sekalipun.
 Adapun menurut Al-Thusi, manusia mempunyai kebebasan dalam bertindak
dankelak akan dibangkitkan kembali tubuhnya. Setelah menetapkan kebebasan
berkehendakdan kebangkitan kembali tubuh, Al-Thusi lalu menetapkan perlunya
kenabian dankepemimpinan spiritual. Pertentangan minat serta kebebasan individu
mengakibatkan tercerai-berainya kehidupan sosial, dan ini memerlukan aturan
suci dari Tuhan untukmengatur urusan-urusan manusia.
 Pendapat tersebut membawa konsekwensi beraganya minat
sertadimungkinkannya terjadi kekacauan dalam kehidupan sosial. Untuk itu diperlukan
aturansuci dari Tuhan untuk mengatur kehidupan manusia. Oleh karena Tuhan
berada di luar jangkauan indera, maka Dia mengutus nabi untuk menuntun
manusia. Jadi kehadiran nabisangat diperlukan manusia, termasuk dalam hal
kepemimpinan spiritual untuk melanjutkan aturan suci yang ditetapkan para nabi.
5.      ESKATOLOGI
Iman pada hari akhirat dalam Islam merupakan rukun iman setelah iman
kepadaTuhan. Jika seseorang tidak mengimani kebangkitan di hari akhirat, maka
dia berhak dicap kafir. Al-Ghazali, yang terkenal dengan julukan hujjatul
Islam.
Mencap filosof kafirkarena filosof mengimani kebangkitan ruhani dan menolak
kebangkitan jasmani.Persoalannya adalah apakah benar filosof itu kafir
sebagimana dituduhkan Al-Ghazali.Kalau benar apakah kafir mereka sama dengan
kafir musyrik. Persoalan inilah yangkemudian mendapat reaksi cukup keras dari
Ibn Rusyd, sehingga menulis buku khusus,yang berjudul Tahafut Al-Tahafut untuk
menjawab tuduhan Al-Ghazali tersebut.Persoalannya kemudian adalah bagaimana
sebenarnya posisi Al-Ghazali yangmenggugat para filosof dan bagaimana juga
posisi Ibn Rusyd dalam menjawab tuduhanAl-Ghazali tersebut. Bentuk perdebatan
dengan argument masing-masing inilah yangcukup menarik untuk dikaji dan didalami
karena kedua tokoh ini cukup memiliki pengaruh besar dalam pola pemikiran umat Islam
sampai sekarang. Karena itu, ini tidak bertujuan untuk menilai mana yang benar
dan salah, tetapi untuk menjelaskan secara proporsional
dan objektif suatu perdebatan yang berkualitas. Penilaian diserahkan kepada pembaca
mana yang dianggapnya benar atau salah.
6.     
KEBAIKAN DAN
KEJAHATAN
Adanya kejahatan di jagad
raya merupakan masalah yang tidak henti-hentinyadiperdebatkan, terutama oleh
agamawan dan ilmuwan. Masalah yang mendasar, terutama b
agi teisme, adalah kenapa kejahatan itu ada, padahal Tuhan Pencipta, maha kuasa, dan
sumber kebaikan. Salah satu susunan argument ateisme menolak teisme adalah
sebagai berikut :
a.      
Jika Tuhan maha baik, tentu Dia akan membasmi kejahatan
b.     
Jika Tuhan maha kuasa, tentu Dia mampu menghancurkan kejahata
c.      
Tetapi Kejahatan belum terhapus
d.     
Karena itu, Tuhan tidak ada.
7.     
ALAM ANTARA
QADIM DAN BAHARU
Perbincangan mengenai
penciptaan alam dan sifat alam merupakan salah satu halyang krusial, dalam
teologi Islam maupun dalam filsafat Islam. Sebab jika alam qadimsedangkan Tuhan
juga qadim, maka tentu ada 2 yang qadim. Dua yang
qadim bertentangan dengan ajaran dasar Islam yang menegaskan bahwa hanya Tuhan satu-satunya
zat yang qadim, selain Tuhan adalah baharu dan ciptaan-Nya. Perdebatan
inilahyang muncul di kalangan filosof karena mereka di tuduh memprakarsai alam
qadim.Apakah benar alam qaim menurut filosof atau tidak bahkan mereka yang
menuduh filosofmengatakan alam qadim salah memahami pandangan filosof.Menurut
Al-Kindi, Tuhan menciptakan alam dari tidak ada karenanya alam
adalah baharu. Penciptaan alam adalah proses dari yang tertinggi sampai yang terendah. Akaladalah
yang tertinggi dan materi adalah yang terendah. Namun, dalam pemikiran Al-Kindi
tidak jelas apakah dia menganut teori emanasi tentang penciptaan atau tidak
karenatidak ada tulisannya yang terperinci tentang itu.
8.     
PENGETAHUAN
TUHAN
Salah satu persoalan yang
diperdebatkan kalangan teolog da filosof adalahmengenai pengetahuan Tuhan
apakah Tuhan mengetahui hal-hal yang terperinci, sepertiapakah Tuhan mengetahui
semut hitam berjalan di malam gelap diatas batu hitam.Persoalannya adalah jika
Tuhan mengetahui hal-hal yang terperinci, maka Tuhan amatsangat sibuk dan apa
gunanya Tuhan mengetahui semua itu. Jika Tuhan tidak mengetahui tentu di
samping terkesan Dia tidak mengetahui, juga tidak sesuai dengan ayat Al-Qur’an
yang menjelaskan Tuhan Maha
Mengetahui.Persoalan inilah yang diperdebatkan secara panjang lebar antara
teolog danfilosof. Abu Barakat Al-Bagdadi berkomentar tentang persoalan
tersebut, “Para pemikir kontemporer dan tradisional berbeda pendapat tentang
pengetahuan Tuhan mengenai hal-hal yang terperinci. Sebagian mereka berpendapat
bahwa Tuhan tidak mengetahui selainzat dan sifat-Nya. Adapun sebagian yang lain
mengatakan bahwa Tuhan mengetahui zatdan juga semua makhluk-Nya dalam berbagai
keadaan, baik yang sekarang maupun yangakan datang. Sisanya berpendapat bahwa
Tuhan mengetahui zat sifat-sifat global, danwujud yang abadi lewat zat-Nya.
Bagi pendapat yang terakhir ini Tuhan tidak mengetahuihal-hal yang terperinci
dan berbagai perubahan di jagad raya.
9.     
HUKUM
KAUSALITAS
Teori kausalitas adalah salah
satu sumbangan terbesar filsafat pada ilmu. Ilmumenjadikan teori kausalitas
sebagai dasar pijakannya. Ilmu kesehatan umpamanya, harustaat azaz pada hukum
sebab akibat. Kalau obat tertentu tidak memberi kepastian penyembuhan bagi penyakit tertentu, maka akan kacau sistem pengobatan. Karena itu,obat
harus mencapai tingkat kepastian sebagai penyembuh suatu penyakit.
Peristiwa- peristiwa di alam juga tidak terlepas dari
hukum sebab akibat, seperti api membakar danair membasahi.Teori
kausalitas sudah dikembangkan sejak zaman Yunani. Aristotelesmempertegas
keberadaan teori kausalitas dengan menguraikan bahwa ada empat macamsebab,
yaitu sebab materi, bentuk, efisisen, dan tujuan. Keempat jenis sebab
tersebutsaling terkait dan bersatu. Sebab materi dan bentuk ada dalam benda itu
sendiri,sedangkan sebab efisien dan tujuan berada di luar benda. Keempat sebab
berlaku, baik bagi kejadian alam maupun bagi kejadian yang disebabkan oleh manusia. Aristoteles bermaksud bahwa dengan penjelasan ini ia memberikan daftar komplit yang memuat
semua faktor yang dapat menyebabkan suatu kejadian. Dalam suatu kejadian
keempat jenis sebab itu dapat dibedakan, paling tidak secara logis.
10.  RUANG DAN WAKTU
Dalam sistem Aristoteles,
alam terbatas oleh ruang, tetapi tidak terbatas olehwaktu. Hal itu dikarenakan
gerak alam seabadi Penggerak Tak Tergerakkan (Unmovable Mover ).
Keabadian alam ini ditolak dalam pemikiran Islam, karena alam adalahdiciptakan.
Untuk itu para filosof muslim mencari jalan keluarnya yang sesuai denganagama
dan permasalahan tersebut. Tokoh filosof Muslim yang dianggap ateis
karenasependapat dengan Aristoteles bahwa alam ini kekal adalah Ibn Sina dan
Ibn Rusyd.Al-Kindi memecahkan masalah tersebut secara radikal dengan gagasan
tentangketakterhinggaan secara matematik. Ia mengatakan bahwa alam ini tidak
kekal. Benda- benda fisik terdiri atas materi dan bentuk, dan bergerak di
dalam ruang dan waktu. Waktudan ruang adalah hal yang terbatas, karena
keduanya tidak aka nada kecuali denganketerbatasan. Waktu bukanlah gerak,
tetapi bilangan pengukur gerak, karena waktu taklain adalah yang dahulu dan
yang akan datang. Bilangan terdiri atas dua macam, yaitutersendiri dan
berkesinambungan. Oleh karena itu, waktu adalah berkesinambungan yangdapat
ditentukan, yang berproses dari dulu hingga kelak



BAB III
PERNUTUP
A.    KESIMPULAN
Dari uraian
mengenai Filsafat Islam diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1.     
Filsafat berasal dari kata Yunani yaitu philos (keinginan) dan Sophia(kebenaran) jadi, filsafat adalah cinta kepada ilmu pengetahuan atau kebenaran, suka kepadahikmah
dan kebijaksanaan. Adapun filsafat Islam adalah pemikiran-pemikiranfilsafat
yang memberikan kontribusi pada Islam dan sebaliknya Islammenggunakan filsafat
untuk memperkuat prinsip-prinsip agama.Filsafat Islam berawal dari filsafat
Yunani yang telah dipelajari sebelumnya oleh bangsa taklukan Islam seperti Mesir, Baghdad dan Syiria
yang kemudian diteruskan secara intensif oleh para Khalifah.
2.     
Tokoh-tokoh filsafat Islam yaitu :AlKindi, Ibnu Rusyd, Al Razi, Ibn
Thufail, Al Farabi, Suhrawardi Al Maqtul,Mulla Shadra, Nashiruddin Thussi, dll.
3.     
Pokok-pokok yang dibahas dalam filsafat Islam yaitu ;
a.      
Prinsip teori emanasi adalah penjelasan tentang munculnya yang banyak
dariyang satu atau terjadinya alam dari sumber yang pertama.
b.     
Jiwa dalam bahasa arab disebut dengan nafs atau ruh, sedangkan
dalam bahasa inggris soul atau spirit adalah unsur immateri dalam
diri manusia. Jiwatidak dapat dipisahkan dari tubuh, begitu juga sebaliknya
karena tanpa salahsatu dari keduanya, seseorang tidak dapat dikatakan manusia.
c.      
Akal, merupakan bagian yang amat pokok karena digunakan untuk berijtihaddan
membantu manusia agar tidak terlena oleh materi.
d.     
Filosof berkomunikasi melalui mimpi sedangkan nabi diberi kemampuanuntuk
berkomunikasi secara langsung maupun dalam mimpi. Dan kenabianmenjadi penting
karena jika manusia hanya menggunakan akal maka akanterjadi kerusakan dan
karena itu perlu adanya suatu petunjuk suci dari-Nya.
e.      
Eskatologi = Iman pada hari akhirat dalam Islam merupakan rukun imansetelah
iman kepada Tuhan.
f.       
Kebaikan dan kejahatan,
g.     
Alam, antara qodim dan baru, menurut alKindi, alam itu baru. Penciptaanalam
dimulai dari yang tertinggi hingga yang terendah.
h.     
Pengetahuan Tuhan.
i.       
Hukum kausalitas(sebab-akibat)
j.       
jRuang dan waktu.
B.     KRITIK DAN SARAN
Kami selaku penulis memohon kepada para pembaca agar memberikan kritik
dansaran atas makalah kami karena pasti kami tidak akan lepas dari
kekeliruan-kekeliruan.



DAFTRA
PUSTAKA
https://www.wikipedia.org/
https://www.scribd.com/doc/315589539/REVISI-MAKALAH-02-ASPEK-FILSAFAT-ISLAM-pdf
http://www.masterpendidikan.com/2017/03/definisi-filsafat-secara-etimologi-terminologi.html

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *