Minggu, 22 Des 2024
Home
Search
Menu
Share
More
jazulirahman pada Kuliah
19 Mei 2015 13:24 - 18 menit reading

Karakteristik Matahari Sebagai Pusat Tata Surya

BAB
I
PENDAHULUAN
1.     
Latar
Belakang
Berdasarkan
hasil pengamatan para astronom dengan menggunakan teropong binokular atau
teleskop yang mutakhir bahwa di alam semesta ini terdapat bintang-bintang
beredar mengikuti suatu pusat berupa kabut gas pijar yang sangat besar,
dikelilingi oleh kelompok-kelompok bintang yang sangat dekat satu dengan lain
(Cluster) dan juga dikelilingi oleh gumpalan-gumpalan kabut gas pijar yang
lebih kecil dari pusatnya (nebula) dan tebaran ribuan bintang. Keseluruhan itu
termasuk matahari selanjutnya disebut Galaksi, menurut para ahli ternyata
galaksi itu jumlahnya banyak, dan galaksi dimana bumi kita berinduk diberi nama
galaksi Milky way atau Bhima Sakti, dan galaksi tetangga bhima sakti yang
berhasil dapat dilihat oleh para astronom adalah galaksi andromeda.
Galaksi
merupakan kumpulan bintang-bintang yang jumlahnya tidak kurang 100 Milyar
termasuk diantaranya matahari.
Dan makalah ini akan membahas tentang karakteristik
Matahari, planet-planet dan benda-benda langit lainnya dalam tata surya ini.
2.   
Rumusan
Masalah
1.       
Bagaimana karakteristik Matahari?
2.       
Bagaimana karakteristik Planet-planet dalam tata surya?
3.       
Apa saja benda-benda langit lainnya yang ada dalam tata
surya?
3.   
Tujuan
Penulisan
1.       
Untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang karakteristik
matahari, planet-planet, dan benda-benda langit lainnya yang ada dalam tata
surya.
2.       
Memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar
3.       
Sebagai bahan kajian dan masukan baru untuk melaksanakan
penelitian serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam mempelajari
tentang tata surya.
.
BAB
II
PEMBAHASAN
                                                      
A.      Karakteristik Matahari Sebagai Pusat Tata Surya
Matahari merupakan anggota tata surya yang paling besar. Pada tata surya
kita dimana 98% massa tata surya terkumpul pada matahari. Di samping sebagai
pusat peredaran, matahari juga merupakan pusat sumber tenaga di lingkungan tata
surya. Matahari terdiri dari inti dan tiga lapisan kulit, masing-masing
fotosfer, chromosfer, dan corona. Pada pusat matahari, suhunya mencapai jutaan
derajat celcius dan tekanannya ratusan juta atmosfer. Kulit fotosfer suhunya
mencapai ± 6000º C dan memancarkan hamir semua cahaya. [1]
Bentuknya nyaris bulat dan terdiri dari plasma panas bercampur medan
magnet
. Diameternya sekitar 1.392.684 km, kira-kira
109 kali diameter
Bumi, dan massanya (sekitar 2×1030 kilogram,
330.000 kali massa Bumi) mewakili kurang lebih 99,86% massa total Tata
Surya. Secara kimiawi, sekira tiga perempat massa Matahari terdiri dari
hidrogen, sedangkan sisanya didominasi helium. Sisa
massa tersebut (1,69%, setara dengan 5.629 kali massa Bumi) terdiri dari
elemen-elemen berat seperti
oksigen, karbon, neon, besi, dan lain-lain. [2]
Matahari terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang
lalu akibat peluruhan gravitasi suatu wilayah di dalam sebuah
awan
molekul
besar. Sebagian besar materi berkumpul di tengah,
sementara sisanya memimpih menjadi cakram beredar yang kelak
menjadi Tata Surya. Massa pusatnya semakin panas dan padat dan akhirnya memulai fusi
termonuklir
di intinya. Diduga bahwa hampir semua bintang lain
terbentuk dengan proses serupa. Klasifikasi bintang
Matahari, berdasarkan kelas spektrumnya, adalah
bintang deret utama G (G2V) dan sering digolongkan sebagai katai kuning karena radiasi
tampaknya lebih intens dalam porsi
spektrum kuning-merah. Meski warnanya putih, dari permukaan Bumi Matahari tampak
kuning dikarenakan
pembauran cahaya biru di atmosfer.[16] Menurut label kelas spektrum,G2 menandakan suhu permukaannya sekitar 5778 K (5505 °C) dan V menandakan bahwa
Matahari, layaknya bintang-bintang lain, merupakan bintang
deret
utama
, sehingga energinya diciptakan oleh fusi
nuklir
nukleus hidrogen ke dalam helium. Di intinya, Matahari memfusi 620 juta
ton metrik hidrogen setiap detik. [3]
Menurut J.R Meyer, panas matahari berasal dari batu meteor yang berjatuhan
dengan kecepatan tinggi pada permukaan Matahari. Sedangkan menurut teori
kontraksi H.Helmholz, panas itu berasal dari menyusutnya bola gas. Ahli lain,
Dr. Bothe, menyatakan bahwa panas tersebut berasal dari reaksi-reaksi nuklir
yang disebut reaksi “hidrogen helium sintesis” [4]
1.     
Ciri Khas Matahari
1)       
Prominensa
(lidah api matahari)
                      Prominensa adalah salah
satu ciri khas Matahari, berupa bagian Matahari menyerupai lidah api yang
sangat besar dan terang yang mencuat keluar dari bagian permukaan serta
seringkali berbentuk loop (putaran). Prominensa disebut juga sebagai
filamen Matahari karena meskipun julurannya sangat terang bila dilihat di
angkasa yang gelap, namun tidak lebih terang dari keseluruhan Matahari itu
sendiri.
2)       
Bintik Matahari
                      Bintik Mtahari adalah granula-granula cembung
kecil yang ditemukan di bagian fotosfer Matahari dengan jumlah yang tak
terhitung. Bintik Matahari tercipta saat garis medan magnet Matahari menembus
bagian fotosfer. Ukuran bintik Matahari dapat lebih besar daripada Bumi. Bintik
Matahari memiliki daerah yang gelap bernama
umbra, yang
dikelilingi oleh daerah yang lebih terang disebut
penumbra. Warna bintik Matahari terlihat lebih gelap karena suhunya yang jauh
lebih rendah dari fotosfer.
3)       
Angin
Matahari
                      Angin Matahari terbentuk aliran konstan dari
partikel-partikel yang dikeluarkan oleh bagian atas atomosfer Matahari, yang
bergerak ke seluruh tata surya. Partikel-partikel tersebut memiliki energi yang
tinggi, namun proses pergerakannya keluar medan gravitasi Matahari pada
kecepatan yang begitu tinggi belum dimengerti secara sempurna.
          Beberapa bukti adanya angin surya yang dapat dirasakan atau
dilihat dari Bumi adalah badai geomagnetik berenergi tinggi yang merusak
satelit dan sistem listrik,
aurora di Kutub
Utara
atau Kutub
Selatan
, dan partikel menyerupai ekor panjang pada komet
yang selalu menjauhi Matahari akibat hembusan angin surya. Angin Matahari dapat
membahayakan kehidupan di Bumi bila tidak terdapat medan magnet Bumi yang
melindungi dari radiasi. Pada kenyataannya, ukuran dan bentuk medan magnet Bumi
juga ditentukan oleh kekuatan dan kecepatan angin surya yang melintas.
4)       
Badai Matahari
                      Badai Matahari terjadi ketika ada pelepasan seketika
energi magnetik yang terbentuk di atmosfer Matahari. Plasma Matahari yang
meningkat suhunya hingga jutaan Kelvin beserta partikel-partikel lainnya
berakselerasi mendekati kecepatan cahaya. Total energi yang dilepaskan setara
dengan jutaan bom hidrogen berukuran 100 megaton. Jumlah dan kekuatan badai
Matahari bervariasi. Ketika Matahari aktif dan memiliki banyak bintik, badai
Matahari lebih sering terjadi. Badai Matahari seringkali terjadi bersamaan
dengan luapan massa korona. Badai Matahari memberikan risiko radiasi yang
sangat besar terhadap satelit, pesawat ulang alik, astronot, dan terutama
sistem telekomunikasi Bumi. [5]
B.      
Karakteristik Planet-planet Dalam Tata Surya.
1.       
Planet Merkurius
         Merkurius merupakan planet
terkecil dan terdekat dengan matahari. Merkurius tidak mempunyai satelit atau
bulan dan tidak mempunyai hawa. Planet ini mengandung albedo, yaitu pebandingan
antara cahaya yan dipantulkan dengan yang diterima dari matahari sebesar 0,07.
Ini berarti 0,93 atau 93% cahaya yang berasal dari matahari diserap. Garis
tengahnya 4500 km, lebih besar daripada garis tengah bulan yang hanya 3160 km.
Karena letaknya yang begitu dekat dengan Matahari, maka bagian yang menghadap
matahari sangat panas (mencapai 4000º C). Sebaliknya, yang tidak menghadap
matahari menjadi sangat dingin sekali (mencapai -2000ºC) karena tidak ada air
maupun udara. Diperkirakan tidak ada kehidupan sama sekali di Merkurius.
Merkurius mengadakan rotasi dalam waktu 58,6 hari. Ini berarti panjang siangya
28 hari lebih demikian juga malam harinya. Merkurius menelilingi Matahari dalam
waktu 88 hari.[6]
2.       
Planet Venus
               Planet ini lebih kecil dari Bumi, mempunyai albedo 0,8
atau 20% cahaya matahari yang datang diserap. Planet ini tidak mempunyai
satelit. Venus menempati urutan kedua terdekat dengan matahari. Planet ini
terkenal dengan bintang kejora yang bersinar terang pada waktu sore atau pagi
hari. Hal ini disebabkan
oleh adanya atmosfer berupa awan putih yang
menyelubunginya dan berfungsi memantulkan cahaya matahari. Jarak rata-rata
Venus ke matahari sekitar 108 juta km, diselubungi atmosfer yang sangat tebal
terdiri atas gas karbondioksida dan sulfat namun tidak mengandung uap air,
sehingga pada siang hari suhunya dapat mencapai 4770 C, sedangkan pada malam
hari suhunya tetap tinggi karena panas yang diterima tertahan atmosfer.
Besarnya hampir sama dengan bumi,yakni bergaris tengah
12.320 km, sedangkan bumi bergaris tengah 12.640 km. Rotasi ± 247 hari, dan
berevolusi (mengelilingi Matahari) selama 225 hari, artinya 1 tahun Venus adalah
225 hari.
3.       
Planet Bumi
Bumi menempati urutan ketiga terdekat dengan Matahari. Ukuran besarnya
hampir sama dengan Venus dan bergaris tengah 12.640 km. Jarak bumi dengan
Matahari adalah 149 juta km. Jarak ini sering diubah menjadi satuan jarak
Astronomis atau Astronomical Unit
(AU). Jadi 1 AU=140 juta km. Bumi mengadakan rotasi 24 jam, berarti hari di
Bumi=24 jam. Satu hari Venus=247 hari Bumi atau 247 X 24 jam Bumi.
Bumi mempunyai atmosfer dan memepunyai sebuah satelit, yaitu Bulan. Bumi
mengadakan revolusi selama 365 ¼ hari. Sekali memutar keliling Matahari disebut
juga 1 tahun. Bandingkan 1 tahun Merkurius=88 hari. Sedangkan 1 tahun Mars
lamanya 1,9 tahun di Bumi. Massa jenis Bumi rata-rata ±5,52. [7]
4.       
Planet Mars
          Mars merupakan planet
luar (eksterior planet) yang paling dekat ke bumi. Planet ini tampak sangat
jelas dari bumi setiap 2 tahun 2 bulan sekali yaitu pada kedudukan oposisi.
Sebab saat itu jaraknya hanya sekitar 56 juta km dari bumi, sehingga merupakan
satu-satunya planet yang bagian permukaannya dapat diamati dari bumi dengan
mempergunakan teleskop, sedangkan planet lain terlalu sulit diamati karena
diselubungi oleh gas berupa awan tebal selain jaraknya yang terlalu jauh. [8]
         Planet ini berwarna
kemerah-merahan yang diduga banyak mengandung besi oksigen, sehingga kalau
oksigen masih ada, jumlahnya sangat sedikit. Pada permukaan planet ini di
dapatkan warna-warna hijau, biru, sawo matang yang selalu berubah seanjang masa
tahun. Diperkirakan perubahan warna tersebut sebagai perubahan musim dan
memungkinkan adanya lumut dan tumbuhan tingkat rendah yang lain.
Keadaan di Mars paling mirip dengan bumi, sehingga memungkinkan
terdapatnya kehidupan. Karena itu, para astronom lebih banyak menghabiskan
waktu mempelajari Mars daripada planet lain. Planet  diselimuti lapisan atmosfer yang tipis,
dengan suhu udara relatif lebih rendah daripada suhu udara di bumi.
Penyelidikan terakhir menunjukan bahwa Planet Mars
terdapat uap air, meskipun dalam jumlah yang sangat kecil. Namun, para ahli
lebih cenderung berpendapat perubahan warna permukaan planet disebabkan oleh
angin pasir dan bukannyaa organisme. Mars mempunyai dua stelit atau bulan yaitu
phobus dan daimus.
Jarak planet Mars dengan matahari ialah 226,48 juta km. Garis tengah adalah
6272 km dan revolusinya 1,9 tahun; rotasinya 24 jam 37 menit. Berdasarkan data
yang dikirim oleh satelit Mariner IV, di Mars tidak ada oksigen, hampir tidak
ada air, sedangkan kutub es yang diperkirakan mengandung banyak air itu tak
lebih merupakan lapisan salju yang sangat tipis. Oleh karena itu, kutub yang
berwarna putih itu sering lenyap.
Akhir-akhir ini, sedangkan giat-giatnya dilakukan pengamatan terhadap
planet-planet. Salah satu peluncuran pengamat adalah Titan III yang diluncurkan
dengan pesawat olang-alik “Endeaver” padaulan september 1992. Diharapkan
setelah 1 tahun perjalanan dari orbit parkir, dapat membuat laporan tentang
peta Mars, kemudian melanjutkan penjelajahan melakukan pengamatan dan pemetaan
terhadap planet-planet lain ( Asteroida, Yupiter, Saturnuus, Uranus, Neptunus,
dan Pluto). Bila tidak ada aral melintang, laporan itu diharapkan dapat
dimonitor terus dari Bumi.
5.            
Planet Yupiter
         Yupiter merupakan plannet terbesar.
Berdasarkan analisis spektroskopis, planet ini mengandung gas metana dan
amoniak yang banyak serta mengandung gas hidrogen, albedonya 0,44. Yupiter
mempunyai ± 114 satelit ataubulan. Planet Yupiterbergaris tengah 138.560 km,
rotasinya cepat yaitu 10 jam (bandingkan dengan bumi yang berotasi 24 jam).
Yupiter tampak sebagai “bintang” yang terang muncul pada tengah malam. Karena
rotasinya cepat, pada bagian ekuator tampak sedikit mengembangdan membentuk
sabuk. Massa planet ini sangat besar, hampir tiga ratus kali massa bumi dan
gravitasinya 2,6 kali gravitasi bumi. Oleh karena itu, mempunyai daya tarik
yang sangat kuat sehimgga mempunyai 12 satelit (bulan) dan 3 darinya beredar
berlawanan arah dengan 9 lainnya. [9]
6.            
Planet Saturnus
         Saturnus mempunyai massa
jenis yang sangat lebih kecil dari air yaitu 0,75 g/cm3 sehingga
akan terapung di air.
Diameternya sekitar 120.200 km, periode rotasinya
sekitar 10 jam 14 menit, dan revolusinya sekitar 29,5 tahun.
Ternyata, planet ini berupa gas yang terdiri dari metana
dan amoniak dengan suhu rata-rata 103º C.
Planet ini mempunyai tiga
cincin tipis yang arahnya selalu sejajar dengan ekuatornya, yaitu Cincin Luar
(diameter 273.600 km), Cincin Tengah (diameter 152.000 km), dan Cincin Dalam
(diameter 160.000 km). Antara Cincin Dalam dengan permukaan Saturnus dipisahkan
oleh ruang kosong yang berjarak sekitar 11.265 km. Planet Saturnus mempunyai
atmosfer sangat rapat terdiri atas hidrogen, helium, metana, dan amoniak.
Saturnus mempunyai 10 satelit dan di antaranya yang terbesar
disebut Phoebe yang bergerak berlawanan arah dengan 9 satelit lainnya, yang
menunjukkan bahwa phoebe bukan “anak kandungnya”. Planet Saturnus merupakan
planet terbesar kedua setelah Yupiter.
          Kecuali itu, cincin Saturnus itu mengembang
dan merapat pada permukaan planet 15 planet 15 tahun sekali.
7.            
Planet Uranus
Uranus mempunyai diameter
49.000 km hampir empat kali lipat diameter bumi. Periode revolusinya sekitar 84
tahun, sedangkan rotasinya sekitar 10 jam 49 menit. Berbeda dengan planet
lainnya, sumbu rotasi pada planet ini searah dengan arah datangnya sinar
matahari, sehingga kutubnya seringkali menghadap ke arah matahari. [10]
 Atmosfernya dipenuhi hidrogen, helium dan
metana. Di luar batas atmosfer, Planet Uranus terdapat lima satelit alam yang mengelilinginya,
yaitu Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan Oberon.
Berbeda dengan planet yang lain, arah gerak rotasi
Uranus dari Timur ke Barat. Jarak ke Matahari adalah 2860 juta km. Planet ini
diketemukan oleh Herschel dan keluarganya dengan tidak sengaja pada tahun 1781
ketika mereka megamati Saturnus. Besar uranus kurang dari setengah Saturnus,
bergaris tengah 50.560 km. Berdasar pengamatan pesawat VOYAGER pada bulan
Januari 1986, Uranuus memiliki 14 buah satelit. [11]
. Planet ini pun merupakan
planet raksasa yang sebagian besar massanya berupa gas dan bercincin, ketebalan
cincinnya hanya sekitar 1 meter terdiri atas partikel-partikel gas yang sangat
tipis dan redup
8.       
Planet Neptunus
Neptunus merupakan planet
superior dengan diameter 50.200 km, letaknya paling jauh dari matahari
Neptunus mempunyai dua satelit, satu di antaranya disebut Triton. Satelit
Triton beredar berlawanan arah dengan gerak rotasi Neptunus. Jarak ke matahari
4470 juta km, mengelilingi Matahari dalam 165 tahun sekali seputar. Planet diketemukan
pada tahun 1846 ketika para astronomsedang mengamati planet Urans yang agak
menyimpang orbitnya. Berdasarkan hipotesis para astroom, penyimpangan tersebut
pasti ada yang mempengaruhi dan itu ternyata benar.
9.   
Planet Pluto
Pluto merupakan planet terjauh dari Matahari, planet ini baru diketahui
pada tahun 1930. Pluto disebut juga sebagai Transneptunus karena ada duggan
planet ini merupakan bagian satelit Neptunus yang terlepas. Suhu rata-rata pada
planet ini adalah 220º C. Pluto adalah nama Dewa Kegelapan dari bangsa Yunani
dapat sinar Matahari sangat sedikit, karena letak dan jaraknya dengan matahari
± 5811 juta km Pluto  tidak memiliki
satelit.
Pada tahun 2001 para ilmuwan menemukan planet lai yang terletak di antara
pluto dan Neptunus. Planet itu disebut plutoida. [12]
C.           
Benda-benda Lain dalam Tata Surya 
       Pada tata surya, kevuali terdapat
planet-planet yang telah disebutkan di muka, terdapat pula benda-benda lain
berikut ini.
1.       
Planetoida atau Asteroida
Pada tahun 1801, Piazzi, seorang astronom bangsa italia melalui
observasinya dengan teleskop menemukan benda langit yang berdiameter ± 900 km
(bulan berdiameter 3000 km) beredar meneglilingi Matahari. Dalam beberapa tahun
kemudian ternyata ditemukan pula beberapa benda semacam itu. Benda-benda itu
mengorbit meneglilingi Matahari pada jarak antara Mars dan Yupiter. Pada saat
ini, benda semacam itu telah diketahui sebanyak ±2000 buah, berbentuk bulat dan
kecil. Yang langit itu disebut planetoida atau “bukan planet”, untuk membedakannya
dengan planet utama telah diterangkan.
2.      Komet atau Bintang Berekor  
Meskipun komet disebut sebagai bintangberekor, tetapi komet bukan tergolong
bintang alam dalam arti yang sebenarnya. Komet merupakan anggota tata surya,
yang beredar meneglilingi Matahari dan menerima enenrginya dari Matahari.
Komet sebenarnya merupakan kumpulan bungkah-bungkah batu yang diselubungi
kabut ggas. Diameter komet termasuk selubung gasnya kurang lebih 100.000 km,
sedangkan diameter inti yang berupa bungkah-bungkah batu berkisar antara 10
sampai 20 km. Cahaya matahari yang mengenai komet sebagian terjadi eksitasi
pada gas yang menyelubungi komet akibat eksitasi ini akan terjadi resonansi
atau fluorescensi, dan gas yang berpendar memancarkan cahaya.
Disebabkan tekanan dari cahaya Matahari, gas pendar ini akan terdorong
menjauhi Matahari dan terbentuknya ekor komet selalu menjauhi Matahari, maka
jika komet mendekati Matahari, ekornya berada di belakang dan di depan ketika
menjauhi Matahari. Semakin dekat komet dengan Matahari, semakin besar tekanan
cahaya Matahari dan semakin panjang pula ekor komet. Ekor komet biasanya
terdiri dari CO, CH2, dan gas labil labil CH2, NH2, serta
OH. Gas labil ini merupakan hasil disosiasi dari CH4, NH3, H2O.
Dibandingkan planet, komet mempunyai lintasan yang lebih lonjong dan tidak
selalu terletak pada bidng ekliptika. Komet sebenarnya beredar secara periodik.
Komet kohoutek, misalnya, yang mendekati Bumi pada akhir tahun 1973,
diperkirakan akan muncul kembali pada 4000 tahun mendatang. Komet Helley yang
terlihat pada tahun 1910, telah muncul lagi pada tahun 1986 (maret dan april
1986).
3.    Meteor atau bintang beralih
Meteor bukan tergolong bintang karena meteor merupakan anggota tata surya.
Meteor berupa batu-batu kecil yang berdiameter antara 0,2 sampai 0,5 mm dan
massanya tidak lebih dari 1 gram. Meteor ini semacam debu angkasa yang bergerak
dengan kecepatan rat-rata 60 km/detik atau 60x60x60 km per jam.
Jika oleh sesuatu sebab meteor masuk atmosfer Bumi, karena gesekan dengan
atmosfer akan timbul panas dan tampak berpijar. Gerak meteor yang pijar ini
biasanya disebut bintang beralih. Jadi, suatu meteoor akan tampak jika memasuki
atmosfer Bumi. Dan karena suhunya yang tinggi, meteor itu seendiri akan hancur
sebelum sampai ke permukaan Bumi.
4.       
Satelit
Satelit merupakan pengiring planet. Satelit beredar mengelilingi planet,
dan bersama-sama beredar mengelilingi matahari. Peredaran satelit mengelilingi
Planet disebut gerak Revolusi satelit.
Di samping itu, satelit juga melakukan gerak rotasi, yaitu beredar mengelilingi
sumbunya sendiri. Pada umumnya, arah rotasi dan revolusi satelit sama dengan
arah rotasi dan revolusi planetnya, yaitu dari Barat ke Timur, kecuali satelit
dari planet Neptunus. Planet yang diketahui tidak memiliki satelit adalah
Merkurius, Venus, dan mungkin juga Pluto.
Bulan  merupakan satu-satunya satelit
dari Bumi. Kala rotasi Bulan adalah satu bulan, sama dengan kala revolusinya
satu bulan. Berakibat permukaan Bulan yang menghadap ke Bumi selalu tetap.
Atau, kita akan selalu melihat bagian permukaan Bulan yang sama sepanjang waktu.
Jarak antara Bumi dengan Bulan kurang lebih 384.403 km dan merupakan benda
langit yang paling dekat dengan Bumi. Jika dibanding Bumi, Bulan mempunyai
ukuran:
1.                  
Massa
Bulan = 1/10 massa Bumi.
2.                  
Diameter
bulan = ¼ diameter Bumi = 3000 km.
3.                  
Gravitasi
Bulan = 1/6 gravitasi Bumi.  [13]



BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
           
       Matahari
merupakan anggota tata surya yang paling besar. Pada tata surya kita dimana 98%
massa tata surya terkumpul pada matahari. Di samping sebagai pusat peredaran,
matahari juga merupakan pusat sumber tenaga di lingkungan tata surya.
       Planet-planet
yang ada di Tata Surya berjumlah 9 buah, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars,
Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Kesembilan planet tersebut
memiliki karakteristik yang berbeda-beda antara planet satu dan yang lainnya
yang menjadi ciri-ciri khusus planet tersebut.
Pada tata surya, terdapat banyak
benda langit. benda langit itu di antaranya adalah meteor, meteorit, meteorid,
komet, satelit (alam dan buatan), bintang, planet, dan asteroid.



DAFTAR PUSTAKA
Jasin, Maskoeri.2012.ilmu alamiah
dasar.
Jakarta : Rajawali pers.
Mawardi, Nur Hidayat.2000. IAD-ISD-IBD.Bandung: Pustaka Setia.
http://stiemiftahulhuda.wordpress.com
http://id.wikipedia.org/wiki/matahari
http://id.shvoong.com


[1]
Dr. Mastoeri Jasin, ilmu alamiah dasar (Jakarta:Rajawali Pers, 2012) hal:96
[2] Drs. Mawardi-
Ir. Nur hidayat, IAD-ISD-IBD (Bandung: Pustaka Setia, 2000) hal: 5
[3] http://id.wikipedia.org/wiki/matahari,
download:6 oktober 2013
[4] Dr. Maskoeri
Jasin, ilmu alamiah dasar (Jakarta: Rajawali Pers, 2012) hal:96
[5] http://id.wikipedia.org/wiki/matahari,
download: 6 oktober 2013
[6] Dr. Maskoeri
Jasin, ilmu alamiah dasar (Jakarta: Rajawali Pers, 2012) hal: 97
[7] Dr. Maskoeri
Jasin, ilmu alamiah dasar (Jakarta: Rajawali Pers, 2012) hal: 98-99
[9] Dr. Maskoeri
Jasin, ilmu alamiah dasar (Jakarta: Rajawali Pers, 2012) hal: 109
[11] Dr. Maskoeri
Jasin, ilmu alamiah dasar (Jakarta:Rajawali Pers, 2012) hal:110
[12] Dr. Maskoeri
Jasin, ilmu alamiah dasar (Jakarta: Rajawali Pers, 2012) hal:111-112
[13] Dr. Maskoeri
Jasin, ilmu alamiah dasar (Jakarta: Rajawali Pers, 2012) hal: 112-115