Jumat, November 22, 2024
KuliahPsikologi

Perhatian (Makalah

BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan
yang digolongkan kepada psikologi umum dan psikologi khusu
s.
Psikologi adalah ilmu yang
menyelidiki serta mempelajari tentang sikap, tingkah laku, aktifitas-aktifitas,
dimana sikap, tingkah laku atau aktifitas-aktifitas tersebut merupakan
manifestasi hidup kejiwaan.
Psikologi biasanya digunakan
untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan kejiwaan seseorang, baik itu
masalah yang dimiliki kanak-kanak, remaja, dewasa, maupun usia lanjut.
Banyak cabang-cabang dan
pembahasan-pembahasan dalam psikologi yang harus dipahami secara benar-benar,
agar nanti tidak ada kesalahan dalam mengaplikasikannya dikehidupan sehari.
B. Rumusan Masalah
Berdasarakan
latar belakang tersebut, maka dapat kita rumuskan menjadi beberapa bagian:
1. Apakah yang
dimaksud dengan perhatian?
2. Apakah yang
dimaksud dengan sugesti?
3. Apakah yang
dimaksud dengan kelelahan?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan
penulisan makalah ini:
1. Agar
kita mengerti bagaimana memberikan perhatian kepada seseorang dengan sesuai dan
tepat sasaran
.
2.  Agar
kita tahu bagaimana cara mensugesti orang lain dengan sugesti yang positif
.
3. Agar
kita bisa mengatasi kelelahan seseorang, sehingga dengan teratasinya kelelahan
seseorang, maka orang itu akan bersemangat kembali dalam menjalankan
aktifitasnya
.
BAB II
PEMBAHASAN
Gejala-gejala campuran meliputi :
1.     
Perhatian,
2.     
Kelelahan,dan
3.     
Sugesti
Yang menggolongkan gejala-gejala tersebut menjadi satu golongan
ialah L.C. Bigot, Kohnstamm, dan palland. Didalam bukunya yang berjudul
Leerboek der psychologie. Mereka menggolongkan ini dengan alasan-alasan :
1.     
Karena
gejala ini tidak dapat dimasukkan kedalam gejala-gejala yang sudah kita
pelajari, secara tegas.
2.     
Karena
pernyataan jiwa yang ini, memang campuran dari ketiga gejala tersebut.[1]
A.  
PERHATIAN
1.     
Pengertian
Perhatian
Perhatian ialah konsentrasi atau aktifitas jiwa kita, terhadap
pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan mengenyampingkan yang lain
daripada itu.[2]
Selain itu, perhatian juga diartikan sebagai keaktifan jiwa yang diarahkan
kepada sesuatu obyek, baik didalam maupun diluar dirinya.[3]
2.     
Macam-Macam
Perhatian
Menurut tujuan perhatian, perhatian terbagi menjadi dua yaitu
perhatian keinderaan dan perhatian kerohanian.
a.      
Perhatian
keinderaan,  adalah perhatian yang
ditujukan oleh indera kepada sesuatu objek penginderaan. Misalnya memusatkan
perhatian dengan pandangan mata, dan sebagainya.
b.     
Perhatian
kerohanian, ialah perhatian yang ditujukan oleh jiwa kita, kepada sesuatu
pernyataan jiwa. Misalnya memusatkan pikiran, perasaan dan sebagainya.
Menurut asalnya, perhatian terbagi menjadi perhatian disengaja, dan
perhatian tidak disengaja.
a.      
Perhatian
yang disengaja, ialah perhatian yang dengan sengaja kita pusatkan kepada
sesuatu. Misalnya kepada keterangan guru, orang tua, dan sebagainya.
b.     
Perhatian
yang tidak disengaja ialah perhatian yang timbul tanpa ada kemauan, perasaan,
dan sebagainya dari dalam tetapi karena sesuatu yang datang dari luar.[4]
Selain itu, perhatian juga terbagi menjadi lima macam, yaitu:
a.      
Perhatian
spontan dan disengaja
Perhatian spontan, disebut pula perhatian asli atau perhatian
langsung, ialah perhatian yang timbul dengan sendirinya oleh karena tertarik
pada sesuatu dan tidak didorong oleh kemauan. Perhatian disengaja, yakni
perhatian yang timbulnya didorong oleh kemauan karena adanya tujuan tertentu.
b.     
Perhatian
statis dan dinamis
Perhatian statis ialah perhatian yang tetap terhadap sesuatu. Ada
orang dapat mencurahkan perhatiannya kepada sesuatu seolah-olah tidak berkurang
kekuatannya. Dengan perhatian yang tetap itu, maka dalam waktu agak lama orang
dapat melakukan sesuatu dengan perhatian yang kuat. Misalnya : seorang anak
memperhatikan sekali pelajaran seni suara agaknya, perhatian itu cocok untuknya.
Perhatian dinamis ialah perhatian yang mudah dirubah-rubah, mudah
bergerak, mudah berpindah dari objek yang satu ke objek yang lain.
c.      
Perhatian
konsentratif dan distributif
Perhatian konsentratif (perhatian memusat), yakni perhatian yang
hanya ditujukan kepada objek masalah tertentu. Misalnya : seseorang sedang
memecahkan soal aljabar yang sangat sulit
Perhatian distributif (perhatian 
terbagi-bagi) dengan sifat distributif ini orang dapat membagi-bagi
perhatiannya kepada beberapa arah dengan sekali jalan atau dalam waktu yang
bersamaan.
d.     
Perhatian
sempit dan luas
Perhatian sempit : orang yang mempunyai
perhatian sempit dengan mudah dapat memusatkan perhatiannya kepada suatu objek
yang terbatas, sekalipun ia berada dalam lingkungan ramai.
Perhatian luas : orang yang mempunya perhatian luas mudah sekali
tertarik oleh kejadian-kejadian sekelilingnya.
e.      
Perhatian
fiktif dan fluktuatif
Perhatian fiktif (perhatian melekat) yakni perhatian yang mudah
dipusatkan pada suatu hal dan mudah dikatakan perhatiannya dapat melekat lama
pada objeknya.
Perhatian fluktuatif (perhatian bergelombang) orang yang mempunyai
tipe ini pada umumnya dapat memperhatikan bermacam-macam hal sekaligus, tetapi
kebanyakan tidak saksama.[5]
3.     
Faktor-faktor
yang mempengaruhi perhatian
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
perhatian, antara lain sebagai berikut :
a.       Pembawaan : Menurut pembawaannya ada orang
yang sukar, dan sebaliknya ada orang yang mudah memusatkan perhatiannya kepada
obyek tertentu.
Dengan adanya pembawaan tertentu yang
berhubungan dengan obyek yang dituju, maka sedikit banyak akan menimbulkan
perhatian terhadap obyek tertentu pula.
b.      Keadaan jasmani : Keadaan jasmani seperti
sakit atau lelah sukar untuk memusatkan perhatiannya terhadap suatu obyek.
Sebaliknya jika keadaan badan/jasmani sehat, mudahlah kita memusatkan perhatian
itu kepada suatu obyek.
c.       Kebutuhan : adanya kebutuhan tentang suatu
memungkinkan timbulnya suatu perhatian terhadap obyek. Kebutuhan merupakan
suatu dorongan, sedangkan dorongan itu sendiri mempunyai tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikin perhatian terhadap obyek tersebut tentu ada. Untuk
mencapai tujuan itu, disamping memerlukan perhatian juga perasaan dan kemauan
ikut serta member dorongan yang tidak sedikit pengaruhnya.
d.      Keadaan alam atau lingkaran : adanya bermacam-macam
perangsan yang ada disekitar kita, misalnya kekacauan, keributan, keindahan dan
sebagainya dapat juga mempengaruhi timbulnya perhatian terhadap obyek tertentu.
e.       Kesan-kesan dari luar : perangsang yang
kuat dan yang datang dari luar dengan tiba-tiba menarik perhatian kita. Betapa
kuatnya perangsang yang bersangkutan dengan obyek perhatian sangat mempengaruhi
perhatian kita. Kalau perangsang itu menimbulkan rangsangan yang kuat,
memungkinkan perhatian kita terhadap obyek itu cukup besar. Sebaliknya kalau
obyek itu memberikan rangsangan yang lemah, perhatian kita juga akan menjadi
lemah.
f.       Kemauan : kemauan yang kuat dapat memaksa
kita untuk memusatkan perhatian kita. Kalau ada kemauan keras tentu saja
mendorong segala pikiran, perasaan, dan sebagai berikut untuk menunjukkan
perhatian terhadap obyek yang dituju, maka segala rintangan akan perasaan
malas, ingin bermain-main, dan sebagainya dapat dikuasai.[6]
B.     SUGESTI
1.      Pengertian Sugesti
Sugesti ialah suatu pengaruh terhadap
terhadap hidup kejiwaan atau perbuatan seseorang, sehingga tingkah lakunya
tidak lagi memperhatikan pertimbangan-pertimbangan baik pikiran, perasaan
maupun kemampuannya. Oleh karena itu fungsi pikiran, perasaan dan kemauannya
benar-benar dikesampingkan. Itulah sebabnya sugesti merupakan suatu desakan,
keyakinan kepada seseorang yang diterima tanpa pertimbangan secara mendalam.
            Sebenarnya
sugesti itu bukan saja terbatas kepada orang lain saja, tetapi juga terhadap
dirinya sendiri, yang disebut oto-sugesti.
            Dalam
kehidupan sehari-hari ada orang yang mudah member pengaruh atau besar
pengaruhnya terhadap orang lain atau seseorang, yang disebut : sugesti. Dan ada
orang yang mudah kena pengaruh dari orang lain, yang dinamakan sugestibel.
2.      Cara-cara memberi sugesti
Banyak cara yang dapat digunakan untuk
memberi sugesti, diantaranya :
a.       Dengan bujukan atau pujian.
b.      Dengan menakut-nakuti.
c.       Dengan menunjukkan kekurangan atau
kelebihan.
3.      Alat-alat Sugesti.
a.       Mata
b.      Suara
c.       Contoh
d.      Gambar-gambar dan Warna-warna
e.       Semboyan-semboyan
f.       Lagu-lagu dan Bunyi-bunyian[7]
C.     KELELAHAN
1.      Pengertian Kelelahan
Kelelahan
ialah keadaan berkurangnya kesanggupan jasmani dan rohani untuk melakukan
sesuatu pekerjaan.
Dari
pengertian tersebut, maka ada dua macam kelelahan, yaitu :
a.       Kelelahan Jasmani (fisik) : ialah kelelahan
sebagai akibat bekerjanya badan, yang member tanda bahwa jasmani tak dapat lagi
dipaksa untuk melanjutkan kerjanya.
b.      Kelelahan Rohani (psikis/jiwa) : ialah
kelelahan yang timbul sebagai akibat kerjanya otak, yang member tanda bahwa
otak kita tak dapat lagi dipaksa untuk melanjutkan kerjanya.
Kelelahan
rohani dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1.      Kelelahan rohani obyektif, ialah kelelahan
yang seimbang dengan aktivitas jiwa.
2.      Kelelahan rohani subyektif, ialah kelelahan
yang dapat juga timbul meskipun belum terdapat lelah yang sebenarnya.
2.      Sebab Terjadinya Kelelahan
      Menurut Thorndike ahli Ilmu jiwa dari
Amerika, orang yang banyak melakukan pekerjaan itu mengalami dua macam
peristiwa, ialah :
a.       Pengurangan kekuatan (sub-traksi) yang
menyebabkan timbulnya rasa lelah.
b.      Penambahan nafsu hambatan (addisi) yang
menyebabkan menurunnya tingkat kepuasan, yang menimbulkan keseganan akan
bekerja lebih lama lagi.
3.      Penyelidikan dan pengukuran kelelahan
Kelelahan dapat diselidiki secara langsung
dan tidak langsung.
a.       Penyelidikan secara langsung
Penyelidikan ini dilakukan dengan menyuruh
orang percobaan untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan yang berhubungan dengan
kejiwaan.
b.      Penyelidikan secara tak langsung
Penyelidikan ini berdasarkan suatu
anggapan, bahwa kelelahan jasmani dan kelelahan rohani mempunyai hubungan yang
erat, sehingga keduanya saling mempengaruhi.
            Dengan
adanya hubungan kelelahan jasmani dan rohani tersebut, maka para ahli Ilmu jiwa
menggunakan alat-alat pemeriksaan kelelahan, seperti Dinamometer, Erograf,
Estesiometer.[8]
BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan
yang digolongkan kepada psikologi umum dan psikologi khusu
s.
Psikologi adalah ilmu yang
menyelidiki serta mempelajari tentang sikap, tingkah laku, aktifitas-aktifitas,
dimana sikap, tingkah laku atau aktifitas-aktifitas tersebut merupakan
manifestasi hidup kejiwaan.
Di dalam Psikologi ada yang dinamakan
gejala campuran, meliputi  :
Perhatian  : Banyak jenis perhatian, ada yang dari
tujuannya, dan ada pula dari  asal perhatian
itu sendiri.
Sugesti      : Banyak cara-cara untuk mensugesti
seseorang dengan itu diperlukan alat-alat yang menunjang dalam mensugesti.
Kelelahan : diklasifikasikan menjadi
kelelahan jasmani dan rohani, dapat di ukur dengan alat-alat tertentu.


[1] Agus Sujanto,  Psikologi
Umum,
(Jakarta:Bumi Aksara, 1993), hal.89.
[2]Ibid.
[3] Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998),
hal.145.
[4]Agus Sujanto, Psikologi Umum,(Jakarta : Bumi Aksara, 1993),
hal.90.
[5]Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998),
hal.148-150.
[6] Zuhairini, Sardjoe, Ilmu
Jiwa Umum,
(Surabaya : Usaha Nasional, 1984), hal.49-50.
[7] Ibid, hal.53-57.
[8] Ibid, hal.58-62.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *