Rabu, Oktober 16, 2024
KuliahUlumul Qur'an

Ilmu Makky Walmadani



BAB II


PEMBAHASAN

A. Pengertian Makkiyah dan
Madaniyah

“Dalam kitab Shahih Bukhari diriwayatkan dari
Umar Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya dia mengatakan : “Kami tahu hari itu dan
tempat wahyu tersebut turun kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Wahyu
tersebut turun sementara Rasulullah sedang berdiri berkhutbah hari Jum’at di
padang Arafah”.

Makkiyah ialah
ayat-ayat yang turun di Makkah dan sekitarnya seperti Mina, Arafah dan
Hudabiyah, sedangkan Madaniyah adalah ayat-ayat yang turun di Madinah dan
Sekitarnya, seperti Uhud, Quba, dan Sul’a.

Dari perpektif objek pembicaraan, mereka
mendifinisikan kedua terminologi di atas sebagai berikut:

“Makkiyah adalah ayat-ayat yang menjadi khitab bagi
orang-orang Makkah, sedangkah Madaniyah adalah ayat-ayat yang menjadi khitab
bagi orang-orang Madinah”

B. Ciri-ciri Khas Ayat-ayat
Makkiyah dan Madaniyah

a. Tanda-tanda surah Makkiyah

Sesuatu surah/ayat adalah Makkiyah, kalau ayat itu
mempunyai tanda-tanda sebagai berikut:

1.     
Dimulai dengan nida’
يَا أيُّها النَّاس “ ya ayyuhan naasu” dan sejenisnya


Contoh: dalam surat al-Baqarah : 21.

“Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan
orang-orang sebelummu, agar kamu bertakwa”.

2.      Di
dalamnya terdapat lafadz: “kalla”

“… Sekali-kali tidak, sesungguhnya itu adalah yang
diucapkannya saja…”

3.     
 Di dalamnya terdapat ayat-ayat sajdah, ada 15 ayat sajdah, (sunnah
bersujud tilawah) antara lain : dalam surat al-A’raf : 206

“…..dan mereka bertasbih memujinya dan hanya
kepada-Nyalah mereka bersujud”

4.      Di
dalamnya berisi cerita-cerita terhadap kemusyrikan dan penyembuhan-penyembuhan
kepada selain Allah SWT.

فَلَمَّا
أَلْقَوْاْ سَحَرُواْ أَعْيُنَ النَّاسِ وَاسْتَرْهَبُوهُمْ
وَجَاءوا بِسِحْرٍ عَظِيمٍ

Artinya : “Maka tatkala mereka melemparkan,
mereka menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut, serta mereka
mendatangkan sihir yang besar (mena’jubkan).” (QS. Al A’raf : 116)

5. Di dalamnya berisi penjelasan dengan bukti-bukti
argumentasi dari alam ciptaan Allah Swt. yang dapat menyadarkan orang-orang
kafir yang menggunakan bukti-bukti rasional dan ayat-ayat kauniyah.

6. Banyak terdapat lafal sumpah.


 

 

b. Madaniyah

a)     
Menjelaskan permasalahan ibadah, muamalah, hudud, bangunan rumah tangga,
warisan, keutamaan jihad, kehidupan sosial, aturan-aturan pemerintah menangani
perdamaian dan peperangan, serta persoalan-persoalan pembentukan hukum syara’.

b)     
Di dalamnya berisi hukum-hukum faraidl, seperti dalam surah: al-Baqarah,
anNisa’ : 12, al-Maidah.

c)     
Berisi izin jihad fisabilillah (berjuang di jalang
Allah) dan hukum-hukumnya, seperti talak, seperti dalam surah : al-Baqarah,
al-Anfal, at-Taubah : 70 dan alHajj.

d)     Berisi hukum-hukum Munakahat (pernikahan).
Baik mengenai nikah, talak seperti dalam surah: al-Baqarah, Ali Imran, an-Nisa’
: 35, Al-Maidah, an-Nur, al-Mumtahanah, at-Thalak dan sebagainya.

e)      Berisi da’wah (seruan)
kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani serta penjelasan-penjelasan akidah mereka
yang menyimpang, seperti dalam surah : al-Baqarah : 159 – 160, Ali Imran,
al-Fath, al-Hajt, al-Hjarat dan sebagainya.

f)       Berisi
ayat-ayat nida’ yang ditujukan kepada penduduk Madinah yang Islam dan Khithab (perintah)
: “ya ayyuhal ladzini amanu” yang dalam al-Qur’an ada 219 ayat.

C. Cara-cara Mengetahui
Makkiyah dan Madaniyah

Dalam menetapkan ayat-ayat al-Qur’an yang termasuk
kategori Makkiyah dan Madaniyah, para sarjana Muslim berpegangan teguh pada dua
perangkat pendekatan, yaitu:

1. Pendekatan Transmisi
(Periwayatan)

Dengan perangkat
pendekatan transmisi, para sarjana muslim merujuk kepada riwayat-riwayat valid (sah)
yang berasal dari para sahabat, yaitu orang-orang yang besar kemungkinan
menyaksikan turunnya wahyu, atau para generasi tabi’in yang saling berjumpa dan
mendengarkan langsung dari para sahabat tentang aspek-aspek yang berkaitan
dengan proses kewahyuan al-Qur’an, termasuk di dalamnya adalah informasi
kronologis al-Qur’an.

Otoritas para
sabahat dan para tabiin dalam mengetahui informasi kronologi al-Qur’an dapat
dilihat dari pernyataan-pernyataanya. Dalam salah satu riwayat alBukhari, Ibn
Mas’ud berkata :

“Demi Dzat yang tidak ada Tuhan selain-Nya, tidak
ada salah satu pun dari kitab Allah yang turun, kecuali aku tahu untuk siapa
dan di mana diturunkan, seandainya aku tahu tempat orang yang lebih paham
dariku tentang kitab Allah pasti aku akan menjumpainya.”

2. Pendekatan Analogi (Qiyas)

Ketika melakukan
kategorisasi Makkiyah dan Madaniyah, para sarjana muslim penganut pendekatan
analogi bertolak dari ciri-ciri spesifik dari kedua klasifikasi itu. Misalnya
mereka menetapkan tema kisah para Nabi dan umat-umat terdahulu sebagai ciri
khusus Makkiyyah; Tema faraidl dan ketentuan had sebagai
ciri khusus Madaniyyah.


 

 

D. Klasifikasi Ayat-ayat dan Surat-surat Al-Qur’an

Pada umumnya para
ulama membagi macam-macam surah al-Qur’an menjadi dua kelompok yaitu :
surah-surah Makkiyah dan Madaniyah. Mereka berbeda pendapat dalam menetapkan jumlah
masing-masing kelompoknya.

Sebagian ulama
mengatakan, bahwa jumlah surah Makkiyah ada 94 surah, sedangkan surah Madaniyah
ada 20 surah. Sebagian ulama yang lain mengatakan bahwa jumlah surah Makkiyah
ada 84 surah, dan yang Madaniyah 30 surah.

Dr. Abdullah Syahhatah dalam bukunya al-Qur’an
wat tafsier
 mengatakan surah-surah yang disepakati para ulama, surah
Makkiyah ada 82 surah, dan surah Madaniyah ada 20 surah. Dan ada sebagian surah
lain yang tergolong Makkiyah atau Madaniyah, tetapi di dalam berisi sedikit
ayat yang lain statusnya.

a. Surah-surah Makkiyah murni

Yaitu surah-surah Makkiyah yang seluruh
ayat-ayatnya juga berstatus Makkiyah semua, tidak ada satupun yang Madaniyah,
surah-surah yang berstatus murni ini seluruhnya ada 58 surah yang berisi 2074
ayat.

Contohnya seperti surah-surah al-Fatihah, Yunus,
ar-Ra’du, al-Anbiya’, alMu’minuun, al-Fathir, surah-surah yang pendek-pendek
pada juz 30 kecuali surah an-Nashr.

b. Surah-surah Madaniyah murni

Yaitu surah-surah Madaniyah yang seluruh
ayat-ayatnya pun Madaniyah semua. Tidak ada satu ayat pun yang Makkiyah.

Surah-surah yang berstatus Madaniyah murni ini
seluruhnya ada 18 surah yang terdiri dari 737 ayat. Seperti surah-surah Ali
Imran, an-Nisa’, an-Nur, al-Ahzab, al-Hujurat, al-Mumtahanah, az-Zalzalah dan
sebagainya.

c. Surah-surah Makkiyah yang
berisi ayat Makkiyah

Yaitu surah-surah yang sebetulnya kebanyakannya
ayatnya adalah Makkiyah, sehingga berstatus Makkiyah, tetapi di dalamnya ada
sedikit ayatnya yang berstatus Madaniyah, surah-surah yang demikian ini dalam
al-Qur’an ada 32 surah yang terdiri dari 2.699 ayat. Contohnya, antara lain
seperti surah : al-An’am, al-A’raf, al-Waqiah, Hud, Yusuf, Ibrahim dan
sebagainya.

d. Surah-surah Madaniyah yang
berisi ayat Makkiyah.

Yaitu surah-surah yang kebanyakan ayat-ayatnya
berstatus Madaniyah, surah-surah yang demikian ini, dalam al-Qur’an hanya ada 6
surah yang terdiri dari 726 ayat, yaitu surah-surah : al-Baqarah, al-Maidah,
al-Anfal, at-Taubah, al-Hajj, dan surah Muhammad.


 

 

E. Kegunaan Mempelajarinya

Kegunaannya antara lain :

1.      Mudah
diketahui mana ayat-ayat yang turun lebih dahulu dan mana ayat-ayat yang turun
       belakangan dari kitab suci al-Qur’an.

2.      Mengetahui
dan mengerti sejarah pensyari’atan hukum-hukum Islam (Tarikhut Tasysyrie’)
yang amat bijaksana dalam menetapkan peraturan-peraturan.

3.      Mengetahui
perbedaan dan tahap-tahap da’wah Islamiyah. Tahap-tahap da’wah Islamiyah yang
diterangkan dalam ayat-ayat Makkiyah adalah berbeda dengan isi dan ajaran dari
ayat-ayat Madaniyah, seperti yang telah diterangkan dalam tanda-tanda surah
Makkiyah dan Madaniyah di atas. 

4.      Mengetahui
perbedaan uslub-uslub (bentuk bahasa) al-Qur’an yang dalam
surah-surah Makkiyah berbeda dengan yang ada dalam surah-surah madaniyah.

5.      Dengan
mengetahui ilmu Makki dan Madani, situasi dan kondisi masyarakat kota Makkah
dan Madinah dapat diketahui, khususnya pada waktu turunnya ayat-ayat al-Qur’an.
Sedangkan dalam pembahasan lain juga dikutip tentang faedah-faedah mempelajari
surat Makkiyah dan Madaniyah di antaranya yang berpendapat, Syaikh Muhammad bin
Shalih al-Utsaimin beliau mengemukakan bahwa ada 4 faedah dalam mempelajari
surah Makkiyah dan Madaniyah yaitu :

a)      Nampak
jelas sastra al-Qur’an pada puncak keindahannya, yaitu ketika setiap kaum
diajak berdialog yang sesuai dengan keadaan objek yang didakwahi; dari
ketegasan, kelugasan, kelunakan dan kemudahan.

b)      Membedakan
antara nasikh dan mansukh ketika terdapat dua ayat Makkiyah dan Madaniyah, maka
lengkaplah syarat-syarat nasakh karena ayat Madaniyah adalah sebagai nasikh
(penghapus) ayat Makkiyah disebabkan ayat Madaniyah turun setelah ayat
Makkiyah.

 


 

 

BAB III

SKEMA

 

 

MAKKIYAH DAN MADANIYAH

 

Cara mengetahui Makkiyah dan
Madaniyah

 

1) Surah-surah Makkiyah murni.

2) Surah-surah Madaniyah murni.

3) Surah-surah Madaniyah yang berisi ayat Makkiyah.

4) Surah-surah Madaniyah yang berisi ayat Makkiyah

 

Klasifikasi Ayat-ayat dan
Surat-surat al-Qur’an

 

Terdapat dua pendekatan, yaitu :

1. Pendekatan transmisi (periwayatan) dan

2.
Pendekatan analogi (qiyas)

 

Tanda-tanda Ayat Makkiyah, yaitu:

1) Dimulai dengan nida’,

2) Di dalamnya terdapat lafadz: “Kalla”,

3) Terdapat ayat-ayat sajdah,

4) Berisi cerita-cerita terhadap kemusyrikan dan penyembuhan-penyembuhan
kepada selain Allah Swt.

5) Berisi penjelasan dengan bukti-bukti argumentasi dari alam ciptaan
Allah Swt.

6) Banyak terdapat lafal sumpah

 

Ialah ayat-ayat yang turun di Makkah dan sekitarnya seperti Mina,
Arafah dan Hudabiyah

 

Pengertian Makkiyah

 

Tanda-tanda Ayat Madaniyah, yaitu:

1) Menjelaskan permasalahan ibadah, muamalah, hudud, bangunan rumah
tangga, warisan, keutamaan jihad, kehidupan social dan lain-lain.

2) Berisi hukum-hukum faraidl.

3) Berisi izin jihad fi sabilillah

4) Berisi hukum-hukum Munakahat.

5) Berisi da’wah kepada orang-orang Yahudi dan Nasruni.

6) Berisi ayat-ayat nida’ yang ditujukan kepada penduduk Madinah

 

Pengertian Madaniyah

 

Adalah
ayat-ayat yang turun di Madinah dan Sekitarnya, seperti Uhud, Quba, dan Sul’a

 


 

 

BAB IV


PENUTUP

 



A. Kesimpulan

Setelah ditelusuri lebih jauh, ternyata
Makki dan Madani tidak hanya dibedakan oleh tempat turunya, tetapi juga
dibedakan oleh isi, uslub dan lafadz yang digunakan. Selain itu, tidak seluruh
surat masuk dalam kelompok Makkiyah atau Madaniyah, tetapi ada beberapa
perincian lebih lanjut sesuai dengan kondisi ayat-ayat dan kejadian yang
mengiri turunya ayat tersebut.


Oleh karena itu mengetahuyi Makki dan Madani merupakan suatu hal yang penting,
baik dalam penafsirah dalam al-Qur’an pelaksanaan dakwah Islam maupun
perjalanan sejarah pesyaratan hukum-hukum
Islam.


B.
 Saran

Dari beberapa penjelasan di atas
tentang penulisan Makkiyah dan Madaniyah pasti tidak terlepas dari esahan
penulisan dan rangkaian kalimat dan penyusunan Makalah ini menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan seperti yang diharapkan oleh para
pembaca dalam khususnya pembimbing mata kuliah ilmu ulumul qur’an, oleh karena
itu penulis makalah ini mengharap kepada para pembaca mahasiswa dan dosen
pembimbing mata kuliah ini terdapat kritik dan saran yang sifatnya konstruktif
dalam terselesainya makalah yang selanjutnya.

 



 

 

DAFTAR RUJUKAN

Almanhaj, Surat-Surat Makiyyah dan Madaniyah,
(Online) 2010. (
http://www.almanhaj.or.id/content/2197/slash/0.,
diakses tanggal 20 Maret 2010)

Ar-Rumi, Fhad bin Abdurrahman.,
Ulumul Qur`an (Studi Kompleksitas al-Qur`an), Terj. Amirul hasan dan muhammad
halabi, (Cet.I; Yogyakarta: Titian Ilahi, 1996
Hadi, Syamsul., Ayat-ayat Makkiyah wal Madaniyah, (Online) 2010.
(http://hadirukiyah.blogspot.com/2009/06/ayat-ayat-makkiyah-wal-madaniyah.html.,
diakses tanggal 29 Maret 2010)
Nurchozin, Ayat-Ayat Makkiyah dan Madaniyah, (Online) 2010.
(http://noberic-noberic.blogspot.com/2010/01/ayat-ayat-makiyah-dan-madaniyah.html.,
diakses tanggal 30 Maret 2010)

Diriwayatkan oleh Bukhari, Kitab Al-Iman, Bab ;
Ziyaadatul Iman Wa Nuqshaanuhu (Bertambah dan berkurangnya keimanan), hadits
nomor 45, Muslim, Kitab At-Tafsir, Bab Fii Tafsiri Aayaatin Mutafarriqah,
hadits nomor 3015
.

Almanhaj, Surat-Surat Makiyyah dan Madaniyah, (Online) 2010. (http://www.almanhaj.or.id/content/2197/slash/0., diakses tanggal 20 Maret 2010)

Dr. Fhad bin Abdurrahman Ar-Rumi, Ulumul Qur`an
(studi kompleksitas al-qur`an), Terj. Amirul hasan dan muhammad halabi, 
(Cet.I
Yogyakarta : Titian Ilahi,1996). 
h.173.

Syamsul Hadi, Ayat-ayat Makkiyah wal
Madaniyah
, (Online) 2010. (http://hadirukiyah.blogspot.com/2009/06/ayat-ayat-makkiyah-wal-madaniyah.html.,
diakses pada tanggal 29 Maret 2010)

Ibid.

Nurchozin, Ayat-Ayat Makkiyah dan Madaniyah, (Online) 2010.
(http://noberic-noberic.blogspot.com/2010/01/ayat-ayat-makiyah-dan-madaniyah.html.,
diakses tanggal 30 Maret 2010)

http://zempat.blogspot.com/2013/01/Makkiyah-dan-Madaniyah.html

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *