Rabu, Desember 4, 2024
Ilmu Alamiah DasarKuliah

Teori-Teori Asal Usul Kehidupan Menurut Ilmu Pengetahuan Modern (Makalah)

BAB
1
PENDAHULUAN
A.     
LATAR
BELAKANG
            “Asal-usul kehidupan“ Soal ini selalu
menjadi perhatian manusia, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk
makhluk-makhluk hidup sekelilingnya. Kasus manusia yang munculnya di atas bumi
serta caranya mempunyai keturunan merupakan bahan perkembangan yang sangat
penting. Dalam membicarakan asal mula kehidupan secara umum,
The Origin of Species” adalah sebuah buku yang diterbitkan
oleh Charles Darwin pada tahun 1859. Buku ini berdampak besar terhadap cara
berpikir dunia barat. “The Origin of Spesies” menjelaskan bahwa semua
makhluk hidup di bumi ini merupakan hasil keturunan dari moyang yang sama yang
mengalami modifikasi.Pernyataan ini dikenal dengan Teori Evolusi.
Dalam teorinya ia mengatakan : “Suatu benda (bahan) mengalami
perubahan dari yang tidak sempurna menuju kepadakesempurnaan”.Kemudian ia
memperluas teorinya ini hingga sampai kepada asal-usul manusia. Menurutnya
manusia sekarang ini adalah hasil yang paling sempurna dari perkembangan
tersebut secara teratur oleh hukum-hukum mekanik seperti halnya tumbuhan dan
hewan. Kemudian lahirlah suatu ajaran (pengertian) bahwa manusia yang ada
sekarang ini merupakan hasil evolusi dari kera-kera besar (manusia kera
berjalan tegak) selama bertahun-tahun dan telah mencapai bentuk yang paling
sempurna. Di dalam teorinya Darwin berpendapat bahwa manusia berasal dari
perkembangan makhluk sejenis kera yang sederhana kemudian berkembang menjadi
hewan kera tingkat tinggi sampai akhirnya menjadi manusia. Sedangkan dalam
Al-Qur’an telah dijelaskan oleh Allah mengenai asal-usul kehidupan. Terwujudnya
alam semesta ini berikut segala isinya diciptakan oleh Allah dalam waktu enam masa.
Hal ini sesuai dengan firman Allah : “Yang menciptakan langit dan bumi dan
apa yang ada diantara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam diatas
Arsy (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah itu kepada Yang Maha
Mengetahui.” (QS. Al Furqaan (25) : 59).

B.    
RUMUSAN MASALAH
1.     
Bagaimana asal usul
kehidupan?
2.     
Apa sajakah teori-teori
mengenai asal usul kehidupan dalam ilmu pengetahuan modern dan ilmu pengetahuan
islam?
C.                
TUJUAN PENULISAN
1.     
Untuk mempelajari
secara mendalam tentang teori-teori asal-usul kehidupan baik secara modern
maupun secara islam.
2.     
Memahami lebih mendalam
tentang penciptaan kehidupan baik itu manusia,hewan,tumbuhan serta alam
semesta.
BAB
2
PEMBAHASAN
A.               
TEORI-TEORI ASAL-USUL
KEHIDUPAN MENURUT ILMU
PENGETAHUAN
MODERN
Selama ratusan
tahun, para ilmuwan telah mengetahui bahwamakhluk hidup yang ada di bumi
beraneka ragam. Dalam keanekaragamantersebut, para ilmuwan menemukan bahwa pada
beberapamakhluk hidup ditemukan juga beberapa kesamaan.Sejak lama, para ilmuwan
berusaha menjawab sebuah pertanyaan,bagaimana kehidupan berawal? Untuk menjawab
pertanyaan tersebut,banyak ilmuwan yang mengemukakan berbagai teorinya disertai
buktibuktiyang mendukung teori tersebut. Meskipun demikian, pertanyaantersebut
belum dapat sepenuhnya terjelaskan oleh teori-teori tersebutkarena teori-teori
tersebut sulit dibuktikan.Dari banyak teori mengenai asal-usul kehidupan,
terdapat dua teoriutama yang dapat diterima secara luas, yakni teori evolusi
kimia danteori evolusi biologi. Selain kedua teori tersebut, dijelaskan pula sejarahmunculnya
teori abiogenesis dan teori biogenesis yang merupakan awalpemikiran manusia
mengenai asal-usul kehidupan.
1.     
Teori
Abiogenesis
Menurut
teori ini, kehidupan terjadi secara spontan dan berasal darimateri tak hidup.
Teori ini, beranggapan bahwa kehidupan berawal daribenda mati
(Generatio Spontanea).Teori
abiogenesis ini disebut juga teori generatio spontanea. Teori abiogenesis ini
pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles (384–332 SM),
yang merupakan tokoh ilmu pengetahuan dari Yunani Kuno. Aristoteles
melakukan pengamatan ikan-ikan di sungai. Ia berpendapat bahwa ada sebagian
ikan-ikan di sungai tersebut yang berasal dari lumpur. . Teori Abiogenesis ini
didukung pula oleh seorang ilmuwan Inggris pada tahun 1700 yang bernama Nedhan.
Ia mencoba melakukan penelitian dengan menggunakan rebusan kaldu. Hasil rebusan
kaldu kemudian dimasukkan ke dalam botol dan ditutup dengan gabus. Setelah
beberapa hari, ternyata air kaldu tersebut ditumbuhi bakteri. Akhirnya Nedhan
menyimpulkan bahwa bakteri berasal dari air kaldu.[1] Teori
ini gugur karena pada abad ke-17,Antonie van Leeuwenhoek berhasil membuat
mikroskop. Penemuan mikroskop inilah yang mengawali berbagai macam percobaan
untuk menguji teori-teori Abiogenesis. Leeuwenhoekmencoba mengamati air
rendaman jerami dengan menggunakan mikroskop temuannya. Ternyata terlihat bahwa
di dalam setetes air rendaman jerami tersebut terdapat benda-benda aneh yang
sangat renik.[2]
2.     
Teori Biogenesis.
Munculnya teori biogenesis merupakan bantahan atas teori
abiogenesis
Teori biogenesis
adalah suatu teori yang mengemukakan bahwa asal kehidupan suatu makhluk hidup
berasal dari makhluk hidup pula. Semboyan teori Biogenesis adalah “omne
vivum ex ovo
” (makhluk hidup berasal dari telur) “omne vivum ex vivo
(makhluk hidup berasal dari makhluk hidup yang telah ada). Teori biogenesis ini
didukung oleh tokoh-tokoh Biologi lain, seperti berikut.
1.      Francisco Redi (1626–1697) adalah seorang ilmuwan berkebangsaan Italia, ia merupakan orang pertama
yang membantah teori Generatio Spontanea. Ia melakukan eksperimen untuk
mendapat fakta yang benar.
Untuk menjawab keragu-raguannya
terhadap paham abiogenesis, Francesco Redi mengadakan percobaan. Pada
percobaannya Redi menggunakan bahan tiga kerat daging dan tiga toples.
Percobaan Redi selengkapnya adalah sebagai berikut :
Stoples I :
diisi dengan sekerat daging, ditutup rapat-rapat. 
 
Stoples II
:diisi dengan sekerat daging, dan dibiarkan tetap terbuka.
Stoples III
: disi dengan sekerat daging, dibiarkan tetap terbuka. Selanjutnya ketiga
stoples tersebut diletakkan pada tempat yang aman. Setelah beberapa hari,
keadaan daging dalam ketiga stoples tersebut diamati. Danhasilnya sebagai
berikut:
Stoples I :
daging tidak busuk dan pada daging ini tidak ditemukan jentik / larva atau
belatung lalat.
Stoples II  : daging tampak membusuk dan didalamnya
ditemukan banyak larva atau belatung lalat.[3]
Berdasarkan
hasil percobaan tersebut, Francesco redi menyimpulkan bahwa larva atau belatung
yang terdapat dalam daging busuk di stoples II dan III bukan terbentuk dari
daging yang membusuk, tetapi berasal dari telur lalat yang ditinggal pada
daging ini ketika lalat tersebut hinggap disitu. Hal ini akan lebih jelas lagi,
apabila melihat keadaan pada stoples II, yang tertutup kain kasa. Pada kain
kasa penutupnya ditemukan lebih banyak belatung, tetapi pada dagingnya yang
membusuk belatung relative sedikit.
2.      Percobaan
Lazzaro Spallanzani ( 1729-1799)
Lazzaro Spallanzani(1729–1799) adalah seorang tokoh ilmuwan dari Italia. Ia melakukan kegiatan eksperimen
pada tahun 1765, untuk menentang teori Nedham. Spallanzani mengadakan
pembuktian dengan air kaldu  dan hasil percobaannya sama dengan Francisco
Redi yaitu makhluk hidup berasal dari sesuatu yang hidup. Spallanzani
menjelaskan bahwa kegagalan percobaan Nedham karena Nedham tidak merebus tabung
cukup lama sampai semua organisme terbunuh dan Nedham juga tidak menutup leher
tabung dengan rapat sehingga masih ada organisme yang masuk dan tumbuh.
Seperti
halnya Francesco Redi, Spallanzani juga menyangsikan kebenaran paham abiogensis.
Oleh karena itu, dia mengadakan percobaan yang pada prinsipnya sama dengan
percobaan Francesco Redi, tetapi langkah percobaan Spallanzani lebih sempurna.[4]
Sebagai bahan percobaannya, Spallanzani menggunakan air kaldu atau air rebusan
daging dan dua buah labu. Adapun percoban yang yang dilakukan Spallanzani
selengkapnya adalah sebagai berikut :
·        
Labu I  : diisi air 70 cc air kaldu, kemudian
dipanaskan 15oC selama beberapa menit dan dibiarkan tetap terbuka.
·        
Labu II  : diisi 70 cc air kaldu, ditutup rapat-rapat
dengan sumbat gabus. Pada daerah pertemuan antara gabus dengan mulut labu
diolesi paraffin cair agar rapat benar. Selanjutnya, labu
dipanaskan.selanjutnay, labu I dan II didinginkan. Setelah dingin keduanya diletakkan
pada tempat terbuka yang bebas dari gangguan hewan dan orang. Setelah lebih
kurang satu minggu, diadakan pengamatan terhadap keadaan air kaldu pada kedua
labu tersebut. Hasil percobaannya adalah sebagai berikut :
        
Labu I  : air kaldu mengalami perubahan, yaitu airnya
menjadi bertambah keruh dan baunya menjadi tidak enak. Setelah diteliti
ternyata air kaldu pada labu I ini banyak mengandung mikroba.
        
Labu II  : air kaldu labu ini tidak mengalami
perubahan, artinya tetap jernih seperti semula, baunya juga tetap serta tidak
mengandung mikroba. Tetapi, apabila labu ini dibiarkan terbuka lebih lama lagi,
ternyata juga banyak mengandung mikroba, airnya berubah menjadi lebih keruh
serta baunya tidak enak (busuk).
Berdasarkan
hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang
ada didalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi
berasal dari kehidupan diudara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi
kontaminasi mikroba darimudara ke dalam air kaldu tersebut. Pendukung paham
Abiogenesis menyatakan keberatan terhadap hasil eksperimen Lazzaro Spallanzani
tersebut. M,enurut mereka untuk terbentuknya mikroba (makhluk hidup) dalam air
kaldu diperlukan udara. Dengan pengaruh udara tersebut terjadilah generation
spontanea.[5]
3.      Percobaan
Louis Pasteur (1822-1895)
Dalam
menjawab keraguannya terhadap paham abiogenesis. Pasteur melaksanakan percobaan
untuk menyempurnakan percobaan Lazzaro Spallanzani dan
Redi. Dalam percobaanya, Pasteur menggunakan bahan air
kaldu dengan alat labu. Langkah-langkah percobaan Pasteur selengkapnya adalah
sebagai berikut :
        
Langkah I : labu disi 70 cc air
kaldu, kemudian ditutup rapat-rapat dengan gabus. Celah antara gabus dengan
mulut labu diolesi dengan paraffin cair. Setelah itu pada gabus tersebut
dipasang pipa kaca berbentuk leher angsa. Lalu, labu dipanaskan atau
disterilkan.
        
Langkah II  : selanjutnya labu didinginkan dan diletakkan
ditempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan air kaldu diamati. Ternyata air
kaldu tersebut tetep jernih dan tidak mengandung mikroorganisme.
        
Langkah III : labu yang air kaldu
didalamnya tetap jernih
 dimiringkan sampai air kaldu didalamnya
mengalir kepermukaan pipa hingga bersentuhan dengan udara. Setelah itu labu
diletakkan kembali pada tempat yang aman selama beberapa hari. Kemudian keadaan
air kaldu diamati lagi. Ternyata air kaldu didalam labu meanjadi busuk dan
banyak mengandung mikroorganisme.
Melaui
pemanasan terhadap perangkat percobaanya, seluruh mikroorganisme yang terdapat
dalam air kaldu akan mati. Disamping itu, akibat lain dari pemanasan adalah
terbentuknya uap air pada pipa kaca berbentuk leher angsa. Apabila perangkat
percobaan tersebut didinginkan, maka air pada pipa akan mengembun dan menutup
lubang pipa tepat pada bagian yang berbentuk leher. Hal ini akan menyebabkan
terhambatnya mikroorganisme yang bergentayangan diudara untuk masuk kedalam
labu. Inilah yang menyebabkan tetap jernihnya air kaldu pada labu tadi. Pada
saat sebelum pemanasan, udara bebas tetap dapat berhubungan dengan ruangan
dalam labu. Mikroorganisme yang masuk bersama udara akan mati pada saat
pemanasan air kaldu.[6]
Setelah labu
dimiringkan hingga air kaldu sampai kepermukan pipa, air kaldu itu akan
bersentuhan dengan udara bebas. Disini terjadilah kontaminasi mikroorganisme.
Ketika labu dikembalikan keposisi semula (tegak), mikroorganisme tadi ikut
terbawa masuk. Sehingga, setelah labu dibiarkan beberapa beberapa waktu air
kaldu menjadi akeruh, karena adanya pembusukan oleh mikrooranisme tersebut.
Dengan demikian terbuktilah ketidak benaran paham Abiogenesis atau generation
spontanea, yangmenyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang
terjadi secara spontan.[7]
3.      TEORI
EVOLUSI KIMIA
Ketidakpuasan
para Ilmuwan terhadap apa yang dikemukakan para tokoh teori Abiogenesis maupun
Biogenesis mendorong para Ilmuwan lain untuk terus mengadakan penelitian
tentang asal usul kehidupan. Antara pakar-pakar tersebut antara lain : Harold
Urey, Stanley Miller, dan A.I.Oparin. mereka berpendapat bahwa organisme
terbentuk pertama kali di bumi ini berupa makhluk bersel satu. Selanjutnya
makhluk tersebut mengalami evolusi menjadi berbagai jenis makhluk hidup seperti
Protozoa, Porifera, Coelenterata, Mollusca, dan lain-lain.
Para pakar
biologi, astronomi, dan geologi sepakat, bahwa planet bumi ini terbentuk
kira-kira antara 4,5-5 miliar tahun yang lalu. Keadaan pada saat awal terbentuknya
sangat berbeda denagn keadaan pada saat ini. Pada saat itu suhu planet bumi
diperkirakan 4.000-8.000oC. pada saat mulai mendingin, senyawa karbon beserta
abeberapa unsur logam mengembun membentuk inti bumi, sedangkan permukaannya
tetap gersang, tandus, dan tidak datar. Karena adanya kegiatan vulkanik,
permukaan bumi yang masih lunak tersebut bergerak dan berkerut terus menerus.
Ketika mendingin, kulit bumi tampak melipat-lipat dan pecah.
Pada saat
itu, kondisi atmosfer bumi juga berbeda denagn kondisi saat ini. Gas-gas ringan
seperti Hidrogen (H2), Nitrogen (N2), Oksigen (O2), Helium (He), dan Argon (Ar)
lepas meninggalkan bumi akrena gaya gravitasi bumi tidak mampu manahannya. Dia
atmosfer juga terbentuk senaywa-senyawa sederhana yang mengandung unsure-unsur
tersebut, seperti uap air (H2O), Amonia (NH3), Metan (CH4), dan Karbondioksida
(CO2). Senyawa sederhana tersebut tetap berbentuk uap dan tertahan dilapisan
atas atmosfer. Ketuika suhu atmosfer turun sekitar 100oC terjadilah hujan air
mendidih. Peristiwa ini berlangsung selama ribuan tahun. Dalam keadaan semacam
ini pasti bumi saat itu belum dihuni kehidupan. Namun, kondisi semacam itu
memungkinkan berlangsungnya reaksi kimia, karena teredianya zat (materi) dan
energi yang berlimpah.
Timbul pertanyaan,
bagaimana proses terjadinya kehidupan dibumi ini ? Pwertanyaan inilah yang
mendorong beberapa Ilmuwan untuk mengemukakan pendapat serta melakukan
experiment. Di antara Ilmuwan tersebut antara lain Harold Urey dan Stanley
Miller.
·        
Teori Evolusi Kimia Menurut Harold
Urey (1893)
Harold Urey
adalah ahli Kimia berkebangsaan Amerika Serikat. Dia menyatakan bahwa pada
suatu saat atmosfer bumi kaya akan molekul zat seperti Metana (CH4), Uap air
(H2O), Amonia(NH2), dan karbon dioksida (CO2) yang semuanya berbentuk uap.
Karena adanya pengaruh energi radiasi sinar kiosmis serta aliran listrik
halilintar terjadilah reaksi diantara zat-zat tersebut menghasilkan zat-zat
hidup. Teori evolusi Kimia dari Urey tersebut biasa dikenal dengan teori Urey.
Menurut
Urey, zat hidup yang pertama kali terbentuk mempunyai susunan menyerupai virus
saat ini. Zat hidup tersebut selama berjuta-juta tahun mengalami perkembangan
menjadi berbagai jenis makhluk hidup. Menurut Urey, terbentuknya makhluk hidup
dari berbagai molekul zat di atmosfer tersebut didukung kondisi sebagai berikut
:
a) kondisi 1
: tersedianya molekul-molekul Metana, Amonia, Uap air, dan hydrogen yang sangat
banyak di atmosfer bumi
b) kondisi 2
: adanya bantuan energi yang timbul dari aliran listrik halilintar dan radiasi
sinar kosmis yang menyebabkan zat-zat tersebut bereaksi membentuk molekul zat
yang lebih besar,
c) kondisi 3
: terbentuknya zat hidup yang paling secerhana yang susunan kimianay dapat
disamakan dengan susunan kimia virus, dan
d) kondisi 4
: dalam jangka waktu yang lama (berjuta-juta tahun), zat idup yang terbentuk
tadi berkembang menjadi sejenis organisme (makhluk hidup yang lebih kompleks).
Teori yang
terus berulang kali diuji ini diterima para ilmuwan secara luas. Namun, hingga
kini masalah utama tentang asal-usul kehidupan tetap merupakan rahasia alam
yang belum terjawab. [8]
4.     
Teori Kosmozoa
Teori ini menerangkan adanya kehidupan di bumi kita dengan
mengandaikan bahwa kehidupan dibawa kemari dari tempat lain di alam semesta,
boleh jadi tergabung dalam meteorit yang jatuh.
5.     
Teori Pfluger
Teori ini menyatakan bahwa bumi berasal dari suatu materi yang
sangat panas, kemudian dari bahan itu mengandung karbon dan nitrogen terbentuk
senyawa Cyanogen (CN). Senyawa tersebut dapat terjadi pada suhu yang sangat
tinggi dan selanjutnya terbentuk zat protein pembentuk protoplasma yang akan
menjadi makhluk hidup.
6.     
Teori Moore
Teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup dapat muncul dari kondisi
ysng cocok dari bahan anorganik pada saat bumi mengalami pendinginan melalui
suatu proses yang kompleks dalam larutan yang labil. Bila fase keadaan kompleks
itu tercapai akan muncullah hidup.
7.     
Teori Allen
Teori ini menyatakan bahwa pada saat keadaan fisis bumi ini
seperti’ keadaan sekarang, beberapa reaksi terjadi yaitu energi yang datang
dari sinar matahari diserap oleh zat besi yang lembab dan menimbulkan
pengaturan atom dari materi-materi. Interaksi antara nitrogen, karbon,
hidrogen, oksigen, dan sulfur dalam genangan air di muka bumi akan membentuk
zat-zat yang difus yang akhirnya membentuk protoplasma benda hidup.
8.     
Teori Transendental
Teori ini merupakan jawaban secara religi bahwa benda hidup itu
diciptakan oleh Super Nature atau Tuhan Yang Maha Kuasa di luar jangkauan
sains.[9]
B. 
TEORI-TEORI ASAL-USUL KEHIDUPAN MENURUT ISLAM
Al-quran menyatakan dengan tegas bahwa manusia diciptakan dari
tanah dengan berbagai istilah seperti debu (Surah Ali Imran:59), tanah kering
dan lumpur hitam (Surah Al-hijr : 28), tanah liat (Surah Ashshafat : 11), sari
pati tanah (Surah
Shad :71) dan
sebagainya. Semasa penciptaan Adam,Allah telah berfirman bah
wa
“Jadilah,maka jadilah ia”(Surah Ali Imran : 59). Olehitu, proses kejadian
manusia menurut Al-quran adalah lebih sahih dan relevan kerana mempunyai bukti
yang kukuh. Setalah berpandukan pada (Surah Al-A’la : 1-3), penciptaan atau
kejadian manusia terbahagi kepada tiga (3). Hal ini telah menjadi titik tolak
kepada proses kejadian manusia dan menunjukkan tanda-tanda kemuliaan manusia
.Pertama, Allah telah menciptakan manusia pertama daripada tanah (Adam). Kedua,
penciptaan manusia kedua daripada bahan baku manusia pertama (Hawa). Akhir
sekali, penciptaan manusia daripada bahan baku manusia pertama (Adam) dan
manusia kedua (Hawa). Oleh itu,kita sebagai anak cucu Adam haruslah berasa
bangga kerana kita ini daripada sebaik-baik kejadian dan lebih mulia daripada
makhluk yang lain. Bucailie Maurine Dr. , (1984) Asal-usul kejadian manusia
menurut Al-Quran,Sains dan Bible.Bandung,Indonesia:Penerbitan Mizan.
Dalam Surah Al-Qiyamah (75 : 37-39),penciptaan manusia terbahagi
kepada empat (4) tahap. Allah telah menyatakan bahwa manusia terjadi daripada
percampuan Nutfah. Nutfah ialah air mani. Air mani ini terdiri daripada air
mani lelaki dan perempuan. Allah telah berfirman dalam Al-Quran melalui (surah
Al-Insan:2). Artinya : Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia daripada
setitits air mani yang bercampur yang kami(hendak menguji dengan perintah dan
larangan).Kami jadikan dia melihat dan mendengar.Selepas itu,daripada Nutfah
telah berubah menjadi Alaqah,Mudghah dan Izam dan Lahm.Allah telah berfirman
dalam (surah Al-Mukminun :14) yang bermaksud kemudian kami mengubah nutfah
menjadi alaqah(seketul darah),lalu kami menciptakan seketul darah beku itu
menjadi seketul daging(menjadi anggota badan)dan seketul daging itu kami
jadikan tulang-tulang itu dan kami bungkus dengan daging(terbentuk segala
system saraf).
Tafsir Al-Quran.
Sejak abad 14 yang lalu,Al-Qur’an telah menegaskan bahwa manusia
bukanlah keturunan kera.Manusiapertama (Adam) diciptakan oleh Allah dari tanah.
Manusia terdiri atas materi dan roh,diciptakan dari tanah kemudian menjadi
lumpur hitam yang diberi petunjuk menjadi tanah kering seperti tembikar dan
disempurnakan bentuknya. Allah meniupkan roh (ciptaan-Nya),maka terjadilah
Adam. Firman Allah SWT yang artinya :
 “ Dan (ingatlah),ketika
Tuhanmu berfirman kepada malaikat,Sesungguhnya Aku menciptakan seorang manusia
dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.
Maka apabila aku telah menyenyempurnakan kejadiannya,dan telh Ku-tiupkan
kedalamnya roh (ciptaan)Ku,maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud”
                Dengan penciptaan seperti itu,manusia dibedakan dari seluruh
makhluk lainnya. Manusia memiliki kesamaan dengan hewan dalam sebagian besar
karakteristik,dorongan emosi untuk mempertahankan diri,serta kemampuan untuk
memahami dan belajar. Namun,ia berbeda dengan hewan dari karakteristik rohnya
yang membuatnya cenderung mencari Allah dan menyembahnya.
 “dan Allah menumbuhkan kamu
sebagai suatu tumbuhan dari tanah, dan kemudian 
Dia akan mengembalikan kamu kepada nya,Dia akan mengeluarkan kamu lagi
sebagai suatu  kelahiran baru”.(Q.S NUH:
17-18)
Di dalam ayat di atas, disebutkan bahwa manusia berasal dari
tanah,dan akan dikembalikan lagi di tanah.manusia tersusun dari 2 unsur,yakni
tubuh kasar dan roh halus.Dengan tubuhya,manusia dapat bergerak dan merasakan
segala  sesuatu .Menurut  Dr.M.Utsman Najati,kata roh dalam
Al-qur’an mempunyai berbagai arti.Arti roh yang terdapat dalam ayat Al-Qur’an
yang menguraikan penciptaan Adam a.s, adalah roh ciptaan Allah yang membuat
manusia siap untuk mempunyai sifat yang luhur dan mengikuti kebenaran.Ia adalah
unsur tinggi yang di dalam nya terkandung kesiapan untuk merealisasikan hal-hal
yang paling luhur dan sifat-sifat yang paling suci, hal ini membuat manusia
siap untuk merencanakan garis-garis yang harus diikutinya dan menyempurnakan
kemanusiaan nya dengan bersumber pada nilai dan pengetahuan yang membuatnya
menjadi manusia  yang hakiki.Dengan
demikian, terjawablah pertanyaan tentang bagaimana manusia berkembang  sehingga memiliki daya dan keagungan rohani
yang membedakan nya dengan makhluk lain.
Aspek-aspek manusia
Manusia terdiri atas 2 aspek: tubuh dan jiwa.Tubuh yang tidak
disertai jiwa bukanlah tubuh manusia, tetapi mayat.Adapun jiwa tanpa tubuh
(juga bukan manusia,melainkan malaikat,setan,atau jin).
Tubuh atau jasmani bersifat materi,dapat dilihat,diraba,dan dirasakan
sehingga wujudnya nyata atau konkrit.Namun,tubuh di nilai lebih rendah daripada
jiwa justru karena sifat materinya itu,karena bila seseorang  telah mati,tubuhnya membusuk,hancur,dan
akhirnya lenyap (tidak abadi)  sedangkan,
jiwa atau rohani sifatnya abadi.Begitu jiwa meninggalkantubuh, ia akan kembali
keasalnya, yaitu Allah SWT.yang tidak pernah mengalami kehancuran.
Secara umum,tubuh
manusia dibagi atas 3 bagian : kepala,badan, dan anggota badan.Pada kepala
terdapat  telinga,mata, hidung, mulut,
serta otak yang dapat digunakan oleh manusia untuk berfikir. Badan manusia yang
berongg didalam nya terdapat jantung, paru paru, hati, limpa, isi perut,
ginjal, yang merupakan semacam pabrik tempat mengolah kebutuhan tubuh. Adapun
anggota badan terdiri atas tangan untuk memegang sesuatu yang diperlukan dan
kaki yang berfungsi untuk membawa badan maupun kepala.
            Kemajuan
ilmupengetahuan dan teknologi memungkinkan manusia mengatahui brbagai hal
mengenai tubuhnya, seperti sistem saraf, sel darah merah dan sel darah putih,
serta sel sel lain yang jumlahnya jutaan. Namun, kemajuan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi tidak secara otomatis berhasil membuka tabir jiwa manusia.
            Jiwa yang tidak
tampak oleh mata karena sifatnya yang abstrak, telah lama diketahui juga oleh
manusia. Peristiwa orang mimpi yang tubuhnya tergeletak ditempat tidur, tetapi
perasaannya kemana-mana menunjukan bahwa jiwanya lah yang berpergian.
            Demikian juga
dengan manusia yang mati karena kehilangan jiwa. Ia tidak dapat berjalan, bercakap
cakap, makan minum dan sebagainya. Hal hal yang menyangkut kejiwaan inilah yang
banyak dibicarakan pada bagian ini.[10]



BAB
III
                                                             PENUTUP
Kesimpulan
              Menurut ilmu pengetahuan modern banyak teori-teori tentang
kehidupan baik diperoleh dari pemikiran maupun percobaan. Intinya teori-teori
ini berusaha mencari asal usul kehidupan. Menurut pandangan islam banyak
disebutkan didalam Al-Qur’anul karim yang menyebutkan bahwa manusia diciptakan
dari tanah kemudian selanjutnya manusia diciptakan dari nuthfah karena itulah
kita harus meyakini bahwa kehidupan didunia ini dicitakan oleh Allah SWT. Yang
maha pencipta dan maha berkuasa.


[1] Rikky Firmansyah, Agus
Mawardi, M. Umar Riandi,Mudah dan Aktif
Belajar Biologi,
(Jakarta, PT. Penerbit Setia Purna Inves), h.140
[2] Faidah Rachmawati, Nurul
Urifah, Ari Wijayati, Biologi, (Jakarta,
Penerbit Ricardo Publishing and Printing, 2009), h.107
[3]Faidah Rachmawati, Nurul
Urifah, Ari Wijayati, Biologi, (Jakarta,
Penerbit Ricardo Publishing and Printing, 2009), h.108
[4] Rikky Firmansyah, Agus
Mawardi, M. Umar Riandi, Mudah dan Aktif
Belajar Biologi,
(Jakarta, PT. Penerbit Setia Purna Inves), h. 141
[5] Faidah Rachmawati, Nurul
Urifah, Ari Wijayati, Biologi, (Jakarta,
Penerbit Ricardo Publishing and Printing, 2009), h. 109
[6]Faidah Rachmawati, Nurul
Urifah, Ari Wijayati, Biologi, (Jakarta,
Penerbit Ricardo Publishing and Printing, 2009), h. 109
[7] Rikky Firmansyah, Agus
Mawardi, M. Umar Riandi, Mudah dan Aktif
Belajar Biologi,
(Jakarta, PT. Penerbit Setia Purna Inves), h.142
[8]Faidah Rachmawati, Nurul
Urifah, Ari Wijayati, Biologi, (Jakarta,
Penerbit Ricardo Publishing and Printing, 2009), h. 112
[10] Mawardi, Nur Hidayati, Ilmu
Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar,
(Bandung, CV. Pustaka
Setia, 2002

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *