Kamis, November 21, 2024
KuliahPengantar Studi Islam

Al Quran (Makalah)

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan
sumber hukum dalam Islam. Kata sumber dalam artian ini hanya dapat digunakan
untuk Al-Qur’an maupun sunnah, karena memang keduanya merupakan wadah yang
dapat ditimba hukum syara’, tetapi tidak mungkin kata ini digunakan untuk ijma’
dan qiyas karena memang keduanya merupakan wadah yang dapat ditimba norma
hukum. Ijma’ dan qiyas juga termasuk cara dalam menemukan hukum. Sedangkan
dalil adalah bukti yang melengkapi atau memberi petunjuk dalam Al-Qur’an untuk
menemukan hukum Allah, yaitu larangan atau perintah Allah.
Apabila terdapat suatu
kejadian, maka pertama kali yang harus dicari sumber hukum dalam Al-Qur’an
seperti macam-macam hukum di bawah ini yang terkandung dalam Al-Qur’an, yaitu:
1.      Hukum-hukum akidah
(keimanan) yang bersangkut paut dengan hal-hal yang harus dipercaya oleh setiap
mukallaf mengenai malaikatNya, kitabNya, para rasulNya, dan hari kemudian
(Doktrin Aqoid).
2.      Hukum-hukum Allah yang
bersangkut paut dengan hal-hal yang harus dijadikan perhiasan oleh setiap
mukallaf berupa hal-hal keutamaan dan menghindarkan diri dari hal kehinaan
(Doktrin Akhlak).
3.      Hukum-hukum amaliah
yang bersangkut paut dengan tindakan setiap mukallaf, meliputi masalahucapan
perbuatan akad (Contract) dan pembelanjaan pengelolaan harta benda, ibadah,
muamalah dan lain-lain.
Untuk mengetahui lebih
jauh kami mencoba membahasnya dengan sebuah makalah yang berjudul “AL-QUR’AN
SEBAGAI SUMBER HUKUM AJARAN ISLAM”.
B. Rumusan Masalah
A.     
Apakah pengetian Al
Quran ?
B.      
Apakah kodifikasi Al
Quran ?
C.      
Apa saja nama-nama dan
kandungan Al Quran !
D.     
Apa saja fungsi  Al
Quran !
C. Tujuan
Tentunya kami sebagai penulis
makalah ini mempunyai tujuan terkait dengan rumusan masalah, yang dengan tujuan
tersebut kita dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, tujuannya
adalah:
1.        Supaya penulis dan pembaca dapat
mengetahui tentang Al-Qur’an.
2.        Supaya penulis dan pembaca bisa
mengetahui terhadap argumin tentang Al-Qur’an sebagai sumber yang Utama.
BAB III
PEMBAHASAN
A.     
Pengertian Al Quran
Menurut
Manna Khalil Al-Qaththan, Al-Qur’an secara etimologis, berasal dari kata “qara’a,
yaqra-u, qira-atan,
atau qur-anan” yang berarti mengumpulkan (al-jam’u)
dan menghimpun (adh-dhommu) huruf serta kata – kata dari satu bagian ke
bagian lain secara teratur. Dikatakan Al-Qur’an karena ia berisikan intisari
semua kitabullah dan intisari dari ilmu pengetahuan.[1]
Menurut  bahasa,
kata Al Quran berasal dari kata qaraa yang berarti bacaaan, kumpulan atau
himpunan.
Sedangkan menurut
istilah, definisi Al Quran memiliki beberapa pengertian diantaranya adalah:
Ø Safi’ Hasan Abu Thalib menyebutkan
bahwa
            Al Quran adalah wahyu yang diturunkan dalam
lafal Bahasa Arab dan maknanya dari Allah SWT, melalui wahyu yang disampaikan
kepada Nabi Muhammad SAW, Ia merupakan dasar dari sumber utama bagi syariat.
 
Ø Zakaria al Birri yang di maksud Al
Quran adalah:
                 Al Quran adalah kalam Allah SWT, yang diturunkan kepada
Rasul-Nya Muhammad SAW dengan lafal Bahasa Arab dinukilkan secara mutawatir dan
ditulis pada lembaran-lembaran mushaf.
Ø Dawud Al Attar menyatakan bahwa:
Al Quran adalah wahyu
Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad secara lafadz (lisan), makna
serta gaya bahasa (uslub)-Nya yang termaktub dalam mushaf yang dinukil secara
mutawattir. [2]
Ø Manna’ al Qaththan menyatakan bahwa:
Al Quran adalah firman
Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dan dinilai ibadah bagi
yang membacanya.
Ø Saifuddin Al Amidi berpendapat bahwa:
Al Quran adalah kalam
Allah SWT, mengandung mukjizat, dan diturunkan kepada Rasulullah SAW, dalam
Bahasa Arab yang dinukilkan kepada generasi sesudahnya secara mutawattir,
membacanya merupakan ibadah, terdapat dalam mushaf, dimulai dari surat Al Fatihah
ditutup dengan surat An Nas.
Ø Abdul Wahhab  Khalaf menyatakan
bahwa:
Al Quran adalah firman
Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, Muhammad bin Abdullah, melalui
Jibril dengan menggunakan lafadz Bahasa Arab dan maknanya yang benar, agar ia
menjadi hujjah bagi rasul, bahwa ia benar-benar Rasulullah, menjadi imam bagi
manusia, member petunjuk kepada mereka dan menjadi sarana untuk melakukan
pendekatan diri dan ibadah kepada Allah dengan membacanya. Ia terhimpun dalam
mushaf, dimulai dari surat Al Fatihah dan diakhiri dengan surat An Nas,
disampaikan kepada kita secara mutawattir dari generasi ke generasi, baik
secara lisan maupun tulisan serta terjaga dari perubahan dan pergantian. [3]
Dari
beberapa pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa, Al Quran adalah kalam
Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril
dalam Bahasa Arab, merupakan mukjizat Rasulullah, diajarkan secara mutawattir
dari genersi ke generasi, dimulai dari surat Al Fatihah dan diakhiri dengan
surat An Nas, membacanya merupakan ibadah serta terjaga dari perubahan dan
pergantian
.
B.       Kodifikasi Al Quran
Al
Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW tidak sekaligus melainkan Al Quran
turun secara berangsur-angsur dalam jangka waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari.
Urutan Al Quran pada saat turun dari langit bumi tidak sebagai mana susunan
yang ada sekarang, tetapi turun terpisah-pisah. Ada ayat yang turun karena
suatu sebab (Asbab An nuzul) namun ada juga ayat yang turun tanpa suatu sebab
apapun.
Setiap
kaili turun ayat baru, Rasulullah SAW langsung memerintahkan kepada para
sahabat untuk menghafalkannya, kemudian mencatatnya diatas lembaran yang
tersedia pada saat itu seperti : batu, kulit binatang, dedaunan, pelepah kurma,
dll. Seteleh mencatatnya mereka menyusun Al Quran sesuai dengan petunjuk Rasul
kemudian menyimpannya di kediaman beliau.
Beliau
mempunyai beberapa sahabat yang diutus oleh Rasulullah SAW untuk mencatat dan
menjaga seluruh wahyu yang turun, Rasulullah juga selalu mengadakan penyesuaian
bacaan dengan malaikat Jibril serta mengontrol bacaan para sahabatnya.
Kodifikasi
Al Quran, pada dasarnya telah dilakukan pada saat Rasulullah masih hidup hanya
saja, pengumpulan Al Quran dalam bentuk susunan ayat dan surat dengan sempurna
belum dilakukan. Hingga pada saat pemerintahan Khalifah Abu Bakar banyak Hafidz
(para sahabat yang menghafal Al Quran) yang gugur dalam peperangan melawan
orang-orang murtad, sehingga Abu Bakar mulai melakukan usaha pengumpulan Al
Quran, Khalifah Abu Bakar membentuk panitia penyusunan mushaf Al Quran Abi
Thalib, Zaid bin Tsabit, Umayah bin Ka’ab dan Usman bin Affan.
Sedangkan
pembukuan Al Quran selesai pada masa pemerintahan Usman bin Affan, seteleh Al
Quran selesai dibukukan oleh Khalifah Usman bin Affan beliau menggandakan
mushaf Al Quran yang aslinya disimpan dirumahnya, dan yang lainnya disebar
diberbagi daerah sebagai rujukan dan dasar pemerintahan di daerah-daerah yang
menjadi kekuasaan islam. Sejak saat itu mushaf Al Quran yang disebarkan tersebut
menjadi standar penulisan mushaf-mushaf Al Quran, selanjutnya tersebar di dunia
Islam. Sampai sekarang Al Quran tersebar di seluruh dunia tetap sama tidak ada
perbedaan didalamnya, terjaga keaslian dan keshahihannya.[4]
C.      Nama – nama dan
Kandungan Al Quran
1.        
Nama-nama  Al Quran
a)       
Al Kitab
Al Kitab berarti sesuatu
yang ditulis. Dalam nama ini terkandun isyarat perintah kepada Nabi Muhammad
SAW agar menuliskan wahyu Allah SWT, dan mengandung kepastian bahwa Al Quran
akan menjadi mushaf abadi yang harus ditulis dan dibaca. Nama ini terdapat dalam
Qs. Al Kahfi ayat 1:
                                                      
“Segala
puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hambaNya Al Kitab (Al Quran) dan
dia tidak mengadakan kebengkokan didalamnya.”
b)       
Al Furqan
Al Furqan atrinya pembeda
atau pemisah. Sebagi pedoman bagi umat Islam, Al Quran menyajikan norma dan
etika secara jelas, tegas dan tuntas, sehingga terpisahkan antara haq dan
bathil, halal dan haram serta baik dan buruk. Nama ini terdapat dalam QS. Al
Furqan: 1

Maha Suci Allah SWT yang telah menurunkan Al Furqan (Al Quran) kepada hambaNya
agar dia menjadi pemberi peringatan”.
c)       
Adz Dzikri
Adz Dzikri artinya
peringatan. Nama ini menunjukan fungsi Al Quran sebagai motivator amal, yaitu
agar manusia beramal baik dan konsisten dengan kebajikannya, sebab seluruh amal
akan diminta pertanggungjawabannya kelak di hari pembalasannya.
Nama ini terdapat dalam QS.
Al Hijr : 9.

Sesungguhnya kami lah yang menurunkan peringatan yaitu Al Quran, dan
sesengguhnya Kami pula yang memeliharanya.”
d)       
Al Huda
Al Huda artinya petunjuk.
Nama ini menunjukkan fungsi Al Quran sebagai petunjuk bagi umat Islam dalam
kehidupan di dunia agar mencapai kehidupan di akhirat serta mendapatkan ridha
dari Allah SWT. Nama ini terdapat dalam QS. At Taubah : 33

Dialah yang telah mengutus RasulNya dan membawa petunjuk yaitu Al Quran dan
agama yang benar.”
e)       
Al Kalam
Al Kalam artinya ucapan
atau pembicaraan. Nama ini menunjukkan bahwa Al Quran seluruhnya ucapan Allah
SWT. Dalam kaitan terdapat jaminan bahwa Al Quran itu suci dan lurussebab
datang dari yang Mahasuci dan Mahabenar. Nama terdapat dalam QS. At Taubah : 6.

Dan jika seseorang diantara orang-orang Musyrik meminta perlindungan kepadamu,
maka lindungilah ia supaya sempat mendengar kalam Allah (Al Quran).”
f)        
Al Nur
An Nur artinya cahaya. Nama
ini menunjukkan fungsi Al Quran sebagai penerang atau pemberi cahaya dalam
kegelapan. Hati manusia terkadang terdapat dalam kegelapan, disebabkan oleh
perbuatan manusia yang menuju kedzaliman. Karena keagungan Al Quran hati manusia
dapat bersinar kembali, sehingga kegelapan akan menjadi sirna. Nama terdapat
dalam QS. An Nisa: 174.

Hai manusia sesunggguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu,
dan telah kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Quran).”
g)       
Asy Syifa
As Syifa artinya obat atau
penawar. Nama ini menujukkan bahwa Al Quran memiliki fungsi sebagi obat,
panawar atau penyembuhan atas segala penyakit hati, seperti hasud, riya,
takabbur, suudzon, iri dengki, bohong, dll. Al Quran berfungsi sebagai alat
penenang kegelisahan, kekecewaan, dan keresahan hati. Nama ini terdapat QS. Al
Isra: 2.

Dan Kami turunkan dari Al Quran sesuatu yang menjadi obat penawar dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kebaikan
orang-orang dzalim selain kerugian.”[5]
2.        
Kandungan Al Quran
Isi kandungan Al Quran.
iantaranya adalah:
Menurut Drs. Ali Anwar
Yusuf, M. Si. dalam bukunya, secara garis besar Al Quran mengandung pokok-pokok
ajaran sebagai berikut:
a.       
Prinsip-prinsip keimanan,
yaitu doktrin kepercayaan untuk meluruskan dan menyempurnakan keyakinan dan
kepercayaan, seperti keimanan terhadap Allah SWT, Malaikat, Kitab-kitab, Rasul,
Hari akhir serta  Qadha dan Qodar.
b.       
Prinsip-prinsip syariah,
yakni hukum-hukum yang mengatur  hubungan antara manusia dengan tuhannya,
manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan makhluk lainnya atau alam
sekitarnya.
c.        
Prinsip-prinsip ibadah,
yakni kegiatan-kegiatan atau perbuatan yang mewujudkan, menghidupkan hati atau
jiwa manusia.
d.       
Prinsip-prinsip akhlak atau etika,
yakni perbuatan-perbuatan manusia yang mengajak untuk berakhlaq mulia dan berbudi
luhur.
e.        
 Janji dan ancaman,
yaitu janji dengan balasan bagi mereka yang taat kepada Allah dan ancaman bagi
mereka yang melanggar perintah Allah. Janji akan memperoleh kebahagiaan dunia
dan akhirat dan ancaman akan mendapatkan kesengsaraan dunia dan akhirat. 
f.        
Sejarah kisah-kisah masa lalu,
yaitu sejarah tentang kisah para Rasul, Nabi, Shahabat, Orang – orang sholih,
masyarakat atau bangsa- bangsa terdahulu.
g.       
Ilmu pengetahuan,
yakni sebagai sarana bidang ilmu pengetahuan dan informasi tentang ilmu
kemanusiaan, kesehatan, tumbuh-tunmbuhan, binatang, ilmu astronomi dan lain
sebagaiannya.[6]
D.      Fungsi Al
Quran
Selain Al Quran memiliki
berbagai kandungan, Al Quran juga memiliki fungsi didalamnya. Antara lain:
1.    Fungsi
yang paling utama dan sangat esensial, adalah sebagai pedoman hidup dan memberi
petunjuk kepada umat manusia kejalan yang baik dan benar.
2.    Al
Quran sebagai penjelas terhadap petunjuk. Maksudnya adalah sebagai penjelas
atas segala sesuatu yang harus dijadikan pedoman bagi manusia.
3.    Sebagai
rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang bertaqwa kepada Allah SWT.
4.    Sebagai
korektor dan penyempurna kitab-kitab yang turun sebelum Al Quran (Zabur, Taurat
dan Injil).
5.    Sebagai
mukjizat terakhir dan terbesar bagi Nabi Muhammad SAW, kemukjizatan tersebut
secara umum meliputi: aspek bahasa, aspek sejarah dan isyarat-isyarat tentang
sains.[7]
                                              
BAB III
PENUTUP
A.     
Kesimpulan
v 
Al Quran adalah kalam
Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril
dalam Bahasa Arab, merupakan mukjizat Rasulullah, diajarkan secara mutawattir
dari genersi ke generasi, dimulai dari surat Al Fatihah dan diakhiri dengan
surat An Nas, membacanya merupakan ibadah serta terjaga dari perubahan dan
pergantian.
v 
Nama-nama
lain dari Al Quran meliputi: Al Kitab, Al Kalam, Al Furqan, Adz Dzikri, Al
Huda, An Nur dan Asy Syifa.
v 
Kandungan
Al Quran meliputi: Prinsip-prinsip keimanan, Prinsip-prinsip syariah
Prinsip-prinsip ibadah, Prinsip-prinsip akhlak atau etika, Janji dan ancaman
Sejarah kisah-kisah masa lalu dan Ilmu pengetahuan.
v 
Fungsi
Al Quran meliputi: sebagai pedoman hidup dan pemberi petunjuk kepada umat
manusia, sebagai penjelas terhadap petunjuk tersebut, sebagai rahmat dan kabar
gembira bagi orang orang yang bertaqwa, sebagai penyempurna terhadap kitab-kitab
yabg telah turun sebelumnya serta sebagai mukjizat terakhir dan terbesar bagi
Nabi Muhammad SAW.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *