Apa itu Validitas? (Tugas)
Validitas
A.
Pengertian
validitas
Pengertian
validitas
Validitas (keshahihan) adalah
kualitas yang menunjukkan hubungan antara suatu pengukuran (diagnosis) dengan
arti atau tujuan kriteria belajar atau tingkah laku. Beberapa kriteria dapat
dipilih untuk memperlihatkan keefektifan terhadap peramalan performance yang
akan datang )yang akan terjadi), kriteria yang lain untuk menunjukkan status
yang muncul, kriteria yang lain lagi untuk menimbulkan sifat-sifat yang
refresentatif dari luasnya isi atau tingkah laku, dan kriteria yang lain lagi
untuk (melengkapi) penyediaan data untuk menunjang atau menolak beberapa teori
psikologis.[1]
kualitas yang menunjukkan hubungan antara suatu pengukuran (diagnosis) dengan
arti atau tujuan kriteria belajar atau tingkah laku. Beberapa kriteria dapat
dipilih untuk memperlihatkan keefektifan terhadap peramalan performance yang
akan datang )yang akan terjadi), kriteria yang lain untuk menunjukkan status
yang muncul, kriteria yang lain lagi untuk menimbulkan sifat-sifat yang
refresentatif dari luasnya isi atau tingkah laku, dan kriteria yang lain lagi
untuk (melengkapi) penyediaan data untuk menunjang atau menolak beberapa teori
psikologis.[1]
Suatu teknik evaluasi dikatakan
mempunyai validitas yang tinggi (disebut valid) jika teknik evaluasi atau tes
itu dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur, atau, seperti dikatakan
oleh Cronbach: “how well a test or evaluative technique does the job that is
employed to do.” Validitas bukanlah suatu ciri atau sifat yang mutlak dari
suatu teknik evaluasi; ia merupakan suatu cirri yang relative terhadap tujuan
yang hendak dicapai oleh si pembuat tes.[2]
mempunyai validitas yang tinggi (disebut valid) jika teknik evaluasi atau tes
itu dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur, atau, seperti dikatakan
oleh Cronbach: “how well a test or evaluative technique does the job that is
employed to do.” Validitas bukanlah suatu ciri atau sifat yang mutlak dari
suatu teknik evaluasi; ia merupakan suatu cirri yang relative terhadap tujuan
yang hendak dicapai oleh si pembuat tes.[2]
Oleh karena itu, validitas harus
ditentukan dalam hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai dengan alat
evaluasi itu.
ditentukan dalam hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai dengan alat
evaluasi itu.
B.
Macam-Macam Validitas
Macam-Macam Validitas
Telah dikatakan bahwa validitas suatu
alat evaluasi bukanlah merupakan ciri yang absolute dan mutlak. Suatu tes dapat
memiliki validitas yang bertingkat-tingkat: tinggi, sedang, rendah, bergantung
pada tujuannya. Sehubungan dengan itu, ada 4 macam validitas, yaitu:
alat evaluasi bukanlah merupakan ciri yang absolute dan mutlak. Suatu tes dapat
memiliki validitas yang bertingkat-tingkat: tinggi, sedang, rendah, bergantung
pada tujuannya. Sehubungan dengan itu, ada 4 macam validitas, yaitu:
1.
Validitas logis
Validitas logis
a.
Validitas Isi (Content
validity)
Validitas Isi (Content
validity)
Suatu
tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu
yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Isi tes sesuai
dengan atau mewakili sampel hasil-hasil belajar yang seharusnya dicapai menurut
tujuan kurikulum. Misalnya tes hasil belajar bidang studi IPS harus bisa
mengungkapkan isi bidang studi tersebut. Dengan demikian validitas isi tidak
memerlukan uji coba dan analisis statistik atau dinyatakan dalam bentuk
angka-angka.[3]
tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu
yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Isi tes sesuai
dengan atau mewakili sampel hasil-hasil belajar yang seharusnya dicapai menurut
tujuan kurikulum. Misalnya tes hasil belajar bidang studi IPS harus bisa
mengungkapkan isi bidang studi tersebut. Dengan demikian validitas isi tidak
memerlukan uji coba dan analisis statistik atau dinyatakan dalam bentuk
angka-angka.[3]
b.
Validitas konstruksi
(Construct validity)
Validitas konstruksi
(Construct validity)
Sebuah
tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir soal yang membangun
tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam
tujuan instruksional khusus. Dengan kata lain jika butir-butir soal mengukur aspek
berpikir tersebut sudah sesuai dengan aspek berpikir yang menjadi tujuan
instruksional. Sebagai contoh jika rumusan tujuan instruksianal khusus (TIK):
“siswa dapat membandingkan antara efek biologis dan efek psikologis”, maka
butir soal pada tes merupakan perintah agar siswa membedakan antara dua efek
tersebut.[4]
tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir soal yang membangun
tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam
tujuan instruksional khusus. Dengan kata lain jika butir-butir soal mengukur aspek
berpikir tersebut sudah sesuai dengan aspek berpikir yang menjadi tujuan
instruksional. Sebagai contoh jika rumusan tujuan instruksianal khusus (TIK):
“siswa dapat membandingkan antara efek biologis dan efek psikologis”, maka
butir soal pada tes merupakan perintah agar siswa membedakan antara dua efek
tersebut.[4]
2.
Validitas Empiris
Validitas Empiris
a.
Validitas prediksi
(Predictive validity)
Validitas prediksi
(Predictive validity)
Suatu tes dikatakan memiliki
predictive validity jika hasil korelasi tes itu dapat meramalkan dengan tepat
keberhasilan seseorang pada masa mendatang di dalam lapangan tertentu. Tepat
tidaknya ramalan tersebut dapat dilihat dari korelasi antara hasil tes itu
dengan hasil alat ukur lain pada masa mendatang.
predictive validity jika hasil korelasi tes itu dapat meramalkan dengan tepat
keberhasilan seseorang pada masa mendatang di dalam lapangan tertentu. Tepat
tidaknya ramalan tersebut dapat dilihat dari korelasi antara hasil tes itu
dengan hasil alat ukur lain pada masa mendatang.
Misalnya
tes masuk perguruan tinggi adalah sebuah tes yang diperkirakan mampu meramalkan
keberhasilan peserta tes dalam mengikuti kuliah di masa yang akan dating.
Sebagai alat pembanding validitas prediksi adalah nilia-nilai yang diperoleh
setelah peserta .[5]
tes masuk perguruan tinggi adalah sebuah tes yang diperkirakan mampu meramalkan
keberhasilan peserta tes dalam mengikuti kuliah di masa yang akan dating.
Sebagai alat pembanding validitas prediksi adalah nilia-nilai yang diperoleh
setelah peserta .[5]
b.
Validitas “ada
sekarang” (Concurrent validity)
Validitas “ada
sekarang” (Concurrent validity)
Sebuah
tes dikatakan memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan
pengalaman. Sesuai dalam hal ini adalah hasil tes dipasangkan dengan hasil
pengalaman. Misalnya seorang guru ingin mengetahui apakah tes sumatif yang disusun sudah valid atau belum.
Untuk ini deperlukan kriterium masa lalu yang sekaranng datanya dia
memiliki misalnya nilai ulangan harian
atau nilai ulangan sumatif yang lalu.[6]
tes dikatakan memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan
pengalaman. Sesuai dalam hal ini adalah hasil tes dipasangkan dengan hasil
pengalaman. Misalnya seorang guru ingin mengetahui apakah tes sumatif yang disusun sudah valid atau belum.
Untuk ini deperlukan kriterium masa lalu yang sekaranng datanya dia
memiliki misalnya nilai ulangan harian
atau nilai ulangan sumatif yang lalu.[6]
C.
Cara Mengetahui
Validitas Alat Ukur
Cara Mengetahui
Validitas Alat Ukur
Sebuah
tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium,
memiliki kesejajaran antara hasil tes dengan kriterium. Teknik yang digunakan
untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang
dikemukakan oleh Pearson.
tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium,
memiliki kesejajaran antara hasil tes dengan kriterium. Teknik yang digunakan
untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang
dikemukakan oleh Pearson.
Rumus
korelasi product moment ada dua macam, yaitu:
korelasi product moment ada dua macam, yaitu:
1. Korelasi product moment dengan simpangan.
rxy =
dimana:
rxy = koefisien korelasi antara variable X
dan variable Y, dua variable yang dikorelasikan (x = X – dan y = Y – ).
dan variable Y, dua variable yang dikorelasikan (x = X – dan y = Y – ).
∑xy = jumlah
perkalian x dengan y
perkalian x dengan y
x2 =
kuadrat dari x
kuadrat dari x
y2 =
kuadrat dari y
kuadrat dari y
contoh
perhitungan :
perhitungan :
Misalkan
akan menghitung validitas tes prestasi belajar matematika. Sebagai kriterium
diambil rata-rata nilai ulangan harian tercatat dalam daftar nilai. Nilai tes
yang akan dicari validitasnya diberi kode X dan rata-rata nilai harian deberi
kode Y. kemudian dibuat table persiapan sebagai berikut:
akan menghitung validitas tes prestasi belajar matematika. Sebagai kriterium
diambil rata-rata nilai ulangan harian tercatat dalam daftar nilai. Nilai tes
yang akan dicari validitasnya diberi kode X dan rata-rata nilai harian deberi
kode Y. kemudian dibuat table persiapan sebagai berikut:
No
|
Nama
|
X
|
Y
|
x
|
y
|
x2
|
y2
|
xy
|
1
|
Nadia
|
6.5
|
6.3
|
0
|
-0.1
|
0.0
|
0.01
|
0.0
|
2
|
Susi
|
7
|
6.8
|
+0.5
|
+0.4
|
0.25
|
0.16
|
+0.2
|
3
|
Cecep
|
7.5
|
7.2
|
+1.0
|
+0.8
|
1.0
|
0.64
|
+0.8
|
4
|
Erna
|
7
|
6.8
|
+0.5
|
+0.4
|
0.25
|
0.16
|
+0.2
|
5
|
Dian
|
6
|
7
|
-0.5
|
+0.6
|
0.25
|
0.36
|
-0.3
|
6
|
Asmara
|
6
|
6.2
|
-0.5
|
-0.2
|
0.25
|
0.04
|
+0.1
|
7
|
Siswoyo
|
5.5
|
5.1
|
-1.0
|
-1.3
|
1.0
|
1.69
|
+1.3
|
8
|
Jihad
|
6.5
|
6
|
0
|
-0.4
|
0.0
|
0.16
|
0.0
|
9
|
Yana
|
7
|
6.5
|
+0.5
|
+0.1
|
0.25
|
0.01
|
+0.05
|
10
|
Lina
|
6
|
5.98
|
-0.5
|
-0.1
|
0.25
|
0.25
|
+0.3
|
|
Jumlah
|
65.0
|
63.8
|
|
|
3.5
|
3.59
|
2.65
|
Dimasukkan ke rumus
rxy =
=
=
=
=
Indeks korelasi antaera X dan Y inilah validitas indeks soal
yang di cari
yang di cari
2. Korelasi prosuct moment dengan angka kasar.
rxy =
No
|
Nama
|
X
|
Y
|
x2
|
y2
|
XY
|
1
|
Nadia
|
6.5
|
6.3
|
42.25
|
39.69
|
40.95
|
2
|
Susi
|
7
|
6.8
|
49
|
46.24
|
47.6
|
3
|
Cecep
|
7.5
|
7.2
|
56.25
|
51.84
|
54.0
|
4
|
Erna
|
7
|
6.8
|
49
|
46.24
|
47.6
|
5
|
Dian
|
6
|
7
|
36
|
49
|
42
|
6
|
Asmara
|
6
|
6.2
|
36
|
38.44
|
37.2
|
7
|
Siswoyo
|
5.5
|
5.1
|
30.25
|
26.01
|
28.05
|
8
|
Jihad
|
6.5
|
6
|
42.25
|
45.5
|
39
|
9
|
Yana
|
7
|
6.5
|
49
|
36
|
45.5
|
10
|
Lina
|
6
|
5.9
|
36
|
34.81
|
35.4
|
|
Jumlah
|
65.0
|
63.8
|
426.0
|
410.52
|
417.3
|
Dimasukkan ke dalam Rumus
rxy =
=
=
=
=
=
= 0,745
Validitas suatu tes dinyatakan dengan
angka korelasi koefisien (r). Kriteria korelasi koefisien[7] adalah sebagai berikut:
angka korelasi koefisien (r). Kriteria korelasi koefisien[7] adalah sebagai berikut:
0,00 – 0,20 sangat rendah (hamper tidak ada korelasi)
0,20 – 0,40 korelasi rendah
0,40 – 0,70 korelasi cukup
0,70 – 0,90 korelasi tinggi
0,90 – 100 korelasi sangat tinggi (sempurna)
D.
Validitas Butir Soal
atau Validitas Item
Validitas Butir Soal
atau Validitas Item
Pengertian
umum untuk validitas item adalah demikian dengan item dikatakan valid apabila
mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total.
umum untuk validitas item adalah demikian dengan item dikatakan valid apabila
mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total.
Contoh
perhitungan.
perhitungan.
Table
analisi item untuk perhitungan validitas item
analisi item untuk perhitungan validitas item
No
|
Nama
|
Butir
soal atau item |
Skor
total |
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
|||
1
|
Hartati
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
8
|
2
|
Yoyok
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
5
|
3
|
Oktaf
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
4
|
4
|
Wendi
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
5
|
5
|
Diana
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
6
|
6
|
Paul
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
4
|
7
|
Suasana
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
7
|
8
|
Helen
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
8
|
Misalkan
akan menghitung validitas item nomor 6, maka skor item tersebut disebut
variable X dan skor total disebut variable Y.
akan menghitung validitas item nomor 6, maka skor item tersebut disebut
variable X dan skor total disebut variable Y.
Contoh
perhitungan mencari validitas item
perhitungan mencari validitas item
Table
persiapan untuk menghitung validitas item nomor 6
persiapan untuk menghitung validitas item nomor 6
No
|
Nama
|
X
|
Y
|
1
|
Hartati
|
1
|
8
|
2
|
Yoyok
|
0
|
5
|
3
|
Oktaf
|
1
|
4
|
4
|
Wendi
|
1
|
5
|
5
|
Diana
|
1
|
6
|
6
|
Paul
|
0
|
4
|
7
|
Suasana
|
1
|
7
|
8
|
Helen
|
1
|
8
|
|
Jumlah
|
∑X = 6
|
∑Y = 46
|
Keterangan:
X
= skok item nomor 6
= skok item nomor 6
Y
= skor total
= skor total
E. Tes standar sebagai kriterium dalam menentukan
validitas
validitas
Tes standar adalah tes yang telah dicobakanj
berkali—kali sehingga dapat dijamin kebalikann nya.
berkali—kali sehingga dapat dijamin kebalikann nya.
Contoh perhitungan
Table persiapan perhitunganj validitas
Tes matematika dengan kiterium
Tes standar matematika
No
|
Nama
|
X
|
Y
|
X2
|
Y2
|
XY
|
1
|
nining
|
5
|
7
|
25
|
49
|
35
|
2
|
Maruti
|
6
|
6
|
36
|
36
|
36
|
3
|
Bambang
|
5
|
6
|
25
|
36
|
30
|
4
|
Seno
|
6
|
7
|
36
|
49
|
42
|
5
|
Hartini
|
7
|
7
|
49
|
49
|
49
|
6
|
Heru
|
6
|
5
|
36
|
25
|
30
|
|
Jumlah
|
35
|
38
|
207
|
244
|
222
|
rxy =
=
=
=
=
=
F.
Validitas Faktor
Validitas Faktor
Yaitu
factor-faktor atau bagian keseluruhan materi. Setiap keseluruhan materi
pelajaran terdiri dari pokok-pokok
bahasan mungkin kelompok pokok bahasan yang merupakan satu kesatuan.
factor-faktor atau bagian keseluruhan materi. Setiap keseluruhan materi
pelajaran terdiri dari pokok-pokok
bahasan mungkin kelompok pokok bahasan yang merupakan satu kesatuan.
Contoh
Guru akan menevaluasi
pengguasaain siswa untuk tiga pokok bahasan yaitu Bunyi, Cahaya dan Listrik.
Untuk keperluan ini guru membuat 30 soal, diantaranya Bunyi 8 soal, Cahaya 12
soal, dan Listrik 10 soal.
pengguasaain siswa untuk tiga pokok bahasan yaitu Bunyi, Cahaya dan Listrik.
Untuk keperluan ini guru membuat 30 soal, diantaranya Bunyi 8 soal, Cahaya 12
soal, dan Listrik 10 soal.
Tabel untuk menghitung kesejajaran
Skor factor 1 dengan skor totalk
Nama
Subjek |
Skor
Faktor 1 (X) |
Skor
Total (Y) |
X2
|
Y2
|
XY
|
Amir
|
6
|
19
|
36
|
361
|
114
|
Hasan
|
7
|
25
|
49
|
625
|
175
|
Ninda
|
4
|
17
|
16
|
289
|
68
|
Warih
|
3
|
12
|
9
|
144
|
36
|
Irzal
|
8
|
29
|
64
|
841
|
232
|
Gandi
|
6
|
23
|
36
|
529
|
138
|
Santo
|
5
|
19
|
25
|
361
|
95
|
Tini
|
7
|
26
|
49
|
676
|
182
|
Yanti
|
5
|
16
|
25
|
256
|
80
|
Hamid
|
4
|
15
|
16
|
225
|
60
|
Dedi
|
7
|
26
|
49
|
676
|
182
|
Deisi
|
8
|
30
|
64
|
900
|
240
|
Wahyu
|
5
|
20
|
25
|
400
|
100
|
jumlah
|
|
|
|
|
|
[1] M.
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan
Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2001), Hal.
137
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan
Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2001), Hal.
137
[2]
Ibid, Hal.137-138
Ibid, Hal.137-138
[3]
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010), Hal. 13-14
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010), Hal. 13-14
[5]
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010), Hal. 15
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010), Hal. 15
[7]
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan
Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2001), Hal.
139
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan
Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2001), Hal.
139