Alumni Juga Dorong PMII Kembali ke NU
Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia cabang DI Yogyakarta mengajak berdiskusi puluhan kader PMII Jogja di Jakarta pada Rabu-Jumat (3-5/8). Ajang urun rembug yang mengusung tema “Kita Adalah Negara” ini bertujuan untuk merekonstruksi materi kaderisasi yang dianggap sudah tidak relevan lagi dalam konteks berbangsa dan bernegara saat ini.
Beberapa alumni yang ikut meramaikan acara dan terlibat langsung dalam perumusan itu antara lain, Ketua PBNU Slamet Effendy Yusuf, Wakil Sekjen PBNU H Abdul Munim DZ, Ketua Lesbumi Sastro Al Ngatawi, Ketum Garda Bangsa Eman Hermawan mantan, Anggota DPR RI Fraksi PPP Zaini Rahman, Direktur Sajadah Habib Soleh, dan Ketua LKK NU Sulthonul Huda.
Selain membahas soal pentingnya pembaruan format kaderisasi, forum juga menyinggung tentang perlunya PMII untuk kembali ke NU secara organisasi. Slamet menjelaskan, PMII tidak mungkin terlepas dari NU. Sejak PMII berdiri, secara kultural saja mereka sangat dekat.
Mantan Ketum Gerakan Pemuda Ansor tersebut menceritakan, para pendiri PMII sejatinya adalah anak-anak muda NU. Gagasan-gagasan yang diusung pun pada waktu itu tidak jauh berbeda dengan NU. Menurutnya, para pendiri PMII seperti Mahbub Junaidi pun menyadari bahwa PMII itu memang seperti NU yang berpaham Ahlussunah wal Jama’ah.
“Bedanya dulu NU adalah sebuah partai, sementara PMII bukan partai. Makanya para pendiri pada waktu itu ingin lepas dari NU. Ingat ya, dulu Partai NU, bukan NU seperti sekarang ini yang sudah kembali ke khittah. Jadi sebaiknya sekarang, akan lebih elok jika PMII kembali ke NU,” kata Slamet saat menjawab pertanyaan salah satu kader Jogja. Seperti diketahui, sebelumnya, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj berharap PMII bersedia secara formal menjadi badan otonom NU.
Slamet dalam kesempatan tersebut juga berpesan kepada adik-adiknya di PMII untuk tidak berpikir terlalu sempit menghadapi globalisasi dan kemajuan zaman. PMII harus bisa berbenah di seluruh lini.
“Sekarang zaman modern, manfaatkanlah teknologi sebaik mungkin. Dulu saya nyari buku bacaan susah, sekarang tinggal tidur buka HP kita sudah bisa baca apapun sesuai yang kita inginkan,” pesan Slamet. (Agus Baha’udin Anwar/Mahbib)